29 November 2009

Motion Offense

Motion offense adalah salah satu kategori skema offensive yang digunakan dalam permainan bola basket. Motion offense menggunakan pergerakan pemain, strategi ini sering kali mengeksploitasi kecepatan tim offense atau untuk menetralisir keuntungan postur tubuh yang dimiliki oleh tim defense.

Motion offense berbeda dengan continuity offense karena dalam motion offense tidak mempunyai pola yang berulang-ulang. Akan tetapi, motion offense bersifat bebas mengalir dan tidak ada batasan, dengan mengikuti beberapa aturan. Berikut ini adalah contoh aturan dasar yang biasa digunakan:

  • Pass and screen away: Pemain melakukan pass ke salah satu sisi lapangan kemudian diteruskan dengan melakukan screen kepada pemain yang berada di sisi yang lain. Tujuannya adalah untuk menjaga spacing dan menciptakan kesempatan melakukan shoot atau drive ke dalam.
  • Back screen: Pemain yang berada di low post melakukan screen kepada pemain yang berada di area wing sehingga dapat membuat kesempatan melakukan cut ke dalam.
  • Flare screen: Pemain perimeter yang sedang tidak menguasai bola melakukan screen (biasanya di area sekitar elbow) kepada pemain lainnya yang juga sedang tidak menguasai bola di area three-point.

Asal mula motion offense

Asal mula motion offense sampai saat ini masih diperdebatkan. Meskipun penghargaan sering kali diberikan kepada Hank Iba, mantan pelatih kepala di tim bola basket Oklahoma State Cowboys. Akan tetapi banyak yang percaya bahwa motion offense sudah dikembangkan lebih dulu oleh pelatih-pelatih Harlem Renaissance, sebuah tim basket yang terdiri dari orang Afro-Amerika pada tahun 1920an dan 1930an. Pada kenyataannya, Harlem Renaissance adalah tim basket pertama yang menjuarai World Championship Professional Basketball Tournament yang diadakan pada tahun 1939, dan pada saat itu mereka menggunakan motion offense.

Motion offense versi Hank Iba

Tim yang dipimpin oleh Hank Iba bersifat metodis (dilakukan sesuai dengan metode), pemain menguasai bola dengan pola weave. Penggunaan motion offense bersamaan dengan defense yang agresif biasa dilakukan oleh Hank Iba ketika dia mengantarkan Oklahoma State Cowboys menjadi juara NCAA pada tahun 1945 dan 1946, menjadikannya sebagai tim NCAA pertama yang berhasil menjadi juara secara berturut-turut. Dia juga terpilih sebagai Coach of the Year di tahun 1945 dan 1946. Tim Oklahoma State Cowboys pada saat itu dipimpin oleh Bob Kurland, pemain NCAA pertama yang memiliki tinggi 7 kaki. Selama 36 tahun masa jabatan Hank Iba sebagai pelatih kepala di Oklahoma State Cowboys (1934–1970), strategi motion offense yang dia terapkan juga memberikan 655 kemenagan. Dia juga pernah melatih tim nasional basket Amerika ketika memenangkan medali emas di ajang Olimpiade pada tahun 1964 dan 1968, menjadikannya sebagai pelatih pertama dalam sejarah yang berhasil memenangkan dua medali emas di ajang Olimpiade.


Motion offense versi Bob Knight

Pelatih kepala terkemuka lain yang juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan motion offense adalah Bob Knight. Knight telah menggunakan motion offense dan mencapai berbagai kesuksesan selama 40 tahun karirnya sebagai pelatih kepala di United States Military Academy, Indiana University, dan Texas Tech University, mencatat total 902 kemenangan. Motion offense yang dia terapkan menekankan pada pemain post yang melakukan screen dan pemain perimeter melakukan pass sampai ada pemain yang mempunyai kesempatan terbuka untuk lay-up atau jump shot.

Penggunaan motion offense paling sering ditunjukkan ketika Bob Knight menjabat sebagai pelatih kepala tim basket Indiana Hoosiers (1971-2000). Dia berhasil mencatat 661 kemenangan bersama Indiana Hoosiers, dan berhasil meraih 3 kali juara NCAA. Dia juga pernah 4 kali terpilih sebagai Coach of the Year. Knight juga pernah melatih tim nasional basket Amerika dan meraih medali emas di Olimpiade 1984. Di dalam skuad Olimpiade tersebut terdapat banyak pemain terkenal seperti Chriss Mullin, Patrick Ewing, dan Michael Jordan.

Pada saat ini, motion offense sering digunakan di berbagai tim bola basket sekolah, universitas, dan tim profesional.

24 November 2009

Tahukah Kamu?


  • Pada tahun 1894, Dr. Naismith, penemu olahraga bola basket, bertanya pada A.G. Spalding bersaudara untuk menciptakan bola basket pertama. Sebelumnya, olahraga bola basket dimainkan menggunakan bola sepak bola.
  • Carl Lewis, 10 kali pemegang medali Olimpiade, yang dianggap sebagai atlet terbaik sepanjang masa, pernah di-draft oleh Chicago Bulls pada Draft tahun 1984 sebagai pilihan ke 208. Hanya saja Lewis tidak pernah mengenakan kostum Bulls, jika tidak, mungkin dia akan bermain bersamaan dengan Michael Jordan, pilihan pertama Chicago pada tahun tersebut.
  • Michael Jordan terpilih sebagai pilihan ketiga pada Draft tahun 1984. Houston menggunakan pilihan pertamanya untuk memilih Hakeem Olajuwon dan berhasil memenangkan dua kali kejuaraan NBA. Pilihan kedua dimiliki oleh Portland dan digunakan untuk memilih Sam Bowie, sangat tidak terkenal.
  • Kobe Bryant berada di urutan 14 saat terpilih oleh Hornets dan kemudian ditransfer ke Lakers. Manu Ginobili terpilih pada urutan ke 57, sedangkan Ben Wallace bahkan sama sekali tidak terpilih dalam Draft, tetapi berhasil masuk NBA melalui jalur Free Agent.
  • Pelatih Larry Brown memecahkan sebuah rekor di musim 2005-2006. Bukan jumlah kemenangannya bersama Knicks pada musim tersebut yang hanya 23 kali, tetapi dia menggunakan 42 starting line-up (pemain inti) yang berubah-ubah. Dia selalu melakukan rotasi, dengan kondisi yang seperti ini, maka tidak heran jika para pemainnya tidak menyukai kebijakannya.

18 November 2009

Final Four Libamanas di Jakarta

Final four Liga Bola Basket Mahasiswa Nasional (Libamanas) akhirnya diselenggarakan di Jakarta. PB Perbasi mengubah jadwal dan tempat penyelenggaraan babak empat besar menjadi 23-24 November dan tidak berlangsung di Hall basket Universitas Pelita Harapan, Tangerang.

"Keputusan ini sudah dirundingkan dan disosialisasikan dengan semua tim, termasuk UPH, dan semuanya setuju. Final four kembali ke Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan," ujar Wakil Sekjen PB Perbasi Lutfi Sukri, Senin (16/11).

Sebelumnya, final four kompetisi berhadiah total Rp 400 juta itu akan digelar pada tanggal 21-22 November. Namun, karena Hall Basket Senayan dipakai untuk kegiatan lain pada tanggal tersebut, jadwal final four diundur pada 23-24 November. Perubahan jadwal dan tempat ini, menurut Lutfi, dikarenakan lapangan basket UPH tidak sesuai dengan standar Perbasi. Tribun penontonnya juga terlalu kecil.

Perbasi, kata Lutfi, telah memberikan waktu kepada UPH untuk memperbaiki hall tersebut agar sesuai standar. Namun, hingga waktu yang ditentukan, pihak UPH menyatakan tidak sanggup. ''Terpaksa kami batalkan,'' jelasnya.

Di kelompok putra, tim-tim unggulan seperti Universitas Pelita Harapan, Universitas Surabaya, dan ABFII Perbanas, telah memastikan diri lolos. Satu tim terakhir masih menunggu hasil dari STIE Bhakti Pembangunan yang menyisakan dua pertandingan lagi.

Di kelompok putri, keempat tim yang sudah pasti berlaga di empat besar adalah Perbanas, Ubaya, STIE Indonesia, dan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

STIE Indonesia Peringkat Ketiga

Tim putri STIE Indonesia Jakarta menempati peringkat ketiga setelah menang dari Universitas Negeri 11 Maret Solo (UNS) 72-66 (43-38) dalam lanjutan Liga Basket Mahasiswa Nasional (Libamanas) seri ketiga yang berlangsung di GOR UNY Yogyakarta, Ahad (15/11) malam.

Pertemuan kedua tim berlangsung cukup ketat sejal awal. Ini terjadi karena pemenang dari pertandingan itu akan menempati urutan ketiga. Peringkat ketiga klasemen akhir nantinya akan bertemu dengan juara bertahan ABFI, Perbanas Jakarta, yang berada di posisi pertama pada Final Four.

‘’Kami berusaha bisa memenangkan pertandingan melawan UNS agar bisa menempati peringkat ketiga dan bertemu dengan Universitas Surabaya (Ubaya),’’ ujar pelatih STIE Indonesia, Margono, seusai pertandingan.

STIE Indonesia menempati peringkat ketiga dengan nilai 16 dari tujuh kali menang dan dua kali kalah. Dua kekalahan Jecklin Ibo dan kawan-kawan diperoleh saat bertanding melawan Perbanas dan Ubaya.

Bagi UNS, kekalahan atas STIE Indonesia itu membuat persaingan untuk merebut posisi keempat semakin seru. Karena tiga tim, yakni Universitas Pelita Harapan (UPH) Tangerang, Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, dan UNS memiliki peluang yang sama memperebutkan satu tempat di Final Four.

Ketiga tim sama-sama menyisakan satu pertandingan. UPH dan Unpar sama-sama sudah mengumpulkan 12 angka dari hasil empat kali menang dan empat kalah. Sementara UNS sudah mengumpulkan nilai 13 dari hasil lima kemenangan dan tiga kali kalah.

UNS dan UPH Senin (16/11) ini akan berhadapan. Jika UPH mengungguli UNS dan Unpar menang dari Universitas Atmajaya Yogyakarta, ketiga tim memiliki nilai sama 14. Sehingga untuk menentukan satu tim yang lolos ke Final Four harus dihitung poin memasukkan dan kemasukan dari ketiga tim tersebut

(dari republika.co.id)

15 November 2009

Putri Ubaya Pastikan ke Final Four

Tim putri Universitas Surabaya (Ubaya) memastikan satu tempat di putaran empat besar (Final Four) setelah Kamis (12/11) mengalahkan tim sekota, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, 76-22 (34-10), pada hari kedua Liga Basket Mahasiswa Nasional (Libamanas) di GOR UNY, Yogyakarta.

Dari delapan kali penampilan, tim asuhan Wellyanto Pribadi itu sudah tujuh kali memetik kemenangan dan memperoleh nilai 15. Satu-satunya kekalahan yang dialami anak-anak Ubaya yaitu saat menghadapi ABFI Perbanas Jakarta. Juara bertahan itu dari delapan kali tampil belum sekali pun mengalami kekalahan.

Ubaya masih menyisakan satu pertandingan di seri ketika, yakni menghadapi Universitas Pelita Harapan (UPH) Tangerang, Sabtu (14/11). Apapun hasil pertandingan itu, tidak lagi memengaruhi posisi Ubaya yang sudah pasti ke Final Four.

Namun, asisten pelatih Ubaya, Sapto Wahyu mengatakan, sudah puas bisa lolos ke Final Four. ‘''Itu dulu bagi kami. Kemungkinan kami mencoba di posisi kedua atau ketiga yang berarti kami tidak bertemu posisi pertama, yaitu Perbanas,’’ ujar Sapto seusai pertandingan.

Kendati begitu, sambung Sapto, tim asuhannya akan berusaha memenangkan pertandingan melawan UPH. ''Kami ingin menang dari UPH, karena bisa tetap di peringkat kedua,’'' jelasnya.

Menghadapi Unair Surabaya, Ubaya sangat dominan. Di kuarter pertama, Yunita Sugianto dan kawan-kawan unggul 23-7. Di kuarter kedua, Ubaya menambah 11 poin untuk menjadikan skor 34. Sementara Unair hanya bisa memberikan tiga angka menjadi 10.

Di kuarter ketiga dan keempat, Ubaya bisa memberikan 42 poin sehingga poin total menjadi 76, sedangkan tim asuhan Kartika Siti Aminah hanya menghasilkan 12 poin dan menjadikan total 22 poin.

Tim putri Unair yang merupakan pendatang baru di Libamanas baru memenangkan satu pertandingan dari enam kali penampilannya dan mendapatkan tujuh poin. Satu-satunya kemenangan Unair dihasilkan dari Universitas Atmajaya Yogyakarta di seri kedua di Jakarta.

Gabriele Sophia dari Ubaya mencetak 15 poin pada pertandingan tersebut. Sementara Raisa Aribatul dari Unair menghasilkan tujuh poin bagi timnya.

Pada pertandingan lainnya, STIE Indonesia Jakarta membuka peluang untuk maju ke Final Four, setelah menang dari Universitas Indonesia Esa Unggul (UIEU) Jakarta 56-42 (24-25).

STEI Indonesia sudah memainkan tujuh pertandingan dan mengumpulkan nilai 12 dari lima kemenangan dan dua kali kalah. Dua kekalahan tim asuhan Margono itu diderita dari Perbanas dan Ubaya.

Jecklin Ibo menjadi topskor pada pertandingan tersebut dengan 25 poin. Sedangkan Yosiana Rosemary dari UIEU mendapatkan 12 poin.

Di bagian putra, Ubaya meramaikan persaingan tim yang lolos ke Final Four. Tim asuhan Wellyanto Pribadi itu, sementara mengumpulkan nilai 13 dari enam kemenangan dan satu kekalahan. Ubaya kemarin unggul atas UIEU Jakarta 73-54 (25-22).

(dari republika.co.id)

12 November 2009

Unair Tumbangkan UPH Tangerang

Tim putra Universitas Pelita Harapan (UPH) Tangerang di luar dugaan dikalahkan Universitas Airlangga (Unair) 63-73 (27-33) pada hari pertama Liga Basket Mahasiswa Nasional (Libamanas) seri 3 yang berlangsung di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Yogyakarta, Rabu (11/11).

Pertandingan antara kedua tim berlangsung ketat sejak awal. Sehingga pertandingan harus berakhir dengan perpanjangan waktu, karena skor kedua tim sama 63-63 di akhir kuarter keempat. Namun, pada perpanjangan waktu Unair menghasilkan sepuluh poin sedangkan UPH tidak mampu mencetak angka.

Dengan hasil ini, UPH belum bisa dipastikan ke 'Final Four' yang akan berlangsung 20-21 November mendatang. Padahal, jika menang atas Unair, tim asuhan Stephen Metcafe itu dipastikan ke empat besar. ‘’Kekalahan ini bisa dijadikan pembelajaran bagi anak-anak. Mereka perlu belajar,’’ kata asisten pelatih UPH, Daniel Rahadi, seusai pertandingan.

Menurut Daniel, persaingan di tim putra memang cukup ketat. Karena setiap pertandingan tidak bisa diprediksi siapa tim yang akan menang dan kalah. ‘’Menarik sekali memang. Seperti Unair tidak disangka ternyata menjadi kuda hitam,’’ tambahnya.

Sementara itu, pelatih Unair Edwin Fajerial mengatakan kalau tim asuhannya tampil konsisten sejak awal. ‘’Anak-anak fokus di lapangan. Itu kunci kemenangan kita melawan UPH,’’ ujar Edwin seusai pertandingan.

Menurut Edwin, penampilan Charlie Fanny dan kawan-kawan di Libamanas ini terus meningkat. ‘’Memang di seri satu kami kalah karena kita masih baru pertama di Libamanas ini,’’ ujar Edwin.

Donny Kurniawan dari Unair mencetak 26 poin sedangkan pemain UPH, Jonatan Saragih menghasilkan 16 poin. Tim putra UPH Kamis (12/11) besok akan bertemu Universitas Widyatama, sedangkan Unair istirahat dan baru tampil Jumat (13/11) melawan tuan rumah Universitas Gajah Mada (UGM).

Di bagian putri, juara bertahan ABFI Perbanas Jakarta masih belum terkalahkan. Bagi anak-anak Universitas Indonusa Esa Unggul (UIEU) Jakarta, Wulan Ayuningrum dan kawan-kawan dari Perbanas begitu perkasa. UIEU tidak berkutik dan kalah 37-83 (13-40).

Menurut pelatih Perbanas, Jacky Hatta, lantaran tim asuhannya sudah dipastikan lolos ke Final Four, dia lebih banyak menurunkan pemain-pemain keduanya. ''Buat apa kami ngotot. Toh sudah lolos. Lebih baik saya mencoba pemain-pemain muda,'' ujar Jacky seusai pertandingan.

Jacky tidak menargetkan posisi pertama. Karena dia tidak akan memilih lawan di Final Four nanti. ''Lawan semua sama. Dan, kami sudah tahu semua kekuatan dari peserta Libamanas ini,’'' tambahnya.

Hanum Pasha dari Perbanas mencetak 16 poin pada pertandingan tersebut. Sementara Yosiana Rosemary dari UIEU membuat 14 poin.

(dari republika.co.id)

Pelanggaran Travelling Pemain Post

Berikut ini beberapa contoh pelanggaran traveling yang sering dilakukan oleh pemain post:

Pemain mengangkat kaki pivot-nya sebelum melepaskan bola



Video di atas merupakan contoh pelanggaran traveling. Pemain boleh melangkah dua kali setelah menangkap bola untuk mengakhiri dribble. Pada kasus di atas, pemain offensive melangkah empat kali setelah menangkap bola. Pemain tersebut menangkap bola secara bersamaan ketika melangkahkan kaki kirinya untuk melakukan gerakan spin. Hitungan langkahnya dimulai pada langkah selanjutnya, di mana kaki kanannya melangkah menuju baseline. Kemudian diikuti oleh langkah kedua, ketiga, dan keempat dengan kaki kirinya, kanan dan kemudian kiri lagi.



Sedangkan video di atas merupakan contoh pelanggaran traveling yang terjadi setelah pemain mengakhiri dribble. Setelah menentukan kaki pivot, seorang pemain hanya boleh melakukan pivot menggunakan kaki tersebut, sampai mengangkat kaki tersebut untuk melakukan shoot atau pass. Pada contoh ini, pemain offensive menentukan kaki kanannya sebagai kaki pivot, tetapi melangkah menggunakan kaki kanannya sebelum melakukan shoot.

03 November 2009

Pelanggaran Traveling Pemain Perimeter

Dalam bola basket, traveling merupakan pelanggaran peraturan yang terjadi ketika pemain yang sedang menguasai bola menggerakkan salah satu atau kedua kakinya secara ilegal. Berikut ini beberapa contoh pelanggaran traveling yang sering dilakukan oleh pemain perimeter:

Pemain menyeret kakinya saat memulai dribble

Video di atas merupakan contoh pelanggaran traveling yang terjadi karena pemain mengangkat kaki pivot-nya. Seorang pemain offensive yang menerima bola dan telah menentukan kaki pivot-nya boleh menggerakkan kaki lainnya berkali-kali sebelum mengangkat kaki pivot-nya. Akan tetapi, sebelum pemain tersebut mengangkat kaki pivot-nya, bola harus dilepaskan dari tangannya untuk memulai dribble. Pada video di atas, pemain offensive mengangkat dan menyeret kaki kirinya (yang merupakan kaki pivot) sebelum melepaskan bola untuk melakukan dribble.

Pemain menggerakkan kedua kakinya saat memulai dribble

Video di atas merupakan contoh pelanggaran traveling karena pemain mengangkat kedua kakinya. Seorang pemain yang mendarat dengan menggunakan kedua kakinya secara bersamaan (jump stop), boleh menggunakan salah satu kaki sebagai kaki pivot-nya. Akan tetapi, jika kemudian pemain tersebut mengangkat kedua kakinya, pemain tersebut harus melepaskan bola untuk melakukan dribble sebelum salah satu kaki menyentuh lantai. Pada video di atas, pemain offensive mendarat menggunakan kedua kakinya, dan kemudian mengangkat kedua kakinya dan akhirnya kembali ke lantai tanpa melepaskan bola.

Pemain mengangkat kaki pivot-nya sebelum melepaskan bola

Video di atas merupakan contoh pelanggaran traveling yang terjadi karena pemain mengangkat kaki pivot-nya. Seorang pemain offensive yang menerima bola dan menentukan salah satu kaki sebagai kaki pivot boleh menggerakkan kaki lainnya berkali-kali sebelum mengangkat kaki pivot-nya. Akan tetapi, sebelum pemain tersebut mengangkat kaki pivot-nya, bola harus dilepaskan dari tangannya untuk memulai dribble. Pada video di atas, pemain offensive yang menerima bola menentukan kaki kirinya sebagai kaki pivot. Pemain tersebut secara legal menggerakkan kaki kanannya beberapa kali, tetapi kemudian mengangkat kaki kirinya sebelum melepaskan bola untuk melakukan dribble.