26 November 2008

Menengok Jejak Basket

Di Indonesia, Bola Basket tergolong olahraga kalangan menengah ke atas. Namun belakangan sudah menjadi salah satu cabang olahraga paling favorit di kalangan muda dan sudah menyebar hingga ke desa-desa. Hal ini karena di sebagian besar sekolah (SMP dan SMU, bahkan kampus-kampus) cenderung membangun lapangan bola basket, menggantikan lapangan kasti di era 1980-an atau bola volly di era 1990-an.

Meluasnya olahraga ini karena mudah diperagakan dan sedikit bercitra intelek. Dalam aturan mainnya, akan tampak tidak saja mengandalkan pasokan energy yang melimpah, namun juga integensia yang tinggi.

Bagaimana awalnya olahraga ini muncul di permukaan bumi? Menurut sejumlah catatan sejarah, basket diciptakan secara tidak sengaja. Ceritanya, pada tahun 1891, Dr. Luther Gullick, guru olahraga pada Sekolah Guru Pendidikan Jasmani di Young Mens Christian Association (YMCA - sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachussetts, Amerika, gerah melihat anak didiknya mulai malas mengikuti kegiatan senam. Ia kemudian minta guru agama (pastor) Dr. James Naismith, teman sejawatnya di YMCA, untuk membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England.

Naismith kemudian merenung dan tiba-tiba ingat sebuah permainan di masa kecilnya di Ontario, Kanada. Ia ingin permainan yang menarik dan gampang dipelajari. Saat itu permainan sepak bola memang digemari, namun cenderung “kasar” karena pemain berebut memasukkan bola ke gawang dengan tendangan. Ia kemudian mengambil beberapa unsur sepak bola seperti berlari-lari sembari menjinakkan gerakan bola. Agar tidak terjadi tendang-menendang, bola harus dibawa dengan dribble atau dioper kepada orang lain. Dan, sebagai sebuah permainan, dibuatlah sasaran yang sempit dan letaknya lebih tinggi dari para pemain sehingga adu kekuatan menjadi minimal dan yang lebih menonjol justru unsur kecepatan dan ketepatan.


Awalnya banyak yang menolak ide permainan ini. Namun tidak henti ia mendemonstrasikan ke lingkungannya. Kepada Stebbin, Kepala Urusan Rumah Tangga di gymnasium YMCA, Naismith minta dicarikan sebuah kotak dari peti kayu sebagai sasaran. Setelah mencari ke sana kemari, Stebbin tidak menemukan kotak kayu yang dimaksud. Akhirnya, Stebbin mengambil keranjang buahnya sebagai titik sasaran.

Setelah dipasang agak tinggi, Naismith setuju dan langsung memperagakan permainannya. Stebbin pun ikut melempar bola, mencoba memasukkannya ke dalam keranjang. Oleh karena keranjang buahnya berada di atas, setiap kali masuk, Stebbin harus memanjat untuk mengambil kembali bola. Setelah lelah naik turun, akhirnya bagian bawah kerajang buah itu dilobangi agar bola yang masuk langsung jatuh, dan jadilan seperti keranjang seperti saat ini.

Kejadian itu terjadi pada 15 Desember 1891. Sejak itu pula Naismith membari nama permainan yang masih dalam proses penciptaannya itu dengan sebutan basketball, atau bola basket. Setelah itu, seiring perjalanan waktu, Naismith pun terus menyempurnakan konsep, lengkap dengan peraturan-peraturannya. James Naismith menciptakan 13 aturan dasar permainan,yaitu:

  1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
  2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
  3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
  4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
  5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
  6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
  7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
  8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
  9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
  10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk mendiskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
  11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
  12. Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit.
  13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.
Sambil menulis konsep aturan main, ia juga meminta para siswa untuk mempraktikkan dengan menempelkan keranjang pada sebuah dinding. Sebulan kemudian, Naismith berhasil menyempurnakan permainan ini. Maka, pada tanggal 20 Januari 1892, permainan ini secara resmi untuk pertama kalinya digelar dan oleh salah seorang murid YMCA disebut "Basket ball" atau bola basket.

Sejak itu, "Basketball" sangat popular di Amerika dengan pertandingan demi pertandingan digelar di berbagai Negara bagian. Pada Agustus 1936, saat menghadiri Olimpiade Berlin 1936, ia dinobatkan sebagai Presiden Kehormatan Federasi Bola Basket Internasional. Naismith meninggal dunia 28 November 1939, ketika olahraga ciptaannya sudah menjadi favorit dunia internasional.

Permainan yang sederhana namun memerlukan ketangkasan ini merambah Eropa, Asia dan masuk ke tanah air dengan cepat. Di Indonesia, setelah menjadi olahraga masyarakat, pada tahun 1951 kemudian dibentuk organisasinya, yaitu Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia atau Perbasi yang kantor pusatnya berada di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan.

Oleh:
Dahlan Muhammad, Sekjen PB Perbasi

1 comment:

Bola Basket MIPA UGM said...

akhirnya Perbasi mempunyai situs sendiri, silakan cek di http://www.perbasi.or.id

Post a Comment