28 November 2008

LeBron James

LeBron Raymone James (lahir pada tanggal 30 Desember 1984 di Ohio) adalah pemain basket Amerika yang bermain untuk klub NBA Cleveland Cavaliers. James, alias "King James", dipromosikan oleh media sebagai superstar masa depan NBA ketika masih duduk di bangku sekolah tinggi St. Vincent - St. Mary High School. Di umurnya yang masih muda belia, 18 tahun, dia terpilih dalam Draft NBA 2003 sebagai First Overall Pick (pilihan pertama) oleh Cavaliers dan menandatangani kontrak sepatu Nike senilai 90 juta dolar sebelum memulai debut di NBA. Sejak bermain di NBA, dia telah memecahkan beberapa rekor pemain termuda. Pada musim pertamanya, dia menerima penghargaan sebagai NBA Rookie of the Year dan selama empat musim berikutnya dia memperoleh kehormatan bermain dalam ajang NBA All-Star. Dia telah membawa Cavaliers secara berturut lolos ke babak playoff di tahun 2006, 2007, dan 2008. Pada tahun 2006, di menempati peringkat kedua dalam pemungutan suara Most Valuable Player. Pada tahun 2007, klubnya melaju sampai babak Conference Final untuk pertama kali sejak tahun 1992 dan berhasil menembus NBA Final untuk pertama kali sepanjang sejarah klubnya.

James bermain pada posisi small forward, tetapi karena kemampuanya bermain sebagai point guard, sering juga dia diklasifikasikan sebagai point forward. Dia sempat menjadi anggota tim basket nasional Amerika Serikat ketika meraih medali perak pada olimpiade 2004 dan memperbaiki hasilnya dengan merebut medali emas pada olimpiade 2008.

Ketika menjadi mahasiswa tingkat dua di sekolah tinggi St. Vincent - St. Mary, James memiliki statistik rata 25,2 poin, 7,2 rebound, 5,8 assist, dan 3,8 steal tiap pertandingan. Dia kemudian menjadi mahasiswa tingkat dua yang pertama kali terpilih sebagai "Mr. Basketball" dan All-USA First Team. Karena kegemaran lainnya sebagai pemain football, James juga pernah masuk dalam daftar First-Team All-State sebagai wide receiver. James mengumpulkan lebih dari 700 yard dan pada saat itu dia sangat dimininati oleh para pemandu bakat.

Pada musim 2003/2004, James bermain pertama kali dalam pertandingan NBA melawan Sacramento Kings, dalam pertandingan itu dia membukukan 25 poin, 9 assist, 6 rebound, dan 4 steal. Ketika berlangsungnya konferensi pers setelah pertandingan tersebut, James mendapat pertanyaan tentang siapakah pemain yang sangat dia idolakan, dan jawabannya adalah Jason Kidd. James sangat mengidolakan Jason Kidd sejak tahun 1994 dan mendedikasikan triple-double pertamanya untuk pemain yang sangat disanjungnya itu. James memuji Kidd dengan mengatakan bahwa Kidd adalah point terbaik yang sampai saat ini masih bermain, dan kemampuannya melakukan passing tidak ada bandingannya. Setelah membukukan 41 poin dalam pertandingan melawan New Jersey Nets, James menjadi pemain termuda dalam sejarah yang mampu mencetak lebih dari 40 poin dalam satu pertandingan. Statistik rata-rata 20,9 poin, 5,9 assist, dan 5,5 rebound tiap pertandingan menjadikannya sebagai pemain pertama Cavaliers dan pemain termuda NBA yang mendapatkan penghargaan NBA Rookie of the Year. Dia disejajarkan dengan legenda NBA Oscar Robertson dan Michael Jordan karena mempunyai statistik rata-rata di atas 20 poin, 5 rebound, dan 5 assist tiap pertandingan dalam musim pertamanya di NBA.

Pada 2004/2005, James terpilih sebagai pemain NBA All-Star untuk pertama kalinya. Selama musim tersebut, James menjadi pemain termuda dalam sejarah NBA yang mampu melakukan triple-double, mencetak 50 poin dalam satu pertandingan, dan masuk dalam daftar All-NBA Team.

Pada musim 2005/2006, James terpilih untuk mengikuti ajang NBA All-Star kedua kali secara berturut-turut dan membawa Eastern All-Star memenangkan pertandingan dengan skor 122 - 120. Pada pertandingan tersebut dia mencetak 29 poin, 6 rebound, dan 2 assist dan menjadikannya sebagai pemain termuda yang menerima penghargaan All-Star MVP, saat itu usianya adalah 21 tahun dan 51 hari. James mencetak 35 poin atau lebih dalam sembilan pertandingan secara berturut-turut dan bergabung dengan Michael Jordan dan Kobe Bryant karena hanya dua pemain tersebut yang dapat melakukannya sejak tahun 1970. Selama musim tersebut, James mempunyai catatan statistik 31,4 poin, 7,0 rebound, dan 6,6 assist tiap pertandingan, dan menjadi pemain termuda dalam sejarah NBA yang mempunyai rata-rata 30 poin atau lebih tiap pertandingan. Dia juga menjadi pemain keempat dalam sejarah NBA yang mempunyai statistik rata-rata lebih dari 30 poin, 7 rebound, dan 6 assist dalam satu musim NBA. Pada musim ini, James menjalani debut playoff melawan Washington Wizard. Dia berhasil melakukan triple-double dengan mencetak 32 poin, 11 assist, dan 11 rebound untuk mengantarkan Cavaliers mengalahkan Wizard dengan skor 97 - 86. Dia bergabung dengan Johnny McCarthy dan Magic Johnson sebagai pemain dalam sejarah NBA yang mampu melakukan triple-double pada debutnya di playoff.

Pada musim 2006/2007, James mencatat statistik rata-rata 27,3 poin, 6,7 rebound, 6,0 assist, dan 1,6 steal tiap pertandingan. Dia disandingkan dengan Oscar Robertson sebagai pemain dalam sejarah NBA yang mempunyai statistik rata-rata di atas 27 point, 6 rebound, dan 6 assist dalam tiga musim berturut-turut. Selama musim ini dia juga mencatat rekor klub Cavaliers sebagai pemain yang membukukan double-double terbanyak dalam satu musim dan menjadi pemain non-guard pertama dalam sejarah NBA yang mampu melakukan setidaknya tujuh assist dalam delapan pertandingan playoff secara berturut-turut.

Pada musim 2007/2008, James meneruskan dominasinya, dengan kembali menyabet gelar All-Star MVP dengan 27 poin, 8 rebound, 9 assist, 2 block, dan 2 steal. Pada 19 Februari 2008, James melakukan triple-double untuk kelima kalinya yang menyamai rekornya sendiri dan klubnya untuk triple-double dalam satu musim ketika melawan Houston Rockets. Triple-double tersebut merupakan yang ke-15 kalinya, yang merupakan rekor Cavalier lainnya. Dia menjadi pemain termuda ketiga yang mampu melakukan 15 kali triple-double di belakang Oscar Robertson dan Magic Johnson. Dia kembali melakukan triple-double yang ke-6 dalam musim tersebut serta ke-16 kali dalam karirnya melawan Indiana Pacers. Kejadian tersebut merupakan kali kedua dalam musim tersebut di mana dia mampu melakukan triple-double dalam dua pertandingan secara berurutan. Pemain terakhir yang dapat melakukannya adalah Magic Johnson pada tahun 1988. Pada 27 Februari 2008 melawan Boston Celtics, James menjadi pemain termuda yang mampu mencetak 10.000 poin pada karirnya dalam usia 23 tahun dan 59 hari. Prestasi tersebut didapatkan melalui cara yang sangat indah dengan melakukan slam-dunk melewati pemain All-Star 11 kali, Kevin Garnett, dalam pertandingannya yang ke-368, urutan tecepat kesembilan dalam sejarah NBA.

Meskipun James menunjukkan kemampuan offensive yang sangat luar biasa, dia belum pernah berada dalam daftar NBA All-Defensive Team dan kemampuannya melakukan free-throw berada di bawah rata-rata dengan hanya memiliki persentase 69,8%. Meskipun belum menikah, James telah mempunyai dua orang anak dari kekasihnya selama di sekolah tinggi, Savannah Brinson. Anak pertama yang lahir pada 6 Oktober 2004 diberi nama LeBron James Jr, dan anak kedua yang lahir pada 14 Juni 2007 diberi nama Bryce Maximus James.

26 November 2008

Menengok Jejak Basket

Di Indonesia, Bola Basket tergolong olahraga kalangan menengah ke atas. Namun belakangan sudah menjadi salah satu cabang olahraga paling favorit di kalangan muda dan sudah menyebar hingga ke desa-desa. Hal ini karena di sebagian besar sekolah (SMP dan SMU, bahkan kampus-kampus) cenderung membangun lapangan bola basket, menggantikan lapangan kasti di era 1980-an atau bola volly di era 1990-an.

Meluasnya olahraga ini karena mudah diperagakan dan sedikit bercitra intelek. Dalam aturan mainnya, akan tampak tidak saja mengandalkan pasokan energy yang melimpah, namun juga integensia yang tinggi.

Bagaimana awalnya olahraga ini muncul di permukaan bumi? Menurut sejumlah catatan sejarah, basket diciptakan secara tidak sengaja. Ceritanya, pada tahun 1891, Dr. Luther Gullick, guru olahraga pada Sekolah Guru Pendidikan Jasmani di Young Mens Christian Association (YMCA - sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachussetts, Amerika, gerah melihat anak didiknya mulai malas mengikuti kegiatan senam. Ia kemudian minta guru agama (pastor) Dr. James Naismith, teman sejawatnya di YMCA, untuk membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England.

Naismith kemudian merenung dan tiba-tiba ingat sebuah permainan di masa kecilnya di Ontario, Kanada. Ia ingin permainan yang menarik dan gampang dipelajari. Saat itu permainan sepak bola memang digemari, namun cenderung “kasar” karena pemain berebut memasukkan bola ke gawang dengan tendangan. Ia kemudian mengambil beberapa unsur sepak bola seperti berlari-lari sembari menjinakkan gerakan bola. Agar tidak terjadi tendang-menendang, bola harus dibawa dengan dribble atau dioper kepada orang lain. Dan, sebagai sebuah permainan, dibuatlah sasaran yang sempit dan letaknya lebih tinggi dari para pemain sehingga adu kekuatan menjadi minimal dan yang lebih menonjol justru unsur kecepatan dan ketepatan.


Awalnya banyak yang menolak ide permainan ini. Namun tidak henti ia mendemonstrasikan ke lingkungannya. Kepada Stebbin, Kepala Urusan Rumah Tangga di gymnasium YMCA, Naismith minta dicarikan sebuah kotak dari peti kayu sebagai sasaran. Setelah mencari ke sana kemari, Stebbin tidak menemukan kotak kayu yang dimaksud. Akhirnya, Stebbin mengambil keranjang buahnya sebagai titik sasaran.

Setelah dipasang agak tinggi, Naismith setuju dan langsung memperagakan permainannya. Stebbin pun ikut melempar bola, mencoba memasukkannya ke dalam keranjang. Oleh karena keranjang buahnya berada di atas, setiap kali masuk, Stebbin harus memanjat untuk mengambil kembali bola. Setelah lelah naik turun, akhirnya bagian bawah kerajang buah itu dilobangi agar bola yang masuk langsung jatuh, dan jadilan seperti keranjang seperti saat ini.

Kejadian itu terjadi pada 15 Desember 1891. Sejak itu pula Naismith membari nama permainan yang masih dalam proses penciptaannya itu dengan sebutan basketball, atau bola basket. Setelah itu, seiring perjalanan waktu, Naismith pun terus menyempurnakan konsep, lengkap dengan peraturan-peraturannya. James Naismith menciptakan 13 aturan dasar permainan,yaitu:

  1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
  2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
  3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
  4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
  5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
  6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
  7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
  8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
  9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
  10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk mendiskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
  11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
  12. Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit.
  13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.
Sambil menulis konsep aturan main, ia juga meminta para siswa untuk mempraktikkan dengan menempelkan keranjang pada sebuah dinding. Sebulan kemudian, Naismith berhasil menyempurnakan permainan ini. Maka, pada tanggal 20 Januari 1892, permainan ini secara resmi untuk pertama kalinya digelar dan oleh salah seorang murid YMCA disebut "Basket ball" atau bola basket.

Sejak itu, "Basketball" sangat popular di Amerika dengan pertandingan demi pertandingan digelar di berbagai Negara bagian. Pada Agustus 1936, saat menghadiri Olimpiade Berlin 1936, ia dinobatkan sebagai Presiden Kehormatan Federasi Bola Basket Internasional. Naismith meninggal dunia 28 November 1939, ketika olahraga ciptaannya sudah menjadi favorit dunia internasional.

Permainan yang sederhana namun memerlukan ketangkasan ini merambah Eropa, Asia dan masuk ke tanah air dengan cepat. Di Indonesia, setelah menjadi olahraga masyarakat, pada tahun 1951 kemudian dibentuk organisasinya, yaitu Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia atau Perbasi yang kantor pusatnya berada di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan.

Oleh:
Dahlan Muhammad, Sekjen PB Perbasi

25 November 2008

Latihan Fisik Pemain Basket

"Don't play sports to get into shape. Get into shape to play sports".

Salah satu kesalahan terbesar para pemain adalah bermain basket untuk membentuk tubuh dan melatih fisik mereka. Artikel ini berisi latihan-latihan fisik yang dapat diterapkan pada suatu tim. Latihan fisik mempunyai manfaat antara lain melatih kekuatan dan daya tahan mencegah cidera dan membentuk disiplin tim.

Latihan peregangan, felsibilitas, daya tahan, dan kekutaatan merupakan bagian penting dalam semua jenis olahraga aerobik seperti bola basket. Ketika kita kelelahan, shooting akan sering gagal, free-throw meleset, defense dan rebound kita akan melemah. Padahal aspek-aspek tersebut merupakan syarat untuk memenangkan pertandingan. Jika kita ingin mempunyai tim yang cepat dalam melakukan full-court press dan fast-break, kita harus berada dalam kondisi fisik yang prima, dengan begitu kita mungkin dapat memenangkan pertandingan melawan tim yang lebih bertalenta dengan cara membuat mereka kelelahan.

Idealnya, proses latihan fisik seharusnya dilakukan sebelum turnamen berlangsung. Setiap latihan dimulai dengan peregangan, dilanjutkan dengan latihan yang melibatkan pemain berlari, dan diakhiri dengan latihan kekuatan atau dapat juga menggunakan latihan beban di gym (dua atau tiga hari seminggu). Di bawah ini adalah daftar beberapa latihan fisik, tetapi pastikan untuk melakukan pemanasan dan peregangan terlebih dahulu.

7 Menit

Latihan ini dilakukan selama 7 menit, untuk lebih jelasnya lihat Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1 Latihan 7 Menit

Pemain memulai latihan dengan berdiri di salah satu baseline. Garis bergelombang ditempuh pemain dengan defensive slide menghadap ke baseline, selanjutnya garis ganda merupakan jalur sprint dari sideline ke sideline, dan garis putus-putus dilalui dengan jogging.

Suicide

Latihan ini merupakan latihan cardiovascular yang dapat dilakukan untuk pemanasan dan meningkatkan kondisi fisik pemain terutama bagian kaki. Latihan dimulai dari baseline kemudian sprint sampai garis free-throw dan kembali lagi ke baseline. Selanjutnya sprint sampai garis half-court dan kembali lagi. Setelah itu, sprint sampai garis free-throw lawan dan kembali lagi. Terakhir, sprint sampai keseluruhan full-court dan kembali lagi ke baseline. Jangan memperlambat atau berhenti berlari.

Gambar 2 Latihan Suicide

Pyramid

Piramid merupakan variasi latihan Suicide. Latihan dimulai dengan pemain berdiri di baseline, kemudian sprint sampai baseline lawan dan dilanjutkan dengan push-up sekali. Kemudian sprint kembali dan diikuti dua kali push-up. Latihan dilanjutkan sampai dilakukan lima kali push-up. Latihan ini akan berakhir pada baseline yang sama di mana latihan dimulai.

Z (Diagonal Slide)

Latihan ini bertujuan untuk melatih kemampuan pemain berubah arah secara cepat ketika berlari. Latihan dimulai dengan pemain berdiri di daerah corner dan menghadap ke baseline. Selanjutnya pemain melakukan defensive slide sampai daerah elbow dan diikuti dengan back pivot ke kiri dan slide dilanjutkan sampai garis half-court. Setelah itu pemain melakukan back pivot ke kanan, dan seterusnya. Sepanjang garis baseline ditempuh pemain dengan sprint.

Gambar 3 Latihan Z

Variasi yang dapat dilakukan adalah mengubah defensive slide dengan sprint untuk setiap gerakan yang mengarah ke elbow. Perbedaannya, perpindahan dari defensive slide ke sprint dapat dengan dilakukan dengan front pivot. Variasi lainnya adalah mengganti semua defensive slide dengan sprint. Dalam hal ini semua perubahan arah dilakukan secara cepat dengan front pivot.

Pitch and Fire

Latihan ini sebenarnya latihan untuk offensive transition, tetapi dapat juga digunakan untuk melatih fisik para pemain. Pemain akan melakukan dribble dengan kecepatan penuh, jump stop, passing, dan lay-up. Pemain rebounder seharusnya melakukan rebound secepat mungkin setelah lay-up dilakukan sebelum bola menyentuh lantai dan diikuti dengan outlet pass dengan cepat ke pemain lainnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 4.

Gambar 4 Latihan Pitch and Fire

Latihan divariasi dengan mengubah arahnya, sehingga pemain akan melakukan dribble dan lay-up menggunakan tangan kiri.

Selain latihan fisik di atas, latihan fisik juga dapat dilakukan secara individu, misalnya pull-up, push-up, squat, sit-up, dll. Tentu saja setiap latihan harus dilakukan dengan benar dan diawali dengan proses peregangan dan pemanasan untuk menghindari cidera.

Beberapa artikel di Internet mengatakan bahwa terdapat latihan yang dikenal dengan Jumper, latihan fisik ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan melompat seorang pemain. Latihannya sangat sederhana, yaitu hanya perlu melompat setinggi-tingginya sebanyak 10 kali tepat sebelum pergi ke tempat tidur dan ketika bangun tidur. Hanya saja, saya sendiri tidak merekomendasikannya, alasannya adalah karena latihan melompat melibatkan lutut dan membutuhkan peregangan dan pemanasan terlebih dahulu. Jadi menurut saya, kalau latihan ini dilakukan sebelum atau sesudah tidur maka akan membahayakan kesehatan lutut kita. Tetapi sampai saat ini saya belum pernah mencobanya. Bagaimana dengan Anda?

17 November 2008

Terminologi Bola Basket

Seperti disiplin olah raga lainnya, bola basket mempunyai bahasanya sendiri. Halaman ini akan menjadi kamus bola basket, mencoba mendefinisikan istilah-istilah dalam bola basket. Jika seseorang mempunyai satu istilah baru yang ingin ditambahkan dalam daftar ini, silakan kirim email.

Pertama, perhatikan diagram "half-court" di bawah ini untuk mendefinisikan area pada lapangan basket. Area "paint" adalah area yang dibatasi oleh jalur free-throw, garis, baseline, dan garis free throw. Jika kaki seorang pemain offensive berada di area tersebut selama 3 detik atau lebih, maka dia akan dikenai pelanggaran 3-second. Sementara itu, tidak ada batasan waktu untuk pemain defensive berada dalam area paint.

Gambar 1 Diagram half-court

Area "free throw" (dikenal juga dengan "charity stripe") adalah garis di mana seorang pemain harus berdiri di belakangnya ketika melakukan shooting free-throw.

Area "low post" adalah area didekat "block" pada kedua area paint.

Area "high post" adalah area sepanjang garis free-throw dan kedua "elbow".

Area "point" berada di depan, dan "wing" berada di kedua sisinya. Area "top of the key" berada di atas lingkaran free-throw. Area "short corner" berada di antara corner lapangan dan ring basket.

Istilah "ball-side" berhubungan dengan sisi dari lapangan di mana terdapat bola yang sedang dimainkan. Sebaliknya, "weak side" adalah sisi yang berlawanan dari bola tersebut. Pemain yang melakukan gerakan cut dari weak-side ke arah ring basket disebut dengan "back-door".

Garis "10 second" atau garis "half-court" adalah garis yang berada di tengah-tengah lapangan. Garis tersebut membagi "full-court" (keseluruhan area permainan) menjadi dua half-court. Istilah "fore-court" adalah half court dengan ring basket kita, sedangkan "back-court" adalah half-court dengan ring basket lawan. Sekali sebuah tim mendapatkan penguasan bola, tim tersebut mempunyai waktu 10 detik untuk membuat bola melewati garis half-court menuju ke fore-court. Sekali melewati garis ini (bola dan kedua kaki), tim tersebut tidak boleh melakukan passing, dribbling bola, atau melangkah kembali melintasi garis tersebut (ketika mengusai bola). Jika hal itu terjadi maka akan dikenai pelanggaran "over and back". Tetapi pemain offensive dapat memperoleh bola tanpa hukuman jika bola dipantulkan oleh pemain defensive.

Penomoran pemain dan istilah-istilah offensive

Pada sistem lama, nomor tidak digunakan. Biasanya pelatih mempunyai dua "guard" yang bermain di daerah "perimeter". Pemain "center" biasanya bermain di sekitar area high post, dan dua "forward" bermain di area short corner sampai corner, yang juga kadang diperluas sampai area wing.

Sekarang, kebanyakan pelatih memakai sistem penomoran, sebagaimana sistem lama tidak sering diterapkan lagi, dengan pemain-pemain memainkan berbagai formasi offensive. Menggunakan sistem penomoran memudahkan pelatih dan pemain memahami strategi dan mengetahui peran mereka. Setiap pelatih mempunyai sistem penomoran mereka masing-masing. Di bawah ini adalah contoh sistem penomoran yang sering digunakan, yang sangat mudah dipelajari oleh para pemain muda. Diagram di bawah menunjukkan set formasi "3-2".

Gambar 2 Formasi 3-2

Pemain "point guard" adalah O1. Pemain wing kanan adalah O2, dan pemain wing kiri adalah O3. Pemain low post kanan adalah O4, dan pemain low post kiri adalah O5. Pemain O2 biasanya adalah "shooting guard", O3 adalah "small forward", O4 adalah "power forward", dan O5 adalah "center". Sistem ini sangat mudah dipelajari oleh pemain muda jika mereka diberitahu bahwa angka genap (2 dan 4) berada pada sisi kanan, dan angka ganjil (3 dan 5) berada pada sisi kiri.

Dalam set "1-3-1", salah satu pemain low post akan berada pada daerah high post. Dalam set "1-4" kedua low post akan berada pada elbow, set ini disebut juga dengan "stack offense", atau dapat juga kedua wing berada pada area corner (dikenal dengan "low stack"). Set "4-out, 1-in" dapat diterapkan dengan menggunakan empat pemain perimeter dan satu pemain post.

"Pick and roll" adalah situasi di mana seorang pemain offensive melakukan "screen" (atau "pick") pada pemain defensive temannya, setelah itu, pemain yang melakukan screen bergerak, atau disebut dengan "roll", menuju ke arah ring basket atau ruang yang tidak terjaga untuk menerima passing.

"Give and go" adalah situasi dasar di mana setelah seorang pemain melakukan passing ke temannya, akan dilanjutkan dengan gerakan cut menuju ke arah ring basket dan menerima kembali passing dari temannya untuk melakukan lay-up.

"Reverse the ball" berarti secara cepat memindahkan bola, dengan passing, dari sisi yang berlawanan pada fore-court, baik dengan menggunakan passing yang cepat atau dengan "skip pass" (passing secara langsung melintasi lapangan, yang berarti "skipping" satu atau lebih pemain offensive). Reverse the ball secara cepat dapat digunakan untuk melakukan "over-shift" suatu zone defense. Dengan memindahkan beberapa pemain offensive ke salah satu sisi lapangan (jika lawan menggunakan zone defense), maka kita sedang melakukan "over-load" pada zone defense tersebut.

"Post up" adalah gerakan offensive di mana seorang pemain low post memposisikan dirinya, dan melakukan "seal" pada pemain defensive-nya sehingga pemain tersebut dapat menerima passing di area block, dan melakukan "post move" untuk mencetak poin, atau melakukan passing cepat kembali ke pemain offensive lainnya yang tidak terjaga (dikenal dengan "inside-out").

"Out-of-bound play" adalah istilah yang digunakan untuk menciptakan peluang menciptakan poin ketika bola dalam situasi "in-bound" (baik dari bawah ring basket atau di sepanjang sideline).

Istilah-istilah defensive

"Man-to-man defense" adalah cara melakukan defense di mana masing-masing pemain defensive ditugaskan untuk menjaga pemain lawan tertentu. Seorang pemain defensive dapat melakukan "switch" pemain yang dijaganya dengan temannya jika pemain tersebut sedang dalam situasi screen. Pemain defensive man-to-man harus memahami arti "on-ball" (menjaga pemain yang sedang menguasai bola), "deny" (mencegah pemain yang sedang dijaga memperoleh bola), dan "help-side" (melonggarkan penjagaan untuk membantu teman dalam mencegah "penetration" ke dalam oleh lawan). Istilah "close-out" adalah sebuah metode di mana seorang pemain defensive secara cepat melakukan slide mengarah ke pemain offensive yang sedang menguasai bola atau akan menerima bola.

Terdapat istilah "on the line" dan "up the line". Dua istilah tersebut menunjukkan posisi pemain defensive di lapangan yang relatif terhadap pemain yang sedang menguasai bola dan pemain yang sedang dijaga. On the line berarti posisi pemain bertahan yang sedemikian rupa sehingga pemain tersebut dapat melihat pemain yang sedang mengusai bola dan pemain yang dijaga. Dalam situasi "full denial" posisi badan pemain defensive menghadap pemain yang dijaga dan kepala melihat ke arah bola dengan tangan berada pada jalur passing. Up the line berarti posisi di mana pemain defensive yang berada di belakang jalur passing sehingga dapat malihat pemain yang sedang menguasai bola dan pemain yang dijaga secara bersamaan. Posisi ini dapat mencegah "back-cut". Semakin jauh jarak pemain yang menguasi bola dan pemain yang sedang dijaga maka pemain defensive dapat berada lebih di belakang jalur pasing, tetapi masih dalam posisi yang dapat memungkinkan untuk mencegah passing.

"Trap" adalah situasi di mana dua pemain defensive melakukan "double-team" pada pemain yang menguasai bola, mencoba untuk memaksa situasi "turn-over" atau "jump-ball".

"Front the low post" merupakan gerakan yang harus dilakukan untuk menjaga pemain low post lawan. Pemain bertahan dapat berada di antara pemain low post dan ring basket, atau berada di antara pemain low post dan pemain yang akan melakukan passing, sehingga dapat melakukan "deny" terhadap passing.

"Box-out" adalah gerakan yang setiap pemain harus lakukan ketika seorang pemain offensive melakukan shooting. Gerakan ini dilakukan dengan menahan pemain yang sedang dijaga jauh dari ring basket dan mencegah pemain offensive mendapatkan "inside position" untuk melakukan rebound.

"Zone defense" merupakan strategi defensive yang menugaskan para pemain defensive menjaga area atau zona tertentu. Beberapa pelatih mengatakan " a good zone looks like a man-to-man, and a good man-to-man looks like a zone". Set zone defense yang sering digunakan antara lain 2-3, 3-2, 1-3-1, 1-2-2, dll. Sementara itu, istilah "zone offense" menunjukkan strategi offensive tim yang digunakan untuk mengalahkan zone defense.

"Transition" adalah proses perubahan dari defense ke offense, atau sebaliknya. Strategi "transition offense" dapat diterapkan dengan "fast break" atau "secondary break" di mana tim yang melakukan offensive secara cepat memindahkan bola ke area half-court lawan untuk memperoleh peluang melakukan lay-up dengan mudah. "Transition defense" dilakukan dengan kembali ke area half-court kita secepat mungkin atau menerapkan "full-court press" yang dapat dilakukan dengan man-to-man, atau "zone press". Untuk melawan strategi defense full-court press, tim offense sering kali menerapkan strategi "press-breaker".

10 November 2008

Puting beliung terjang MIPA Utara

Lapangan Basket MIPA Utara tidak luput dari terjangan puting beliung yang melanda UGM hari Jum'at (7/11). Angin kencang yang diiringi hujan sangat deras tersebut menumbangakan pohon besar yang ada di sisi lapangan basket, akibatnya batang pohon tersebut jatuh melintang beserta ranting dan daun-daunya berserakan di atas lapangan basket.

Untungnya, kejadian ini tidak mengakibatkan kerusakan berarti pada lapangan basket, ring basket masih kokoh berdiri, lantainya pun tidak ada yang retak. Tetapi sampai hari Senin proses pembersihan lapangan belum juga selesai, jadinya latihan basket juga kembali ditiadakan.

Sudah lebih dari sebulan tim basket MIPA UGM tidak mengadakan latihan karena cuaca sangat tidak mendukung di mana hujan deras turun setiap hari. Usaha menyewa lapangan indoor juga telah dilakukan, tetapi sampai sekarang belum ada jadwal lapangan indoor yang kosong. Gelanggang UGM pun juga telah dilobi, tapi baru bisa dipakai mulai bulan Desember. Sialnya, gelanggang UGM juga terkena dampak puting beliung, sebagian atapnya berterbangan, semoga saja sebelum bulan Desember sudah diperbaiki. Kalo tidak, dipastikan air hujan akan sangat mengganggu.

05 November 2008

Fundamental Shooting

Zaman dulu beberapa pemain dianggap "terlahir" sebagai shooter, tetapi saat ini saya percaya siapa saja bisa menjadi shooter yang handal dengan instruksi yang tepat dikombinasikan dengan latihan keras. Di bawah ini akan dijelaskan petunjuk melakukan shooting yang bisa membantu mengoreksi atau melatih pemain yang bermasalah dengan teknik shooting atau baru saja mulai belajar melakukan shooting. Tetapi, siapa saja, termasuk pelatih, jangan mengubah teknik shooting seorang pemain jika teknik pemain tersebut sudah bekerja dengan baik, meskipun tekniknya tidak sempurna karena pada kenyataannya banyak shooter handal dengan teknik shooting yang tidak sempurna. Jadi, "if it ain't broke, don't fix it!".

Cara berdiri

Kaki direntangkan selebar bahu. Lutut ditekuk sedikit sampai otot paha mempunyai kekuatan untuk melakukan shooting. Kaki kanan seharusnya sedikit lebih di depan. Bahu dan badan menghadap lurus ke ring basket. Mungkin yang paling penting di sini adalah ketika melakukan lompatan untuk shooting, lompat lurus (atau sedikit lebih ke depan), tetapi tidak ke samping atau ke belakang. Jaga keseimbangan.

Cara memegang bola

Gunakan kedua tangan untuk memegang bola, tetapi sebenarnya hanya satu tangan yang akan digunakan mendorong bola. Jangan melakukan shooting dengan dua tangan. Tangan kanan adalah landasan dan seharusnya berada di bawah bola dengan pergelangan tangan mengarah ke belakang. Siku lengan ditekuk kira-kira 900, seperti huruf "L" terbalik, dan berada di bawah bola (bukan di sisi luar bola). Tangan yang lain (tangan pemandu) membantu keseimbangan bola, dan dilepaskan tepat sebelum bola dilepaskan, jadi sekali lagi, lakukan shooting hanya dengan satu tangan. Gunakan ujung jari, bukan telapak tangan, untuk memegang dan melepaskan bola (lihat Gambar 1).

Gambar 1 Posisi tangan

Untuk mengetahui apakah landasan shooting telah baik lakukan beberapa hal berikut ini. Julurkan tangan kanan ke depan dengan telapak tangan menghadap ke atas dan biarkan bola berada di atasnya (jari-jari direntangkan senyamannya). Kemudian dengan satu pergerakan, tekuk siku lengan saat memutar lengan bagian bawah dan pergelangan tangan ke luar dan ke atas, sehingga bola berada di atas telapak tangan dan di atas bahu dengan pergelangan tangan mengarh ke belakang. Bahu adalah sebagai engsel, siku lengan mengarah ke ring basket dan antara lengan bawah dan telapak tangan membentuk huruf "L" jika dilihat dari samping. Siku lengan seharusnya berada di sisi dalam dan mengara ke ring basket.

Posisi dari ibu jari tangan kanan sangat penting. Ibu jari seharusnya mengarah ke atas dengan sudut sekitar 45o ke kiri. Hal ini akan mengakibatkan siku lengan secara alamiah berada di bawah bola. Beberapa pemain muda biasanya ibu jarinya berada terlalu di bawah bola dan mengarah lurus ke kiri, di mana akan mengakibatkan siku lengan berada di sisi luar (lihat Gambar 2). Amati posisi ibu jari, sebuah konsep yang sangat sederhana dan dapat dengan mudah diperbaiki.

Gambar 2 Posisi ibu jari yang benar (kiri) dan yang salah (kanan)

Set point

Set point adalah posisi bola sebelum dilepaskan untuk melakukan shooting. Jika bahu dan kaki menghadap lurus ke ring basket, tempatkan bola di sebelah kanan wajah, sedikit di depan dari bahu. Jangan menempatkan bola segaris dengan tengah-tengah wajah, karena akan menyebabkan siku lengan berada di sisi luar dan ketika bola dilepaskan pergelangan tangan akan berputar ke samping sehingga spin bola akan ke samping. Tetapi jika lebih nyaman melakukan shooting dengan badan yang yang sedikit diputar ke dalam, maka set point dapat berada di depan wajah (lihat Gambar 3). Harus dicari metode set point terbaik untuk seorang pemain. Dan juga, letak bola terbaik adalah setinggi dahi, atau di atasnya (jika cukup kuat atau dekat dengan ring basket), agar dapat menghindari block. Tetapi jangan menempatkan bola di belakang kepala. Hal ini akan menyebabkan shooting menjadi lebih datar.

Gambar 3 Set point

Dorongan ke atas

Kebanyakan tenaga untuk melakukan shooting berasal dari dorongan ke atas oleh lompatan (khususnya jump shot), atau dorongan ke atas dari paha (ketika free throw). Jangan menambah kekuatan dengan otot lengan atau pergelangan tangan ketika melakukan shooting dengan jarak yang lebih jauh. Biarkan otot yang berada pada kaki yang bekerja. Lepaskan bola ketika melompat naik, bukan ketika turun dari lompatan.

Mengarahkan bola

Tentukan titik tujuan, bisa bagian belakan dari ring basket, atau tepat di atas ring basket bagian depan, atau pada papan (jika melakukan bank shoot). Konsentrasi pada titik tersebut, dan jangan melihat bola.

Melepaskan bola

Gunakan bahu sebagai engsel. Lengan kanan menjulur ke depan mengarah ke ring basket (dengan siku tetap di dalam), siku lengan diluruskan, kemudian bola dilepaskan dengan bantuan gerakan pergelangan tangan dan ujung jari. Hal ini akan mengakibatkan spin bola mengarah ke belakang seperti yang selalu dilakukan shooter handal. Spin ke belakang tersebut mengakibatkan bola mendarat dengan mulus pada ring basket, dan sering menciptakan pantulan yang menguntungkan, dan menghasilkan skor meskipun shooting tidak dilakukan dengan sempurna. Lakukan shooting dengan arah seperti busur lingkaran, bukan datar, shooting dengan arah seperti itu mempunyai kemungkinan masuk yang lebih besar karena ukuran ring basket lebih besar dan lebar untuk sebuah bola yang datang dari atas. Jangan mendorong bola dengan ujung telapak tangan, lepaskan bolanya dari ujung jari. Pastikan siku lengan lurus.

Jika ingin melakukan shooting dengan jarak yang lebih jauh, jangan mengubah cara melepaskan bola, tetapi gunakan tenaga tambahan dari lompatan, atau rendah set point. Jangan menarik bola ke belakang kepala sebelum melepaskannya karena akan mengakibatkan arah bola menjadi lebih datar. Untuk shooting dengan jarak yang lebih pendek, lepaskan bola lebih medekati puncak lompatan dengan set point yang lebih tinggi (lengan dijulurkan ke atas kepala).

Follow through

Follow through sangat penting untuk memperoleh spin bola yang baik. Jari-jari mengarah ke ring basket, dan pergelangan tangan ditekuk ke depan menyerupai leher angsa (lihat Gambar 4). Tahan posisi ini setelah melakukan shooting sampai bola mengenai ring basket. Dengan follow through yang baik, telapak tangan akan menghadap ke bawah ke arah lantai. Jika tidak benar pergelangan tangan tidak digerakkan dengan benar maka telapak tangan akan menghadap ke luar (seperti orang akan berjabat tangan). Pandangan tetap mengarah ke target, bukan bola.

Gambar 4 Follow through


04 November 2008

UGM gagal total

Tim basket putra Universitas Gadjah Mada (UGM) akhirnya tersisih di laga Final Four Liga Basket Mahasiswa (Libama) Nasional 2008. Pada hari terakhir Sabtu (1/11), pada putaran kedua yang berlangsung di Auditorium STIE YKPN Yogyakarta, mereka menelan kekalahan dari STIE Swadaya dengan skor 76-83.

"Yang kami pikirkan sekarang bagaimana terhindar dari degradasi dengan tidak menempati juru kunci," ujar pelatih UGM, Risdianto Roeslan, usai pertandingan.

Sejak putaran pertama hingga kedua di Yogyakarta ini, UGM hanya sekali menuai kemenangan yakni ketika melawan STIE Kesatuan Bogor. Selebihnya, tim yang diperkuat pemain bintang, Firdaus Julius Achmad, yang di games ini mempersembahkan 18 poin tersebut, selalu menuai kekalahan.

"Kelemahan kami di defense. Kami selalu kecolongan ketika lawan bermain cepat," lanjut asisten pelatih tim basket IBL Satria Muda Britama tersebut.

Melawan STIE Swadaya, UGM sepertinya memang tak bisa berbuat banyak. Dari kuarter pertama hingga terakhir selalu diperdayai lawannya.

Hanya di kuarter tiga saja UGM unggul 18-12. Sementara kuarter satu UGM kalah 18-21, kuarter dua juga kalah 19-25 dan di kuarter terakhir, UGM kembali menelan kekalahan 21-25.

Risdianto menambahkan, salah satu kelemahan di laga yang sebenarnya bisa dimanfaatkan UGM, mengingat pertandingan berlangsung di Yogyakarta, adalah masa perkuliahan yang saat ini menjelang pelaksanaan ujian tengah semester.

"Banyak dosen yang tidak mempedulikan apa kegiatan di luar. Walaupun bertanding atas nama almamater pun, kalau nilai jelek tetap tidak lulus," ungkapnya.

Adanya persoalan itulah, lanjut dia, para pemainnya kurang berkonsentrasi. Namun Risdiyanto berjanji di putaran ketiga nanti pihaknya akan mengajak para pemainnya bermain mati-matian karena apabila gagal di putaran ketiga di Jakarta nanti, secara otomatis degradasi akan mengancam.

"Kalau kalah, kami harus memulai dengan kejurnas lagi yang tentu saja biayanya tidak sedikit," lanjutnya.

(dari www.kompas.com)

01 November 2008

Hari ini Libamanas II berakhir

Tim basket putri Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) harus mengakui ABFI Perbanas Jakarta, 45-111 (27-52), dalam lanjutan kompetisi A Mild Liga Bolabasket Mahasiswa Nasional (Libamanas) II-2008 di GOR STIE YKPN Seturan, Depok, Sleman, Jumat (31/10). Itu berarti, putri UNY dari dua kali main pada seri II ini belum pernah menang, karena dalam pertandingan pembukaan dikalahkan putri Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY). Akibatnya, dari peringkat klasemen sementara, putri UNY menempati urutan buncit.

Sebaliknya putri ABFI Perbanas Jakarta mampu mencatat dua kali menang dan sekali kalah di Yogya, sehingga meraih total poin lima. Kekalahan putri ABFI Perbanas diderita saat lawan putri Universitas Surabaya (Ubaya) 44-55. Pelatih putri UAJY, Linggaryati mengatakan, timnya akan berusaha keras merebut kemenangan dari STIE Indonesia Jakarta dalam laga hari terakhir sore ini. “Putri UAJY yang sehari sebelumnya ditundukkan UNS Solo, lawan STIE Indonesia Jakarta, bertekad meraih kemenangan, meski dalam pertemuan sebelumnya kita kalah dari mereka,” ujarnya.

Nasib sial dialami oleh tim putra dan putri Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. Tim putra Unpad harus mengakui keunggulan STIE Swadaya. Nasib serupa juga dialami oleh tim putri Unpad yang menelan kekalahan ditangan Universitas Negeri Surakarta. Putra Unpad yang bermain pada pertandingan pertama hari ini sempat menunjukan permainan gemilang di menit-menit awal. Dengan memanfaatkan kurang siapnya STIE Swadaya. Unpad langsung memainkan pola serangan cepat. Hingga akhir kuarter pertama, Unpad sempat unggul 13-9. Kuarter kedua, Swadaya mulai bangkit. Perlahan-lahan tim besutan Abdul Fatah Setiawan itu akhirnya mampu mematahkan keperkasaan Unpad. Semakin berkembangnya penampilan Swadaya membuat mereka berbalik unggul 24-23 di akhir kuarter kedua.

Kuarter ketiga permainan semakin seru. Tempo permainan yang tinggi membuat kedua tim harus lebih berkonsentrasi dalam membangun serangan maupun bertahan. Beberapa kali serangan cepat Swadaya mampu dibalas dengan tembakan dua angka dari Unpad. Hingga akhir perempat ketiga, Unpad kembali berbalik unggul 40-37.

Pada kuarter keempat kedua tim terlihat semakin berhati-hati dalam membangun serangan. Unpad lebih fokus kepada defense guna mempertahankan keunggulan. Strategi ini ternyata masih mampu dipatahkan oleh Swadaya. Semakin merosotnya kondisi fisik Unpad membuat Swadaya mampu mencetak poin dari serangan balik yang cepat. Hingga akhir pertandingan, Unpad tidak mampu mempertahankan keunggulan dan harus menyerah dengan skor tipis 51-55.

Kekalahan tim putra Unpad diikuti juga oleh tumbangnya tim putri Unpad atas Universitas Negeri Solo (UNS). Dalam pertandingan seru yang berlangsung selama tiga kuarter itu, Unpad terpaksa harus menyerah pada kuarter terakhir. Sejak menit pertama, pertandingan berlangsung seru. Kedua tim saling bergantian mencetak poin. Di penghujung kuarter pertama, UNS hanya unggul tipis 22-21.

Kuarter kedua, Unpad mencoba bangkit untuk mengejar ketertinggalan. Usaha Unpad berbuah manis dimana mereka berbalik unggul 33-29 di akhir kuarter kedua.

Dengan motivasi tinggi UNS berbalik menggempur pertahanan Unpad untuk mencetak poin. Sayang, permainan konsisten Unpad membuat mereka terus unggul tipis di kuartet ketiga 45-43. Memasuki kuarter terakhir, UNS langsung tampil menekan untuk mengejar ketertinggalan. Berawal dari tembakan tiga angka Dyah Puspitasari diawal kuarter keempat membuat permainan UNS semakin berkembang.

Keadaan sebaliknya justru terjadi di kubu Unpad. Akibat stamina yang terus menurun membuat pertahanan mereka akhirnya dengan mudah ditembus UNS. Sepanjang kuarter terakhir itu, UNS mampu mencetak 17 poin sedangkan Unpad hanya mampu menambah tiga poin. Hingga akhir pertandingan UNS akhir memastikan kemenangan dengan skor 60-48.

“Kami tentu bangga dengan kemenangan ini. Mudah-mudahan pada seri ketiga nanti kami bisa merebut semua kemenangan agar dapat lolos ke empat besar,” kata Yulius Dobby, asisten pelatih UNS.

***
Jadwal Pertandingan, Sabtu (1/11):
Putra: STIE Swadaya vs Universitas Gadjah Mada
Putri: STIE Indonesia Jakarta vs Universitas Atmajaya Yogyakarta
Putri: Universitas Negeri Yogyakarta vs Universitas Padjajaran
Putra: Universitas Atmajaya Yogyakarta vs STIE Bhakti Pembangunan

(dari www.amild.com dan www.kr.co.id)