Showing posts with label Strategy. Show all posts
Showing posts with label Strategy. Show all posts

25 March 2011

Dribble Weave

1) Pemain 1 mendribble bola ke arah pemain 2 dan melakukan screen untuk pemain 2, dengan cara pivot menggunakan kaki bagian dalam (kaki yang paling dekat dengan ring basket) sebagai tumpuan.

Pemain 2 memanfaatkan screen tersebut dan menerima bola hand off dari pemain 1. Agar lebih optimal, pemain 2 harus melakukan V cut terlebih dahulu sebelum hand off (timing sangat penting).





2)  Pemain 2 mendribble bola ke arah pemain 3 dan melakukan screen untuk pemain 3.

Pemain 3 memanfaatkan screen dari pemain 2. Jika screen tersebut berhasil menghalangi defender, maka pemain 2 melakukan reverse pivot dengan kaki bagian dalam sebagai tumpuan dan memberikan bola dengan cara hand off ke pemain 3.







3) Pemain 3 mempunyai kesempatan mencetak angka dengan melakukan drive ke ring basket.

Setelah pemain 2 melakukan pivot, harus segera bergerak cepat ke arah ring basket untuk memberikan opsi passing kepada pemain 3 (mirip gerakan pick and roll) atau untuk melakukan rebound.
4) Jika pemain 3 tidak bisa melakukan drive, maka pemain tersebut dapat mendribble bola ke arah pemain 1.
Pemain 2 bergerak keluar ke area wing.

Dari sini, strategi ini dapat diulang-ulang kembali. Kunci keberhasilan strategi ini adalah SPG (spacing, patience, dan good screen)

19 November 2010

Menyerang Zone Defense

Zone defense biasanya memberikan masalah tersendiri bagi pelatih baru. Dari berbagai pengalaman, formasi zone defense yang sering diterapkan adalah: 2-3, 1-3-1, 3-2, 1-1-3, 2-1-1, dan 1-2-2. Pelajaran utama yang saya dapatkan ketika menghadapi lawan dengan strategi zone defense tersebut adalah: ketika bola berada di area corner, setiap formasi zone defense berubah menjadi 1-2-2! Berdasarkan hal tersebut, kita dapat mengembangkan "Filosofi Serangan Terhadap Zone Defense", yang akan membahas berbagai topik sebagai berikut:
  • Prinsip serangan terhadap zone defense.
  • Strategi offense untuk melawan zone defense.
  • Set play yang bisa diterapkan untuk melawan zone defense.
Prinsip Serangan Terhadap Zone Defense

Prinsip yang diajarkan kepada para pemain bertujuan untuk menjadikan para pemain seagresif mungkin ketika menghadapi zone defense. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

Prinsip Pertama: Manfaatkan serangan fast break.

Prinsip Kedua: Perbanyak perpindahan bola dari salah satu sisi lapangan ke sisi lainnya, dengan begitu akan dapat diketahui pemain lawan mana yang terlalu lambat melakukan penjagaan (lazy man).

Prinsip Ketiga: Gunakan dua jenis penetrasi, dribble dan pass, sehingga akan mempersulit lawan melakukan penjagaan.

Prinsip Keempat: Perhatikan spacing (jarak antar pemain) optimal, 3 sampai 4 meter. Hal ini akan mempermudah pergerakan bola, pergerakan pemain, dan keseimbangan dalam melakukan offense. Spacing yang bagus juga akan membuat lawan bekerja ekstra keras.

Prinsip Kelima: Rebound! Salah satu kelemahan dari zone defense adalah ketidakjelasan penugasan block out. Oleh karena itu, instruksikan kepada pemain, terutama pemain forward dan center, untuk selalu berusaha mendapatkan offensive rebound.

Prinsip Keenam: Screen bisa diterapkan ketika menghadapi lawan yang menerapkan zone defense. Dengan screen yang benar akan terjadi kesempatan melakukan shoot yang lebih terbuka, sehingga dapat meningkatkan persentase masuknya bola.

Prinsip Ketujuh: Eksplorasi area di belakang zone defense (baseline di area short corner). Penempatan pemain di area tersebut sangat sulit diantisipasi oleh lawan, terutama saat melakukan block out atau rebound, ditambah dengan kemungkinan pemain tersebut melakukan flash cut ke high post.

Prinsip Kedelapan: Bermainlah inside out dan bukan outside in! Paksa zone defense untuk mengantisipasi permainan dalam terlebih dahulu.

Prinsip Kesembilan: Sabar. Usahakan untuk menciptakan kesempatan shoot yang terbuka, jangan hanya sekedar melakukan shoot. Shoot yang dilakukan dengan tergesa-gesa sangat menguntungkan zone defense.

Strategi Offense Untuk Melawan Zone Defense

Ada dua jenis zone offense yang dapat diterapkan: gap (celah) dan gap motion. Gap offense adalah offense yang bersifat stasioner di mana setiap pemain menempatkan dirinya pada celah di antara dua pemain bertahan. Hal ini bertujuan untuk memancing dua pemain bertahan berpindah tempat dan menciptakan kesempatan shot melalui penetrasi menggunakan dribble. Pergerakan bola dan gerak tipu merupakan elemen yang sangat penting pada offense jenis ini. Offense kedua yang bisa diterapkan untuk menghadapi zone defense adalah gap motion, yang mirip dengan jenis offense yang pertama. Prinsip utama offense ini adalah spacing yang baik serta penempatan pemain di antara dua pemain bertahan. Pada gap motion, pelatih memberikan kebebasan pada pemainnya untuk bergerak secara acak. Hal ini menyebabkan offense jenis ini lebih sulit untuk diantisipasi karena tidak menerapkan suatu pola serangan tertentu. Para pemain lebih memiliki keleluasaan melakukan cut dan screen (dengan tujuan). Penetrasi menjadi lebih berpengaruh terhadap kesuksesan offense ini. Pemain post sering bermain di posisi baseline area short corner. Posisi di belakang zone defense ini memberikan dua keuntungan:
  • Mendapatkan sudut screen yang lebih baik (karena datang dari sisi yang tidak diketahui oleh lawan).
  • Sering menjadi area yang luput dari penjagaan pemain bertahan.

Set Play yang Bisa Diterapkan Untuk Melawan Zone Defense

Set play bisa menjadi senjata ampuh untuk menembus zone defense karena mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
  • Pelatih dan pemain mengetahui siapa yang akan mengeksekusi shoot.
  • Pelatih dan pemain mengetahui di mana shoot akan dilakukan, sehingga memberikan pemain lainnya untuk bersiap melakukan rebound.
  • Semua pemain telah berada dalam posisi yang seharusnya sebelum strategi dijalankan, sehingga tingkat keberhasilan mencetak poin lebih maksimal.

Berikut ini adalah contoh set play yang bisa diterapkan. Jika dijalankan dengan benar, strategi ini sangat sulit diantisipasi oleh zone defense.

Timing, spacing, dan koordinasi pergerakan sangat penting untuk efektivitas strategi ini. Nama set play ini adalah:
    Z1, ditunjukkan oleh Gambar 1 sampai dengan Gambar 6.

    Gambar 1
    Gambar 2
    Gambar 3
    Gambar 4
    Gambar 5
    Gambar 6

    Z2, ditunjukkan oleh Gambar 7 sampai dengan Gambar 12.

    Gambar 7
    Gambar 8
    Gambar 9
    Gambar 10
    Gambar 11
    Gambar 12

    Z3, ditunjukkan oleh Gambar 13 sampai dengan Gambar 19.

    Gambar 13
    Gambar 14
    Gambar 15
    Gambar 16
    Gambar 17
    Gambar 18
    Gambar 19

    Z4, ditunjukkan oleh Gambar 20 sampai dengan Gambar 24.

    Gambar 20
    Gambar 21
    Gambar 22
    Gambar 23
    Gambar 24

    Z5, ditunjukkan oleh Gambar 25 sampai dengan Gambar 31.

    Gambar 25
    Gambar 26
    Gambar 27
    Gambar 28
    Gambar 29
    Gambar 30
    Gambar 31

    18 September 2010

    Flex Offense

    1) Flex offense merupakan salah satu pola yang bersifat continuity offense. Pola ini menggunakan back screen, down screen, dan flex cut untuk menciptakan kesempatan mencetak angka.

    Flex offense yang digambarkan di artikel ini merupakan bentuk flex offense yang paling dasar. Untuk menjalankan pola ini, para pemain harus memperhatikan jarak antar pemain dan timing saat melakukan pass. Selain itu, mereka juga harus menguasai dengan benar cara melakukan screen dengan benar.

    Gambar pertama menunjukkan set posisi flex offense dan pergerakan dimulai setelah salah satu guard melakukan pass ke guard lainnya (O1 ke O2 atau sebaliknya).

    Ketika terjadi pass antar guard, pemain yang berada di corner jauh dari bola (dalam hal ini O3) melakukan flex cut setelah menerima back screen dari pemain yang ada di short corner (O5). Timing yang tepat untuk melakukan flex cut adalah saat bola meninggalkan tangan O1.
    2) Opsi 1:
    O2 dapat melakukan pass ke O3 untuk mendapatkan kesempatan shooting dari jarak yang dekat. Jika tidak memungkinkan untuk melakukan pass, O3 segera keluar dari area three-second menuju ke short corner.
     
    3) Kemudian O1 melakukan down screen untuk O5.
     
    4) Opsi 2:
    Dengan memanfaatkan down screen, pemain O5 cut ke elbow dan bersiap menerima pass dari O2 dan diteruskan dengan jump shot. Setelah melakukan screen, O1 bergerak keluar menuju corner (setelah melakukan down screen setiap pemain yang bergerak ke corner).
     
    5) Jika pass ke O5 tidak memungkinkan, maka O5 keluar menempati posisi guard untuk menerima pass dari O2.

    Perhatikan, Gambar 5 merupakan kebalikan dari Gambar 1, hal ini menunjukkan bahwa pola ini dapat diulang-ulang dari dua sisi lapangan.

    Ingat, kesabaran adalah kunci utama menjalankan continuity offense.

    Untuk tim dengan pemain muda, strategi ini bisa digunakan dalam latihan sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan melakukan screen dengan benar, pass, dan yang paling penting, pergerakan tanpa bola.

    02 February 2010

    Momen Zone Defense

    Di saat ingin menyiapkan sistem defense pada suatu tim, pelatih harus selalu mempertimbangkan tentang penggunaan satu atau lebih zone defense. Pelatih harus menemukan zone defense yang ingin diajarkan, sesuai dengan kemampuan teknik dan fisik dari para pemain.

    Meskipun sebaiknya zone defense tidak dijadikan strategi defense utama, tetapi zone defense masih dapat digunakan sebagai senjata dalam sebuah pertandingan. Kadang-kadang, dalam sebuah pertandingan, pelatih dapat menggunakan zone defense dalam situasi tertentu, misalnya saat throw in atau setelah melakukan free throw, selain itu zone defense dapat diterapkan ketika man-to-man defense yang diterapkan tidak berjalan efektif.

    Pelatih dapat menggunakan zone defense ketika:
    • Ingin mengubah ritme pertandingan.
    • Ketika perbandingan kemampuan teknik dan fisik yang terlalu mencolok antar pemain kita dan pemain lawan, sehingga sering terjadi mismatch.
    • Ketika tim kita sulit membendung serangan lawan dari low post maupun high post.
    • Ketika tim kita tidak bisa mencegah permainan pick and roll yang diterapkan oleh lawan.
    Jadi memilih momen yang tepat dalam menerapkan zone defense merupakan hal yang sangat penting. Jika dipikir bahwa zone defense yang diterapkan dapat merepotkan lawan, maka sebaiknya zone defense tersebut tidak diubah, meskipun lawan mampu mencetak angka, berikan waktu kepada pemain untuk memahami pergerakan lawan terlebih dahulu sehingga pemain kita dapat melakukan antisipasi secara tepat.

    24 December 2009

    Zone Offense 3-out, 2-in

    1) Offense ini bisa digunakan untuk melawan zone defense 2-3 atau 3-2.

    Formasi awalnya adalah 3-out, 2-in. Point guard mempunyai dua opsi pass, yaitu ke salah satu pemain yang ada di area wing, shooting guard atau small forward.
    2) Ketika bola berada di wing, pemain post yang berada weak side melakukan flash cut (gerakan dari diam kemudian sprint ke suatu area) menuju area elbow di strong side.

    Sedangkan pemain post yang ada di strong side bergerak sedikit keluar ke area short corner, tujuannya adalah untuk membuka pertahanan lawan.
    3) Opsi 1:
    Pemain di wing melakukan pass ke elbow.

    Upayakan setelah menerima pass, pemain yang berada di elbow melakukan reverse pivot sehingga menghadap ke ring basket untuk memperoleh visi yang lebih luas.
    4) Setiap kali bola berada di elbow, maka pemain yang berada short corner dan wing di sisi weak side masuk ke dalam menempati area low post.

    Sebisa mungkin kedua pemain tersebut berada di antara ring basket dan pemain bertahan yang berada di low post.
    5) Dalam situasi ini, pemain elbow mempunyai tiga opsi, yaitu:
  • Shoot.
  • Pass ke salah satu pemain yang berada di low post.
  • Outlet pass ke luar kembali ke pemain yang berada di wing.
  • 6) Jika pemain memilih opsi terakhir, maka pemain yang sebelumnya berada di low post kembali ke posisi semula.
    7) Opsi 2:
    Pemain di wing melakukan pass ke short corner.

    Seperti halnya Opsi 1, upayakan setelah menerima pass, pemain yang berada di short corner melakukan reverse pivot.
    8) Setiap kali bola berada di short corner, pemain yang berada di elbow melakukan flash cut mengarah ke ring basket.
    9) Pemain di short corner mempunyai opsi untuk melakukan pass ke pemain elbow yang telah melakukan flash cut, tentu saja jika memungkinkan, untuk diteruskan dengan gerakan power lay-up.

    Jika mempunyai pemain post yang lebih dominan daripada pemain lawan, maka hal ini bisa sangat menguntungkan.
    10) Jika pemain short corner memutuskan untuk tidak melakukan pass ke pemain elbow yang telah melakukan flash cut, maka pemain elbow tersebut terus berlari menuju area low post di sisi weak side.

    Selanjutnya, pemain wing melakukan flash cut ke area elbow di sisi strong side.
    11) Pemain short corner mempunyai dua opsi, yaitu:
  • Pass ke pemain wing yang melakukan flash cut untuk diteruskan dengan shoot atau power lay-up.
  • Outlet pass ke luar kembali ke pemain yang berada di wing.
  • 12) Jika pemain short corner memutuskan untuk melakukan outlet pass, maka pemain low post di sisi weak side bersiap melakukan screen.
    13) Pemain wing kemudian berlari menggunakan screen untuk kembali ke area wing dan bersiap menerima ball reversal.

    Ball reversal dilakukan dengan cepat dari pemain wing ke point guard.
    14) Kemudian pemain point guard meneruskan bola ke pemain yang telah memperoleh screen.
    15) Dalam kondisi ini (jika screen yang dilakukan berhasil menahan lawan) maka akan tercipta kesempatan untuk melakukan shoot.
    16) Jika pemain lawan berhasil menghindari screen dan berusaha menghalangi pemain wing untuk melakukan shoot, maka pemain low post segera melakukan post up, dan bersiap menerima pass dari pemain wing.
    17) Jika semuanya tidak mungkin dilakukan maka pemain low post segera bergerak ke short corner untuk menghindari pelanggaran three second.
    Sedangkan pemain wing men-dribble bola keluar untuk mempertahankan spacing yang baik.

    Pemain low post yang berada di sisi weak side kemudian melakukan flash cut ke area elbow di sisi strong side.
    18) Posisi ini sama dengan Gambar 3, hanya saja berada pada sisi lapangan yang berbeda. Oleh karena itu, offense ini bisa disebut juga sebagai continuity offense.

    Hal ini berarti rangkain offense ini bisa diulangi, setidaknya sekali lagi. Hanya saja perlu memperhitungkan sisa shot clock.

    Strategi ini sangat menguntungkan jika dalam suatu tim tidak mempunyai shooter jarak jauh, tetapi mempunyai pemain-pemain dengan kemampuan inside scoring yang bagus.

    Pengambilan keputusan oleh kedua pemain post sangat mempengaruhi keberhasilan strategi ini, selain itu timing pass maupun gerakan yang dilakukan juga sangat berperan penting.

    Jika dilakukan terlalu lambat, maka lawan dapat menyusun kembali defense, tetapi jika dilakukan terlalu cepat maka bisa sangat melelahkan para pemain dan hasil yang diinginkan menjadi sulit tercapai.