29 April 2009

Dribbling Moves

Dribbling adalah salah satu skill dasar yang harus dipelajari. Tidak hanya mempelajari cara dribbling yang bagus, tapi penting juga untuk mengetahui kapan harus men-drbble bola dan tidak. Seorang pemain yang terlalu sering melakukan dribbling dapat mematikan pergerakan dan momentum tim. Untuk menjadi seorang pemain yang bagus dalam dribbling dan ball handling, harus sesering mungkin melakukan latihan, menggunakan kedua tangan.

Dribble bola dapat dilakukan ketika:

  1. Untuk membawa bola ke front-court (menghindari pelanggaran 8 seconds).
  2. Melakukan drive ke ring basket.
  3. Untuk mendapatkan kesempatan shooting yang lebih baik.
  4. Untuk mendapatkan kesempatan passing yang lebih baik.
  5. Menghindari trap yang dilakukan oleh lawan.
  6. Memperlambat tempo permainan saat pertandingan akan berakhir.

Bagaimana cara dribble bola yang baik

Gunakan ujung jari, bukan telapak tangan. Gunakan lengan bawah dan pergelangan tangan untuk memantulkan bola. Jangan melihat pada bola, jaga kepala tetap tegak dan pandangan ke depan. Ketika melakukan latihan dribbling, selalu menggunakan tangan kanan maupun kiri.

Jenis dribble

Control dribble (ketika posisi defender sangat dekat)

Ketika defender menjaga dengan ketat, selalu gunakan control dribble. Posisi badan sedikit membungkuk. Usahakan posisi badan selalu di antara bola dan defender. Pantulan bola harus rendah, berada agak sedikit di belakang dan dekat dengan badan. Tangan yang lain tetap lurus, untuk mengantisipasi pergerakan defender. Tidak boleh mendorong atau menarik defender, tetapi boleh menguatkan lengan untuk mencegah defender meraih bola. Jangan berhenti men-dribble bola sampai bisa melakukan shooting atau passing. Jika sampai dribbling dihentikan, menjadikan situasi dead ball, dan satu atau dua pemain defender akan segera mendekat. Lihat disini.

Speed dribble (ketika tidak terjaga)

Untuk membawa bola dengan cepat, gunakan speed dribble. Dorong bola ke depan, pantulkan bola setidaknya setinggi pinggang. Seperti biasa, kepala harus tetap tegak dan pandangan ke depan, sehingga bisa mengetahui kondisi teman dan lawan. Bergerak secepat mungkin, tapi jangan lebih cepat dibanding dengan kemampuan mengontrol bola. "You must be quick, but never hurry". Sering kali jump stop yang dilakukan pada akhir dribble dapat digunakan untuk menghindari pelanggaran traveling sambil tetap mengontrol bola. Lihat disini.

Crossover dribble

Sederhana saja, crosover dribble digunakan untuk memindahkan dribbling dari satu tangan ke tangan yang lain, dengan memantulkan bola menyilang ke tangan yang lain. Kemudian tangan yang lain menguasai bola dan melakukan dribbling. Dribbling ini dapat digunakan untuk mengubah arah pergerakan dengan cepat. Lihat disini.

In and out dribble

In and out dribble merupakan gerakan tipuan yang dapat digunakan untuk melewati defender. Dengan gerakan ini, pantulkan bola sekali di depan seperti akan melakukan crossover dribble, bukannya menguasai bola dengan tangan yang lain, tetapi justru tetap menggunakan tangan yang sedang men-dribble bola untuk membawa bola ke arah semula untuk melewati defender. Misalnya, jika sedang men-dribble dengan tangan kanan, pantulkan bola di depan dan pindahkan berat tubuh ke kaki kiri. Dari sudut pandang defender, hal ini akan terlihat seperti crossover dribble ke kiri. Tetapi, gunakan tangan kanan untuk menguasai bola dari sisi atas bola dan secepatnya bawa bola kembali ke arah semula. Lihat disini.

Hesitation dribble

Teknik juga merupakan gerak tipuan yang bisa digunakan untuk melewati defender. Pertama, lakukan speed drible mengarah ke defender, kemudian tiba-tiba berhenti, saat defender mendekat, kembalikan kecepatan seperti semula dengan melakukan speed dribble ke salah satu sisi defender. Gerakan ini dapat dikombinasikan dengan crossover dribble. Lihat disini.

Behind the back dribble dan through the legs dribble

Kalau dulu, melakukan dribble behind the back atau through the legs dianggap sebagai teknik untuk pamer skill saja, tapi sekarang tidak lagi. Gerakan ini bisa sangat berguna jika digunakan dengan benar dan dalam situasi yang tepat. Dribble ini baik dilakukan di ruang terbuka, misalnya seorang guard sedang membawa bola dengan presure ketat dari seorang defender. Ketika sedang melakukan dribble dengan tangan kanan, defender biasanya akan condong ke kanan. Pada saat itu, lakukan dengan cepat behind the back atau between the legs dribble, dan arah pergerakan berubah ke kiri. Kenapa tidak melakukan crossover dribble yang sederhana saja? Karena defender berada sangat dekat, sehingga bisa saja dia melakukan steal. Dengan teknik behind the back atau through the legs, proteksi bola akan lebih baik karena posisi badan tetap berada di antara bola dan defender.

Untuk melakukan behind the back dan between the legs dribble lihat di sini dan di sini.

Spin Move

Gerakan spin merupakan gerakan yang sangat bagus digunakan untuk melewati defender. Tetapi tetap waspada, karena defender bisa saja melakukan steal dari belakang. Ketika melakukan spin, reverse pivot menggunakan kaki yang lebih di depan, tarik bola, dan secepatnya putar badan ke belakang. Jangan sampai tangan berada di bawah bola (pelanggaran carrying). Kemudian lanjutkan dengan dribble menggunakan tangan yang lain. Lihat di sini.

Back-up dribble dan crossover

Back-up dribble sangat berguna untuk menghindari trap dari defender. Dribble mundur ke belakang dan selanjutnya lakukan crossover dengan cepat (atau behind the back atau through the legs dribble). Lihat di sini.

25 April 2009

Fundamental Ball Handling

Belajar menjadi seorang ball handler yang bagus sangat penting dilakukan untuk menjadi seorang pemain basket yang hebat. Semua skill yang paling sulit dilakukan, termasuk shooting, passing, catching, dribbling, dan rebounding, selalu melibatkan ball handling. Oleh karena itu, selalu lakukan latihan ball handling setiap hari. Berikut adalah dasar-dasar melakukan ball handling yang benar:

  • Pegang bola dengan ujung jari. Telapak tangan seharusnya tidak menyentuh bola.
  • Pastikan jari-jari tangan saling terpisah.
  • Pegang bola sesering mungkin saat di rumah, misalnya, ketika menonton TV atau mendengarkan musik. Ada cerita yang mengatakan bahwa Pete Maravich tidur dengan bola basket dan memegangnya selama dia tidur.

Berikut adalah drill-drill yang bisa diterapkan saat latihan:

Syaratnya, setiap pemain harus memegang bola sendiri-sendiri, minimal satu. Jika tidak tersedia cukup bola basket, bisa diganti menggunakan bola yang lain, misalnya bola voli atau bola tenis. Setiap drill dilakukan setiap 30 sampai 60 detik dan kemudian dilanjutkan dengan drill selanjutnya. Ketika melakukan drill ini usahakan pandangan mata tetap ke depan, tanpa melihat bola.

Slaps

Tepuk bola dengan keras dari satu tangan ke tangan yang lain. Lihat di sini.

Tipping

Tip bola menggunakan ujung jari dari satu tangan ke tangan yang lain, mulai dari tangan lurus dengan kepala. Kemudian perlahan-lahan turunkan bola sambil terus melakukan tip. Turun sampai dada, dilanjutkan sampai pinggang, lutut, dan pergelangan kaki, kemudian kembali ke atas lagi. Usahakan siku tetap lurus. Lihat di sini.

Circles

Rapatkan kedua kaki dan buat lingkaran yang mengitari kedua kaki. Kemudian buat lingkaran yang mengitari pinggang. Selanjutnya buat lingkaran yang mengitari kepala. Kombinasikan tiga lingkaran tersebut untuk membuat lingkaran yang pertama kali mengitari kepala, kemudian pinggang, sampai lutut. Selanjutnya kembali lagi ke atas. Pastikan untuk menggunakan ujung jari, bukan telapak tangan. Lihat di sini, di sini, dan di sini.

Around the Leg dan Figure Eights

Letakkan salah satu kaki berada lebih ke depan dan gerakkan bola mengitari kaki tersebut. Lakukan pada kaki kiri dan kanan. Selanjutnya, rentangkan kedua kaki dengan lebar dan sejajar. Gerakkan bola mengitari kedua kaki tersebut sehingga menyerupai angka delapan. Pandangan mata harus tetap ke depan dan jangan biarkan bola jatuh ke lantai. Setelah 30 detik, lakukan pada arah yang sebaliknya. Lihat di sini dan di sini.

Drops

Letakkan bola di antara kedua kaki kemudian raih dengan menggunakan kedua tangan. Mulai dengan tangan kiri berada di belakang kaki kiri dan tangan kanan di depan kaki kanan. Jatuhkan bola dan biarkan memantuk sekali saja. Dengan cepat, gerakkan tangan kiri ke depan kaki kiri, dan tangan kanan ke belakang kaki kanan, dan tangkap bola ketika sedang memantul ke atas. Jatuhkan kembali dan ubah posisi tangan seperti semula, dan tangkap bolanya. Ulangi gerakan ini terus menerus. Untuk variasi yang lebih sulit, coba tangkap bola sebelum memantul ke lantai. Lihat di sini.

Toss Up dan Catch Behind

Drill yang menyenangkan dan sangat disukai pemain. Lempar bola ke atas melewati kepala. Lakukan reverse pivot dan tangkap bola di belakang punggung. Lihat di sini.

Crab Walk

Tekuk kedua lutut, berjalan sambil melewatkan bola di antara kedua kaki, bisa dilakukan dengan jalan ke depan maupun ke belakang. Lihat di sini.

21 April 2009

Memulai Melatih Bola Basket (Bagian Ketiga)

Perencanaan kegiatan

Perencanaan kegiatan (sesi latihan maupun pertandingan) merupakan aspek yang sangat penting dari tugas seorang pelatih.

Pelatih yang tidak pernah membuat rencana biasanya cenderung akan mengalami masalah di kemudian hari. Pada awal-awal latihan, mungkin para pelatih sangat bersemangat, percaya diri, mempunyai banyak ide yang cemerlang, dan ingin melakukan banyak hal secara bersamaan. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, semangat, tenaga, dan kepercayaan diri mereka semakin berkurang, kehabisan ide dan sesi latihan menjadi suatu rutinitas yang kurang bermanfaat.

Setiap ada pertandingan penting, pada awalnya para pelatih cenderung mempunyai motivasi yang besar, dan lagi-lagi menginginkan para pemainnya mempelajari banyak hal dalam satu waktu, mengoreksi setiap kesalahan hanya dalam beberapa sesi latihan.

Tetapi, ketika ada kompetisi, pelatih yang tidak pernah memikirkan kejadian di masa lalu, pasti hanya memikirkan pertandingan selanjutnya dan lupa menyelesaikan pekerjaan yang dibutuhkan untuk kemajuan para pemainnya.

Di sisi lain, jika seorang pelatih merncanakan pekerjaannya akan mempunyai perspektif berguna yang akan membantunya mengevaluasi secara obyektif aspek mana yang paling penting. Dari perspektif ini, para pelatih dapat membuat keputusan tepat dan mengorganisir pekerjaan yang seharusnya dilakukan dengan lebih baik.

Dengan perencanaan, para pelatih mempunyai tujuan dan pemikiran yang jelas tentang bagaimana mencapainya, mereka mengetahui dengan pasti akan menuju ke mana, jalan yang harus ditempuh dan bagaimana menempuhnya, masalah-masalah yang akan dihadapi dan bagaimana mengatasinya.

Sejauh apa merencanakan

Seorang pelatih mungkin merencanakan kegiatan untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek, untuk beberapa tahun, satu musim, dari satu sampai beberapa bulan, untuk satu atau beberapa minggu, dan tentu saja, setiap sesi latihan.

Dalam sebuah klub yang terdiri dari tim dengan kategori yang berbeda-beda, akan lebih bagus jika terdapat perencanaan yang lebih fleksibel, dapat mencakup kegiatan selama beberapa tahun untuk pemain anak-anak (tahap mini basketball) dan pemain yang lebih tua (13 tahun ke atas). Dengan cara ini, pekerjaan setiap pelatih tim akan ditentukan dalam satu garis besar secara umum.

Tidak peduli apakah seorang pelatih membuat sistem perencanaan jangka panjang atau tidak, siapa saja yang melatih pemain anak-anak harus selalu berpikir tentang masa depan mereka sehingga tidak mengganggu kegiatan yang seharusnya mereka lakukan sehari-hari

(bersambung...)

16 April 2009

Memulai Melatih Bola Basket (Bagian Kedua)

Pemain

Mengorganisir tim akan sangat bergantung pada jumlah pemain yang ada. Bagaimanapun, jika membicarakan tentang pemain kanak-kanak, pelatih seharusnya mempunyai pemikiran sebagai berikut:

  • Siapa saja yang tertarik bermain basket seharusnya diberikan kesempatan untuk bermain, jika perlu, dua tim atau lebih dapat dibentuk sehingga semuanya mempunyai kesempatan yang sama.
  • Jumlah pemain dalam tiap tim seharusnya cukup, jangan terlalu banyak, sehingga tidak menghambat partisipasi semua pemain untuk mengikuti kegiatan-kegiatan latihan.
  • Tingkat kemampuan pemain dalam satu tim seharusnya tidak berbeda terlalu jauh. Daripada mengikutsertakan pemain dengan tingkat kemampuan yang berbeda ke dalam sebuah tim, pengelompokkan tersebut akan lebih bermanfaat bagi semua pemain.
  • Jika memungkinkan, tim mini basketball (dan kadang-kadang juga tim yang terdiri dari pemain berusia 13 - 14 tahun) seharusnya terdiri dari pemain yang sudah saling mengenal dan berbagi aktivitas (misalnya, anak-anak dari kelas belajar yang sama, atau anak-anak yang biasa bermain bersama, dll).

Kewajiban pemain

Pelatih harus memikirkan kewajiban para pemain dan memutuskan kewajiban apa yang paling penting. Kapan kegiatan latihan dilakukan? Berapa hari tim berlatih dalam seminggu? Berapa banyak pertandingan yang akan dilakukan? Apakah pertandingan dilakukan di akhir minggu? Apakah para pemain juga harus melakukan perjalanan jauh untuk melakukan pertandingan? Dan seterusnya.

Hal-hal tersebut di atas merupakan pertimbangan-pertimbangan penting karena dalam kebanyakan kasus, kewajiban pemain tidak dibuat cukup jelas atau pelatih menerapkan peraturan yang beberapa pemainnya tidak mampu mematuhinya. Cepat atau lambat hal ini akan menyebabkan masalah serius yang berdampak pada kerja sama tim.

Pelatih seharusnya membentuk peraturan yang sesuai untuk tim yang dilatihnya daripada menerapkan peraturan yang berhasil diterapkan oleh tim lain, karena tepat untuk tim lain belum tentu tepat untuk tim kita.

Salah satu aspek dalam olahraga yang sangat penting untuk memenuhi sasaran pembentukan pemain muda adalah bahwa mereka menerima dan mampu memenuhi komitmen mereka. Komitmen yang ada harus beralasan, didasarkan pada usia pemain dan karakteristik-karakteristik lainnya, tetapi yang paling penting adalah pemain mampu membuat komitmen dan memenuhinya.

Untuk alasan tersebut, tidak tepat mengorganisir tim di mana para pemain akan berlatih atau bermain sesuka mereka atau ketika sedang tidak ada kegiatan lain. Dan juga, peraturan yang tidak dapat dipatuhi para pemain seharusnya tidak diterapkan.

Dalam kebanyakan kasus, akan menjadi hal yang sangat bagus jika pelatih berkomunikasi dengan pemain, melibatkan mereka dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan peraturan tim. Jika pelatih dan pemain memutuskan peraturan bersamaan, para pemain akan merasa lebih terikat dengan komitmen.

Bagaimanapun, pelatih dapat menentukan kewajiban yang menurutnya penting, terutama jika tim tersebut terdiri dari pemain berusia 13 - 14 tahun atau lebih. Misalnya, jika pelatih merasa tim harus berlatih setidaknya tiga hari dalam seminggu dan mempertimbangkan bahwa peraturan ini memungkinkan untuk diterapkan, pelatih tersebut seharusnya mengusulkan peraturan tersebut kepada para pemain atau bahkan juga kepada para orang tua, menjelaskan alasan dan tujuan.

Peraturan internal

Peraturan internal adalah elemen penting dalam tim. Sebagaimana kewajiban pemain, sangat disarankan peraturan internal tidak terlalu banyak dan sesuai, peraturan tersebut harus didefinisikan dengan jelas dan seharusnya tidak menimbulkan keraguan, atau konflik ketika diterapkan. Jelasnya, peraturan tersebut harus sesuai dengan keadaan dari masing-masing tim. Misalnya, peraturan internal yang dapat diterapkan adalah pemain harus siap untuk berlatih pada waktu yang telah ditentukan, datang satu jam sebelum pertandingan dan berpakaian dengan baik, bergiliran mengumpulkan bola saat latihan selesai, dll.

Peraturan juga dapat diterapkan pada mini basketball, berkaitan dengan partisipasi pemain dalam permainan. Misalnya, sistem rotasi dapat diterapkan sehingga semua anak akan mempunyai kesempatan bermain.

Untuk tim mini basketball, peraturan dapat juga diterapkan untuk mengatur perlakuan orang tua. Misalnya, orang tua dilarang memberikan pengarahan kepada anak-anak atau duduk bersama dengan tim.

Sumber daya yang tersedia

Pelatih harus tahu sumber daya yang ada (lapangan, bola, ring basket, dll) untuk menggunakan fasilitas tersebut dengan sebaik-baiknya dan menggunakan imajinasinya untuk mengatasi kekurangan fasilitas.

Pertama, pelatih harus memanfaatkan fasilitas yang ada. Misalnya, jika terdapat empat ring basket, maka sebaiknya gunakan empat ring tersebut daripada hanya dua ring.

Kedua, seringkali ketika melatih fasilitas yang ada sangat terbatas (bola sedikit, sewa lapangan singkat, hanya terdapat setengah lapangan saja, lapangan outdoor, dll). Untuk alasan tersebut, pelatih harus kreatif menggunakan imajinasinya untuk mengatasi keterbatasan.

Misalnya, jika bola yang tersedia sangat sedikit, kombinasikan drill dengan bola dan tanpa bola, mencoba suatu drill yang seharusnya memerlukan bola dengan tanpa menggunakan bola bisa jadi sangat menarik. Pelatih seharusnya tidak menyerah begitu saja terhadap keterbatasan. Jangan biarkan pemain berjajar terlalu panjang untuk mengantre mendapat giliran memegang bola.

Misalnya, jika tim hanya bisa menggunakan lapangan basket dua hari dalam seminggu, maka pelatih seharusnya mempertimbangkan untuk menggunakan lapangan lain meskipun tanpa dilengkapi dengan ring basket, dan memanfaatkan sesi latihan ini untuk melakukan drill yang tidak memerlukan ring basket.

(bersambung…)

13 April 2009

Memulai Melatih Bola Basket (Bagian Pertama)

Awal mula

Tim apa yang akan saya latih?

Hal tersebut merupakan pertanyaan utama bagi setiap pelatih yang seharusnya ditanyakan pada dirinya sendiri sebelum memulai melatih, gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini sebagai panduan:

  • Apakah sebuah tim bola basket mini (mini basketball)? Tim anak-anak? Apakah tim yang terdiri dari pemain-pemain bertalenta? Apakah tim golongan kelas atas?
  • Organisasi apa yang menaungi tim tersebut? Apakah tim sekolah? Sebuah tim klub? Sekolah atau klub yang bagaimana?
  • Seberapa bagus pemain-pemainnya? Sudah berapa lama mereka bermain? Apa potensi mereka?

Jawaban dari pertanyaan tersebut akan membantu pelatih untuk mengkondisikan dirinya dalam suasana yang sesuai, sehingga dapat menghindari kesalahan yang muncul akibat tidak mempunyai pandangan yang jelas tentang jenis tim yang akan dilatih.

Tanggung jawab

Apa tanggung jawab saya?

Pertanyaan tersebut seharusnya dijawab sesudah pelatih memahami jenis tim yang akan dilatih. Apakah saya harus mendorong perkembangan pemain secara keseluruhan? Apakah saya harus berfokus untuk membantu meningkatkan mereka sebagai pemain, sekaligus sebagai manusia yang lebih baik? Apakah saya harus membantu pemain untuk mencapai performa terbaik dalam waktu singkat? Dari semua aspek tersebut, mana yang paling penting?

Jelasnya, seorang pelatih yang melatih pemain muda seharusnya berasumsi bahwa tanggung jawabnya adalah mendorong perkembangan pemain secara keseluruhan, baik dalam bidang olahraga maupun kemanusiaan. Bukan bertanggung jawab seperti pelatih tim elit, yang hanya tertarik pada prestasi jangka pendek.

Sasaran

Apa sasaran yang seharusnya dimiliki oleh tim?

Dari pembahasan diatas, para pelatih seharusnya memutuskan garis besar sasaran dari tim. Misalnya, pelatih yang melatih mini basketball pada sebuah tim sekolah. Beberapa pemain mungkin tidak pernah bermain sebelumnya, sedangkan beberapa pemain yang lain mungkin telah bermain bola basket selama bertahun-tahun. Pada umumnya, tingkat kemampuan mereka masih rendah. Prioritas utama pelatih tersebut adalah mendorong perkembangan anak-anak yang berlatih menjadi manusia yang lebih baik. Sasaran umumnya adalah membuat anak-anak menikmati kegiatannya, yang bisa meningkatkan perkembangan fisik mereka, mengajarkan nilai-nilai tertentu pada mereka (seperti team work, saling menghormati, dll), dan pada saat yang bersamaan juga dapat meningkatkan kemampuan fundamental basket mereka (dribbling, passing, dll).

Langkah selanjutnya adalah mengorganisir tim. Berapa banyak jumlah pemain dalam tim? Apa yang akan menjadi kewajiban mereka? Peraturan internal apa yang akan diterapkan? Sumber daya apa yang tersedia (fasilitas, ring basket, bola, dll)?

(bersambung...)

10 April 2009

Lay-up

Lay-up adalah adalah cara melakukan shooting yang paling mudah dan seharusnya menjadi teknik shooting pertama yang harus dipelajari. Mungkin pada awalnya terlihat tidak mudah, karena banyak anak-anak yang kesulitan melakukan footwork dan shooting dengan benar. Harus dikuasai teknik lay-up dari kedua sisi lapangan dengan menggunakan tangan yang berbeda, dan juga reverse lay-up.

Footwork

Ketika dribble mengarah ke ring basket, bergeraklah sedikit salah satu sisi ring basket untuk menciptakan sudut yang baik. Jika berada pada sisi kanan, dribble menggunakan tangan kanan, dan jadikan kaki bagian dalam (kiri) sebagai tumpuan melompat, dan akhirnya lakukan shooting dengan menggunakan tangan kanan. Pada saat tangan kanan diangkat, lutut kaki kanan seharusnya juga diangkat. Anggaplah ada tali yang mengikat antara tangan kanan dan lutut kanan. Teknik yang berkebalikan digunakan jika melakukan lay-up dari sisi kiri.

Gambar 1 Lay-up tangan kanan

Gambar 2 Lay-up tangan kiri

Ketika mendekati ring basket, ambil setengah langkah dengan kaki bagian luar, kemudian teruskan dengan langkah penuh dengan kaki bagian dalam dan bersiap menumpu. Pada saat melompat, lutut bagian luar seharusnya ditekuk. Arahkan lompatan langsung ke ring basket, dengan kepala terangkat dan mata berfokus pada backboard (papan). Jangan takut jika ada seorang pemain bertahan yang menghadang, lakukan saja lay-up dengan berani. Mungkin lawan akan terkena foul dan menjadi kesempatan mendapatkan tiga poin.

Sasaran

Selalu gunakan backboard ketika melakukan lay-up. Sasarannya adalah pojok atas dari kotak kecil pada backboard. Fokus pada area ini, jangan melihat bola, dan kepala harus tetap terangkat.

Gambar 3 Sasaran

Release Push

Pemain muda yang masih kurang kuat melakukan release dengan teknik underhand dapat menggunakan teknik push. Shooting bola dengan bagian punggung tangan menghadap ke pemain. Tangan yang digunakan untuk shooting diulurkan ketika bola didorong ke ring basket menggunakan ujung jari. Pertama bola dipegang menggunakan kedua tangan, kemudian dilepas dengan tangan bagian luar, baik kiri maupun kanan. Pemain yang masih kanak-kanak yang masih kurang kuat boleh melakukannya dengan kedua tangannya.

Gambar 4 Release Push

Release Underhand

Pemain yang lebih kuat seharusnya melakukan release dengan teknik underhand. Teknik ini akan menghasilkan shooting yang lebih lembut, dan kontrol yang lebih baik ketika bergerak dengan kecepatan yang tinggi. Lepaskan bola dengan telapak tangan menghadap ke atas dan lengan yang diulurkan. Biarkan bola menggelinding di telapan tangan kemudian di ujung jari, dan pantulkan bola dengan lembut pada backboard. Pertama bola dipegang dengan kedua tangan, tetapi kemudian bola dilepas menggunakan tangan bagian luar pada saat mencapai lompatan tertinggi.

Gambar 5 Release Underhand

Drill sederhana

Bariskan pemain di sisi kanan dekat dengan ring basket (untuk melakukan lay-up menggunakan tangan kanan). Masing-masing pemain akan mempunyai kesempatan melakukan lay-up. Bisa menggunakan lebih dari satu ring basket jika ada asisten yang membantu untuk memperhatikan teknik para pemain. Drill ini berfokus pada footwork yang benar. Pertama, pemain berdiri dengan memegang bola, menghadap ke sisi kanan dari backboard dengan kedua kaki sejajar. Kemudian ambil satu langkah dengan kaki bagian dalam (kiri), menumpu dan melompat, diteruskan dengan lay-up dengan tangan kanan. Ketika melompat, paha kanan diangkat dengan lutut yang ditekuk. Kemudian coba lakukan drill ini dengan diawali dengan berlari tanpa dribble, dan selanjutnya dengan dribble. Jangan lupa, lay-up dengan tangan kiri juga harus dilatih!

08 April 2009

Zone Defense 1-3-1

Zone defense 1-3-1 mempunyai kelebihan dapat memberikan tekanan di area perimeter dan high post, serta memiliki beberapa kesempatan melakukan trap. Kelemahan utamanya adalah ketika diserang dari corner dan low post. Para pelatih mungkin mempunyai solusi yang berbeda-beda tentang pergerakan zone defense 1-3-1, tetapi harus diambil keputusan yang terbaik bagi tim dan pastikan semua pemain memahami bagaimana pergerakan defend mereka. Rebound dapat juga menjadi masalah karena hanya ada satu defender di low post.

Pelajari gambar-gambar di bawah untuk memahami bagaimana pergerakan zone defense ini. Di bawah ini digambarkan dua cara memainkan zone defense 1-3-1. Yang pertama lebih konservatif dengan sedikit melakukan trap. Sedangkan yang kedua lebih agresif, defense sering melakukan trap, membutuhkan pemain yang mempunyai kecepatan dan stamina yang bagus.

Tiga defender di perimeter X1, X2, dan X3 (Gambar 1) harus bisa bergerak cepat. X4 juga harus menjaga daerah yang sangat luas. X5 adalah defender low post dan high post yang kuat. Aturan dasarnya adalah:

  • X5 bermain man-to-man defense dengan pemain post lawan, melakukan denial (fronting) setiap saat.
  • Defender wing, X2 dan X3, harus turun ke block di weak side ketika bola berada di wing yang lain.
  • X4 tetap berada sejajar atau sedikit di bawah block, dan ketika bola berada di salah satu wing, X4 memposisikan diri di antara corner dan ring basket.

Zone defense 1-3-1 konvensional, lebih konservatif

Gambar 1 menunjukkan posisi dasar zone defense 1-3-1. X1 berada di puncak perimeter, X2 dan X3 berada di wing (sejajar dengan garis free throw), X5 man-to-man dengan pemain post lawan, dan X4 berada di area low post. Panah-panah pada Gambar 1 menggambarkan secara umum bagaimana pergerakan defender. X2 dan X3 bergerak vertikal ke atas dan bawah sesuai pergerakan bola, sedangkan X1 dan X4 bergerak menyamping mengikuti posisi bola. X5 hanya mengikuti pemain post lawan dan melakukan denial. Hal-hal tersebut adalah panduan umum, dan para pemain harus selalu mengingat bahwa posisi bola adalah hal yang paling penting, dan mereka harus saling berkomunikasi.

Kebanyakan offense akan melakukan dengan dua guard, set 2-1-2 (Gambar 2). Ketika bola melewati garis half-court, X1 mencoba mengarahkan bola ke salah satu sisi yang sudah ditunggu oleh pemain X2 yang kemudian ganti bertugas melakukan penjagaan. X1 selanjutnya turun ke high post . X4 bergerak ke samping, sedikit di luar area paint. Pemain wing di weak side X3 turun ke block untuk memberikan bantuan di dalam. X5 bertugas melakukan denial pada pemain post lawan.

Jika bola di-pass ke corner (Gambar 3), X4 bertugas menjaganya dan X2 turun sedikit untuk mengantisipasi jika lawan melakukan drive ke dalam, atau bahkan melakukan trap area corner dengan X4. X5 tetap menjaga pemain post lawan dan melakukan denial setiap passing ke dalam. X1 sedikit turun ke elbow, dan sekarang posisi zone defense 1-3-1 seperti terlihat pada Gambar 4.

Gambar 1 Posisi 1-3-1

Gambar 2 Offense 2-1-2

Gambar 3 Bola di corner

Pada Gambar 4, bola di-pass kembali ke wing. X1 sementara bertugas menjaga sampai X2 dapat menggantinya, dan X1 kemudian kembali ke puncak perimeter. X4 mundur kembali tetapi tetap di luar area paint. X5 tetap melakukan denial.

Setiap terjadi ball-reversal (Gambar 5), X1 mengikuti pergerakan bola sampai X3 dapat menggantinya (X1 mungkin dapat mengatisipasi pass ini, dan secepatnya melakukan fast break). X3 berlari secepatnya dan melakukan close-out bola di wing. Pemain wing di weak side, X2, turun ke block untuk membantu penjagaan di dalam. X4 juga secepatnya bergerak ke low post di strong side, tetapi tetap di luar area paint. Posisi zone 1-3-1 sekarang seperti terlihat pada Gambar 6.

Ketika bola di-pass ke corner (Gambar 6), X4 bertugas melakukan close out. X3 juga dapat memberikan trap atau sedikit turun ke bawah. X1 turun ke elbow. X5 tetap melakukan denial. X2 membantu penjagaan di dalam, tetapi tetap punya tanggung jawab menjaga area weak side. Sekarang zone defense 1-3-1 seperti Gambar 7.

Gambar 4 Bola di wing

Gambar 5 Ball-reversal

Gambar 6 Bola di corner


Gambar 7 Trap di corner

Gambar 8 Trap di wing

Gambar 9 Trap di corner

Zone defense 1-3-1 agresif, trap

Aturan dasarnya sama seperti yang telah dibahas di atas. Dua pemain akan melakukan trap dan tiga defender lainnya harus bersiap menjadi "interceptors", melakukan denial dan steal. Dimulai dari Gambar 8, X1 mengarahkan O1 ke salah satu sisi, misalnya ke sisi X2, kemudian X1 dan X2 melakukan trap di wing. X5 melakukan denial terhadap pemain post lawan. X4 berotasi di antara corner dan ring basket, sedangkan X3 turun ke block.

Jika bola di-pass ke corner (Gambar 9), X4 bertugas menjaganya, sedangkan X2 secepatnya turun ke bawah melakukan trap dengan X4. X1 turun ke elbow, X5 denial pemain post lawan, dan X3 bertanggung jawab menjaga area weak side.

Gambar 10 Dari corner ke wing

Gambar 11 Dari wing ke wing

Gambar 12 Dari wing ke corner

Gambar 10 dan 11 menunjukkan bola di-pass dari corner ke wing, dan terjadi ball-reversal ke wing pada sisi yang berlawan. Rotasi yang terjadi sama persis dengan yang telah dibahas sebelumnya. Pada awalnya, pass dari corner ke wing biasanya tidak dapat langsung di-trap, dan oleh karena itu sebaiknya hanya menahan bola saja. Perbedaannya adalah ketika terjadi ball-reversal ke O3. Di sini, X1 dan X3 dapat melakukan trap terhadap O3 di wing (Gambar11). X4 bergerak secepatnya ke strong side, di luar area paint, X2 turun ke block, dan X5 tetap melakukan denial.

Jika bola di-pass ke corner (Gambar 12), X4 bertugas melakukan close-out dan X3 secepatnya melakukan trap. X1 bergerak ke elbow, X5 selalu melakukan denial. X2 bertanggung jawab menjaga area weak side. Zone defense 1-3-1 sekarang seperti yang terlihat pada Gambar 13.

Kesimpulannya, trap dapat dilakukan di wing dan corner, area yang dilingkari pada Gambar 14. Pemain yang melakukan trap harus menggangu dan memberikan tekanan pada pemegang bola. Tangan defender seharusnya sejajar dengan posisi bola dan jangan melakukan foul. Mereka hanya mencoba memaksa pemain lawan melakukan passing yang tidak akurat, atau terkena pelanggaran 5-second. Kadang-kadang terdapat kesempatan melakukan jump ball, tetapi harus diingat, intersep atau pelanggaran 5-second merupakan hasil yang lebih baik.

Gambar 13 Trap di corner

Gambar 14 Area trap

Gambar 15 Bola di high post

Bola di high post

Terakhir, tidap peduli seberapa bagus defender X5, selalu ada saat di mana bola dapat dikuasai di area high post (Gambar 15). X1 dapat turun ke dalam untuk membantu mengganggu dan memaksa O5 melakukan pass kembali ke luar. Taktik ini dapat dilakukan pada dua gaya zone defense 1-3-1 di atas. Ketika bola berada di high post, X4 harus turun ke tengah dan juga X3 harus mengetahui setiap pergerak tanpa bola yang mengarah ke dalam. Dapat dilihat dari Gambar 15 bahwa ini bukan merupakan situasi defense yang bagus karena pemain offense dapat melakukan pass ke dalam, atau shooter yang bebas tak terjaga di corner atau wing.

Kemungkinan, cara yang lebih baik untuk mengantisipasi masalah ini adalah membuat pemain X1 bergerak ke arah pemain O1 (bukan turun ke high post), dan X2 turun secepatnya ke arah O2. X4 bertugas melakukan denial setiap pass yang mengarah ke area paint, dan X3 dapat sedikit mencegah O5 melakukan dribble ke kiri sambil mengawasi pemain O3, sehingga masih mampu melakukan close jika bola di-pass ke sana.

Untuk memain defense ini dengan efektif, setiap pergerakan harus dilakukan dengan cepat, terlambat sedikit saja dapat memberikan kesempatan pada lawan untuk mencetak angka.