12 September 2009

1-2-2 Full-Court Zone Press

Artikel ini membahas 1-2-2 zone press yang merupakan jenis zone press defense yang mudah untuk diajarkan, dan juga aman untuk diterapkan dalam suatu pertandingan karena menempatkan beberapa pemain yang selalu menjaga daerah 'belakang' untuk mencegah lay-up lawan. Ada beberapa variasi untuk jenis zone press defense ini. Dalam setiap variasi, X1, X1, dan X3 berkerja sama sebagai kesatuan unit, sedangkan X4 dan X5 bekerja sama sebagai unit 'belakang'. Sebagaimana jenis zone press defense lainnya, usahakan selalu mencegah bola berada di bagian tengah lapangan, paksa lawan memainkan bola di sepanjang sideline.

"80" merupakan press yang diterapkan mulai 3/4 lapangan dengan trap yang dilakukan di wilayah back-court lawan.

"70" merupakan press dengan tingkat tekanan menengah yang dirancang untuk mengendalikan tempo pertandingan.

"76" terlihat seperti "70" dengan tingkat tekanan menengah, tetapi kemudian menerapkan trap yang agresif ketika bola melewati garis half-court, di corner.

"80"

Gambar 1. X1 mempunyai tanggung jawab untuk memberikan tekanan kepada lawan yang sedang menguasai bola dan mencegah setiap penetrasi yang mengarah ke bagian tengah lapangan. Trap bisa langsung diterapkan, atau menunggu sampai bola mulai di-dribble.

X2 dan X3 bertanggung jawab menjaga wilayah tengah lapangan dan sideline, mencegah penetrasi dan melakukan trap bersama pemain X1. Jika bola berada di sideline kanan, X2 dan X1 melakukan trap, sedangkan X3 mencegah setiap pass yang mengarah ke tengah lapangan. X4 bergerak ke garis half-court dekat dengan bola untuk mencegah setiap pass ke pemain lawan yang berada di sideline. X5 bergerak turun ke tengah dan bertugas sebagai pengaman yang mencegah setiap long pass.

Gambar 1 "80"

Gambar 2 Ball Reversal

Gambar 3 Ball Reversal

Ball Reversal

Gambar 2. Jika bola di-pass kembali ke pemain lawan yang melakukan inbound pass, X1 bertugas mencegah pass kembali ke O2. X3 menunggu di tengah sampai X2 bergerak ke tengah dan kemudian X3 bergerak ke sideline. X3 jangan meninggalkan bagian tengah lapangan sampai X2 menggantikan posisinya, jika tidak hal ini akan akan memberikan kesempatan lawan untuk melakukan penetrasi ke bagian tengah lapangan. Unit 'belakang' juga berotasi ke posisi semula.

Gambar 3. Ketika terjadi ball reversal dari satu sideline ke sideline lainnya, X3 bertugas mencegah penetrasi di sideline, X1 secepatnya bergerak untuk melakukan trap dan X2 mencegah setiap pass ke bagian tengah lapangan. X5 bergerak ke garis half-court dekat dengan bola untuk mencegah setiap pass ke pemain lawan yang berada di sideline. X4 bergerak turun ke tengah dan bertugas sebagai pengaman.

Setiap kali terjadi ball reversal, defender harus sedikit bergerak ke belakang untuk memberikan sudut yang baik kepada pemain X1 dalam melakukan trap.

"70"

Variasi relatif lebih aman karena tidak memberikan lawan kesempatan melakukan lay-up dengan mudah, selain itu juga mengurangi terjadinya foul. Tujuannya adalah mengendalikan tempo permainan. Defender lebih ke belakang jika dibandingkan dengan variasi "80" (lihat Gambar 4). Jika dalam tim terdapat pemain point guard yang sangat agresif, biarkan pemain tersebut melakukan full-court press.

Posisi awal X1 adalah sedikit di dalam area three-point, X2 dan X3 berada di antara garis three-point dan half-court. Demikian juga, X4 dan X5 sedikit lebih ke belakang.

Setiap kali menerapkan variasi ini, bisa dilakukan bergantian dengan variasi "76" di bawah ini. Ketika lawan berpikir bahwa defender hanya mengendalikan tempo permainan, trap dapat juga diterapkan.

"76"

Posisi awal variasi ini sama dengan "70" dengan tingkat tekanan menengah. Memperlambat tempo permainan, membuat lawan lengah, kemudian perlahan-lahan mengundang dan mengarahkan lawan melewati garis half-court di sepanjang sideline (lihat Gambar 5). Ketika bola melewati half-court, diterapkan trap yang agresif di corner. Trap dilakukan oleh pemain X1 dengan pemain X2 atau X3 (tergantung keberadaan bola) menggunakan aturan yang sama seperti yang diterapkan pada "80" di mana defender yang berada di sisi yang berlawan dengan bola bertugas mencegah setiap pass ke bagian tengah lapangan. X2 dan X3 harus sedikit berpura-pura dan tidak terlihat seperti akan melakukan trap untuk memancing lawan ke corner.

"Red 76" adalah contoh variasi lainnya. X1 dan X2 (atau X3 tergantung keberadaan bola) akan melakukan trap di corner (Gambar 6). Defender yang berada di sisi yang berlawanan dengan bola bertugas mencegah terjadi ball reversal ke tengah lapangan. Pemain belakang yang berada di sisi yang sama dengan bola, X4, bertugas mencegah setiap pass ke pemain lawan yang berada di sideline, sedangkan pemain belakang lainnya, X5, bertugas mencegah setiap pass yang mengarah ke bagian tengah lapangan. Akan tetapi situasi seperti demikian akan memberikan kesempatan lawan melakukan long pass, oleh karena itu gunakan pilihan ini sebagai taktik kejutan. Jika hal tersebut dilakukan terus menerus, defense ini akan lebih mudah terbaca dan lawan akan berusaha mengalahkannya dengan long pass.

Gambar 4 "70"

Gambar 5 "76"

Gambar 6 "Red 76"

Sekali lagi, selalu usahakan untuk mencegah bola berada di tengah lapangan. Komunikasi antar pemain sangat penting. Terutama antara pemain X2 dan X3, serta antara pemain X4 dan X5. Saat terjadi ball reversal, defender yang berada di bagian tengah lapangan tidak boleh meninggalkan posisi tersebut sampai ada defender lainnya yang menggantikan.

Variasi "76" merupakan yang sangat baik diterapkan karena tidak memberikan terlalu banyak ruang di belakang. Dan kadang-kadang offender akan melakukan pass yang buruk meskipun dijaga dengan "70" dengan tingkat tekanan yang rendah. Hal ini disebabkan karena offender kebingungan membaca jenis defense yang diterapkan.

09 September 2009

Screen dan Screen Play (Bagian I)

Screen, disebut juga dengan pick, merupakan bagian penting dari semua jenis offense, hal ini dikarenakan defender tidak mungkin menjaga semua pilihan-pilihan yang dimiliki oleh offender ketika screen play dilakukan dengan benar. Setiap pelatih harus mengajarkan dan melatih semua pemain tentang bagaimana melakukan screen dan bagaimana menggunakannya sesuai dengan reaksi dari defender. Prinsip screen mudah dipahami, tetapi, belajar mengeksekusi screen play dengan bermacam-macam variasi di lokasi yang berbeda-beda serta melawan defender yang pintar akan memerlukan latihan ekstra.

1. Membaca Defense

Permainan bola basket sangat mengalir, dengan aksi yang sangat cepat, jenis defense yang dilakukan, dan variabel-variabel lain yang selalu berubah. Oleh karena itu, offender harus selalu mengamati situasi dan menerapkan taktik yang sesuai. Salah satu contoh kasusnya adalah ketika menentukan penggunaan screen, berdasarkan kemampuan defender dan posisi di lapangan. Kemampuan membaca defense dan melakukan eksekusi yang sesuai akan meningkatkan kesuksesan mencetak angka.

  • Pemain yang Memperoleh Screen

Pemain yang akan memperoleh screen harus bisa membuat defender-nya terkena screen dan melakukan manuver offensive sesuai dengan response dari defender. Berikut adalah beberapa pilihan penggunaa screen.

Curl, jika defender terus mengikuti, pemain yang memperoleh screen harus bergerak memutar, atau curl, mengitari screener dan melakukan cut mengarah ke ring basket untuk menerima bola. Pastikan untuk melakukan curl sedekat mungkin dengan screener supaya tidak memberikan kesempatan pada defender untuk menghindari screen.

Gambar 1 Jika defender mengikuti, pemain yang memperoleh screen melakukan curl mengitari screener

Curl and Slip, jika pemain yang memperoleh screen melakukan curl dan dan defendernya mengikutinya, serta screener melihat bahwa defendernya meninggalkannya untuk melakukan help, maka screener melakukan slip ke ring basket untuk menerima bola.

Gambar 2 Jika defender screener melakukan help, screener harus melakukan slip ke ring basket

Bump and Pop, jika ketika melakukan curl, pemain yang memperoleh screen melihat defendernya bergerak ke atas, maka screener harus melakukan drop step untuk menghalangi defender tersebut, dan pemain yang memperoleh screen melakukan bump, yaitu gerakan menjauhi screener dengan cara sedikit mendorong pinggul atau punggung screener dengan menggunakan tangannya kemudian melangkah atau hop step menjauh (pop). Dengan begitu, pemain yang memperoleh screen dapat menghindari defendernya.

Gambar 3 Jika defender bergerak ke atas, pemain yang memperoleh screen melakukan bump and pop

Bump and Slip, jika defender sceener bergerak keluar untuk bergantian menjaga pemain yang memperoleh screen, maka screener secepatnya bergerak ke ring basket (slip) untuk untuk menerima bola dari pemain yang memperoleh screen.

Gambar 4 Jika defender screener keluar menjaga pemain yang memperoleh screen, maka screener melakukan slip ke ring basket

  • Screener

Pada semua jenis screen, screener harus memberikan opsi passing pada pemegang bola, bisa dilakukan dengan gerakan roll ke ring basket, atau pop keluar. Oleh karena itu, screener harus mengamati reaksi dari pemain yang memperoleh screen dan kedua defender, kemudian melakukan gerakan yang sesuai. Bagian ini akan dibahas kemudian.


01 September 2009

Plyometric

Plyometric adalah salah satu jenis latihan yang dirancang untuk menghasilkan gerakan yang cepat dan kuat, serta untuk meningkatkan fungsi sistem syaraf, biasanya digunakan untuk meningkatkan performa olahragawan.

Olahraga bola basket mungkin adalah rajanya olahraga yang sering kali memerlukan kekuatan yang bersifat eksplosif. Olahraga lainya, misal sprint 100 meter atau sepak bola, juga membutuhkan kekuatan yang bersifat eksplosif tetapi tidak sesering seperti yang terjadi pada olahraga bola basket, di mana interval waktu antara gerakan eksplosif satu dan berikutnya relatif lebih singkat.

Dalam olahraga bola basket, plyometric merupakan serangkaian latihan yang digunakan untuk meningkatkan tinggi lompatan pemain, selain itu plyometric juga dapat meningkatkan gerak refleks, koordinasi dan keseimbangan tubuh, sehingga pemain dapat melakukan gerakan-gerakan yang bersifat eksplosif dan meningkatkan performa permainannya.

Latihan plyometric melibatkan gerakan-gerakan yang digunakan untuk menguatkan jaringan otot dan melatih sel syaraf melakukan stimulus berupa kontraksi otot dengan pola tertentu sehingga otot-otot dapat menghasilkan kontraksi yang sekuat mungkin dalam waktu yang singkat.

Meskipun sangat bermanfaat latihan plyometric rentan terhadap resiko cedera, oleh karena itu latihan ini hanya boleh dilakukan oleh pemain yang sedang dalam kondisi prima dan di bawah pengawasan profesional. Seorang pemain harus mempunyai tingkat kekuatan fisik, fleksibilitas, dan proprioception yang cukup sebelum memulai latihan plyometric. Fleksibilitas dibutuhkan untuk mencegak terjadinya cedera, sedangkan proprioception merupakan komponen penting dalam keseimbangan, koordinasi, dan ketangkasan tubuh, yang juga dibutuhkan untuk melakukan latihan plyometric dengan aman.

Untuk melakukan latihan plyometric dengan aman, pertimbangkan hal-hal berikut ini:

  • Umur, pemain dengan umur di bawah 13 tahun hanya boleh melakukan latihan ini dengan intensitas yang rendah.
  • Permukaan, dibutuhkan tempat latihan dengan permukaan yang tidak terlalu keras, misalnya rumput.
  • Berat badan, pemain yang mempunyai kelebihan berat badan harus sangat berhati-hati dan hanya boleh melakukan latihan ini dengna intensitas yang rendah.
  • Teknik, merupakan hal yang paling penting, pemain harus diinstruksikan bagaimana cara melakukan gerakan-gerakan dalam latihan ini dengan benar sebelum melakukannya. Selain itu, pemain harus mempunyai waktu istirahat yang cukup dan terbebas dari cedera.

Berikut ini daftar video-video latihan plyometric, pilihlah latihan yang intensitasnya sesuai dengan kondisi para pemain.

Drill #1

Drill #2

Drill #3

Drill #4