19 November 2010

Menyerang Zone Defense

Zone defense biasanya memberikan masalah tersendiri bagi pelatih baru. Dari berbagai pengalaman, formasi zone defense yang sering diterapkan adalah: 2-3, 1-3-1, 3-2, 1-1-3, 2-1-1, dan 1-2-2. Pelajaran utama yang saya dapatkan ketika menghadapi lawan dengan strategi zone defense tersebut adalah: ketika bola berada di area corner, setiap formasi zone defense berubah menjadi 1-2-2! Berdasarkan hal tersebut, kita dapat mengembangkan "Filosofi Serangan Terhadap Zone Defense", yang akan membahas berbagai topik sebagai berikut:
  • Prinsip serangan terhadap zone defense.
  • Strategi offense untuk melawan zone defense.
  • Set play yang bisa diterapkan untuk melawan zone defense.
Prinsip Serangan Terhadap Zone Defense

Prinsip yang diajarkan kepada para pemain bertujuan untuk menjadikan para pemain seagresif mungkin ketika menghadapi zone defense. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

Prinsip Pertama: Manfaatkan serangan fast break.

Prinsip Kedua: Perbanyak perpindahan bola dari salah satu sisi lapangan ke sisi lainnya, dengan begitu akan dapat diketahui pemain lawan mana yang terlalu lambat melakukan penjagaan (lazy man).

Prinsip Ketiga: Gunakan dua jenis penetrasi, dribble dan pass, sehingga akan mempersulit lawan melakukan penjagaan.

Prinsip Keempat: Perhatikan spacing (jarak antar pemain) optimal, 3 sampai 4 meter. Hal ini akan mempermudah pergerakan bola, pergerakan pemain, dan keseimbangan dalam melakukan offense. Spacing yang bagus juga akan membuat lawan bekerja ekstra keras.

Prinsip Kelima: Rebound! Salah satu kelemahan dari zone defense adalah ketidakjelasan penugasan block out. Oleh karena itu, instruksikan kepada pemain, terutama pemain forward dan center, untuk selalu berusaha mendapatkan offensive rebound.

Prinsip Keenam: Screen bisa diterapkan ketika menghadapi lawan yang menerapkan zone defense. Dengan screen yang benar akan terjadi kesempatan melakukan shoot yang lebih terbuka, sehingga dapat meningkatkan persentase masuknya bola.

Prinsip Ketujuh: Eksplorasi area di belakang zone defense (baseline di area short corner). Penempatan pemain di area tersebut sangat sulit diantisipasi oleh lawan, terutama saat melakukan block out atau rebound, ditambah dengan kemungkinan pemain tersebut melakukan flash cut ke high post.

Prinsip Kedelapan: Bermainlah inside out dan bukan outside in! Paksa zone defense untuk mengantisipasi permainan dalam terlebih dahulu.

Prinsip Kesembilan: Sabar. Usahakan untuk menciptakan kesempatan shoot yang terbuka, jangan hanya sekedar melakukan shoot. Shoot yang dilakukan dengan tergesa-gesa sangat menguntungkan zone defense.

Strategi Offense Untuk Melawan Zone Defense

Ada dua jenis zone offense yang dapat diterapkan: gap (celah) dan gap motion. Gap offense adalah offense yang bersifat stasioner di mana setiap pemain menempatkan dirinya pada celah di antara dua pemain bertahan. Hal ini bertujuan untuk memancing dua pemain bertahan berpindah tempat dan menciptakan kesempatan shot melalui penetrasi menggunakan dribble. Pergerakan bola dan gerak tipu merupakan elemen yang sangat penting pada offense jenis ini. Offense kedua yang bisa diterapkan untuk menghadapi zone defense adalah gap motion, yang mirip dengan jenis offense yang pertama. Prinsip utama offense ini adalah spacing yang baik serta penempatan pemain di antara dua pemain bertahan. Pada gap motion, pelatih memberikan kebebasan pada pemainnya untuk bergerak secara acak. Hal ini menyebabkan offense jenis ini lebih sulit untuk diantisipasi karena tidak menerapkan suatu pola serangan tertentu. Para pemain lebih memiliki keleluasaan melakukan cut dan screen (dengan tujuan). Penetrasi menjadi lebih berpengaruh terhadap kesuksesan offense ini. Pemain post sering bermain di posisi baseline area short corner. Posisi di belakang zone defense ini memberikan dua keuntungan:
  • Mendapatkan sudut screen yang lebih baik (karena datang dari sisi yang tidak diketahui oleh lawan).
  • Sering menjadi area yang luput dari penjagaan pemain bertahan.

Set Play yang Bisa Diterapkan Untuk Melawan Zone Defense

Set play bisa menjadi senjata ampuh untuk menembus zone defense karena mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
  • Pelatih dan pemain mengetahui siapa yang akan mengeksekusi shoot.
  • Pelatih dan pemain mengetahui di mana shoot akan dilakukan, sehingga memberikan pemain lainnya untuk bersiap melakukan rebound.
  • Semua pemain telah berada dalam posisi yang seharusnya sebelum strategi dijalankan, sehingga tingkat keberhasilan mencetak poin lebih maksimal.

Berikut ini adalah contoh set play yang bisa diterapkan. Jika dijalankan dengan benar, strategi ini sangat sulit diantisipasi oleh zone defense.

Timing, spacing, dan koordinasi pergerakan sangat penting untuk efektivitas strategi ini. Nama set play ini adalah:
    Z1, ditunjukkan oleh Gambar 1 sampai dengan Gambar 6.

    Gambar 1
    Gambar 2
    Gambar 3
    Gambar 4
    Gambar 5
    Gambar 6

    Z2, ditunjukkan oleh Gambar 7 sampai dengan Gambar 12.

    Gambar 7
    Gambar 8
    Gambar 9
    Gambar 10
    Gambar 11
    Gambar 12

    Z3, ditunjukkan oleh Gambar 13 sampai dengan Gambar 19.

    Gambar 13
    Gambar 14
    Gambar 15
    Gambar 16
    Gambar 17
    Gambar 18
    Gambar 19

    Z4, ditunjukkan oleh Gambar 20 sampai dengan Gambar 24.

    Gambar 20
    Gambar 21
    Gambar 22
    Gambar 23
    Gambar 24

    Z5, ditunjukkan oleh Gambar 25 sampai dengan Gambar 31.

    Gambar 25
    Gambar 26
    Gambar 27
    Gambar 28
    Gambar 29
    Gambar 30
    Gambar 31

    18 September 2010

    Flex Offense

    1) Flex offense merupakan salah satu pola yang bersifat continuity offense. Pola ini menggunakan back screen, down screen, dan flex cut untuk menciptakan kesempatan mencetak angka.

    Flex offense yang digambarkan di artikel ini merupakan bentuk flex offense yang paling dasar. Untuk menjalankan pola ini, para pemain harus memperhatikan jarak antar pemain dan timing saat melakukan pass. Selain itu, mereka juga harus menguasai dengan benar cara melakukan screen dengan benar.

    Gambar pertama menunjukkan set posisi flex offense dan pergerakan dimulai setelah salah satu guard melakukan pass ke guard lainnya (O1 ke O2 atau sebaliknya).

    Ketika terjadi pass antar guard, pemain yang berada di corner jauh dari bola (dalam hal ini O3) melakukan flex cut setelah menerima back screen dari pemain yang ada di short corner (O5). Timing yang tepat untuk melakukan flex cut adalah saat bola meninggalkan tangan O1.
    2) Opsi 1:
    O2 dapat melakukan pass ke O3 untuk mendapatkan kesempatan shooting dari jarak yang dekat. Jika tidak memungkinkan untuk melakukan pass, O3 segera keluar dari area three-second menuju ke short corner.
     
    3) Kemudian O1 melakukan down screen untuk O5.
     
    4) Opsi 2:
    Dengan memanfaatkan down screen, pemain O5 cut ke elbow dan bersiap menerima pass dari O2 dan diteruskan dengan jump shot. Setelah melakukan screen, O1 bergerak keluar menuju corner (setelah melakukan down screen setiap pemain yang bergerak ke corner).
     
    5) Jika pass ke O5 tidak memungkinkan, maka O5 keluar menempati posisi guard untuk menerima pass dari O2.

    Perhatikan, Gambar 5 merupakan kebalikan dari Gambar 1, hal ini menunjukkan bahwa pola ini dapat diulang-ulang dari dua sisi lapangan.

    Ingat, kesabaran adalah kunci utama menjalankan continuity offense.

    Untuk tim dengan pemain muda, strategi ini bisa digunakan dalam latihan sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan melakukan screen dengan benar, pass, dan yang paling penting, pergerakan tanpa bola.

    03 September 2010

    Circle Run

    1. Start dalam posisi siap tepat di pertemuan garis free throw dan baseline dengan menghadap ke lapangan.
    2. Lari menyusuri garis free throw kemudian mengitari lingkaran free throw, 3600 berlawanan arah jarum jam.
    3. Teruskan dengan berlari ke sisi kiri lingkaran yang berada di tengah lapangan, kali ini dilanjutkan dengan mengitari lingkaran tersebut 3600 searah jarum jam.
    4. Setelah itu lari ke arah sisi kanan lingkaran terakhir, dan mengitari lingkaran tersebut 3600 berlawanan arah jarum.
    5. Finis di garis baseline.
    Circle Run

      31 August 2010

      Konsep Defense

      Ada tujuh konsep defense yang harus diperhatikan pada sistem defense suatu tim, sehingga bisa dijadikan sebagai fondasi dasar dari filosofi defense seorang pelatih. Apapun jenis defense-nya, apakah man to man atau zone defense.

      1. Cepat kembali ke area defense

      Bagian paling penting dari defense adalah seberapa cepat suatu tim dapat melakukan transisi dari offense ke defense. Banyak tim sangat lambat kembali ke area defense karena pelatihnya mengabaikan bagian ini.

      Konsep pertama zone defense adalah segera kembali ke area defense sehingga memaksa lawan selalu menghadapi lima defender setiap kali menyerang. Jangan membiarkan lawan mendapat situasi di mana jumlah mereka lebih banyak dari defender, misalnya dua lawan satu, atau tiga lawan dua.

      2. Komunikasi

      Komunikasi bagaikan perekat dalam setiap sistem defense. Komunikasi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan merupakan bagian yang paling sulit dilatih ketika membentuk sistem defense. Membuat suasana di mana para pemain saling berkomunikasi di lapangan harus diupayakan setiap hari.

      Pelatih NBA dekade 70an, Red Holzman mengatakan “Bola basket adalah permainan di mana penggunaan pikiran, tubuh, dan suara merupakan hal yang sama pentingnya.” Berkomunikasi saat melakukan defense membantu New York Knicks memenangkan juara NBA di tahun 1970 dan 1973. Pelatih NBA lainnya, Del Harris, percaya bahwa tidak akan pernah ada “silent defense” yang berhasil.

      3. Upayakan bola tetap di luar Zona Merah

      Area yang paling berbahaya di lapangan adalah elbow dan block. Setiap tim offense selalu menyerang melalui area ini karena area ini sangat rentan. Keberhasilan defense bergantung dari upaya tim defense menghalau penguasaan bola dari area ini.

      4. Berikan tekanan kepada pemain lawan yang menguasai bola

      Landasan dari setiap defense adalah tekanan yang dilakukan kepada pemain lawan yang menguasai bola. Bagian ini merupakan bagian paling penting dari konsep defense secara individual. Tujuannya adalah membuat lawan selalu berada di bawah tekanan sehingga konsentrasi dan pandangan mereka terganggu.

      5. Mengantisipasi penetrasi

      Salah satu tugas yang paling sulit saat melakukan defense adalah menerapkan pressure tetapi di saat yang sama juga harus mengantisipasi penetrasi lawan. Kuncinya adalah tetap menjaga keseimbangan dan mempertahankan jarak antara defender dengan pemain lawan.

      6. Ganggu setiap lawan melakukan shooting

      Hal ini akan mengurangi persentase keberhasilan shooting lawan dan meningkatkan kesempatan tim untuk memenangkan pertandingan. Di tahun 2005, studi yang dilakukan Pim, Coughlin, Fielitz, dan Fry, 477 pertandingan Divisi I Amerika dianalisa faktor statistik mana yang paling berpengaruh dan menentukan kemenangan atau kekalahan suatu tim. Tim dengan persentase memasukkan bola lebih rendah mengalami 356 kekalahan dari 477 pertandingan, atau 74,6 persen.

      7. Hindari memberikan kesempatan kedua

      Tim basket yang sukses selalu mencegah lawannya mendapatkan kesempatan kedua untuk melakukan shooting. Mereka mencegah pemain lawan untuk melakukan offensive rebound dengan melakukan block out dan kemudian selalu mengejar bola. Dean Lockword dari University of Tennessee Lady Vols menyebut teknik ini dengan “hit and get”. Dengan kata lain, defender harus melakukan kontak terlebih dahulu dengan lawan setelah terjadi shooting, dan kemudian berusaha mendapatkan penguasaan bola.

      Tom Crean, pelatih dari Marquette University, percaya bahwa tim akan mempunyai kesempatan 50 persen mencetak angka pada kesempatan kedua, dan 80 persen pada kesempatan ketiga. Karena tingginya tingkat persentase ini ini, maka Crean melakukan latihan block out setiap hari.

      George Raveling, mantan pelatih Washington State, Iowa, dan Southern California, menuliskan pada bukunya yang membahas tentang rebound di tahun 1972 berjudul War on the Boards. Raveling menjelaskan bahwa rebound adalah pertarungan fisik di mana 75 persen berasal dari keinginan dan 25 persen dari kemampuan pemain.

      02 February 2010

      Momen Zone Defense

      Di saat ingin menyiapkan sistem defense pada suatu tim, pelatih harus selalu mempertimbangkan tentang penggunaan satu atau lebih zone defense. Pelatih harus menemukan zone defense yang ingin diajarkan, sesuai dengan kemampuan teknik dan fisik dari para pemain.

      Meskipun sebaiknya zone defense tidak dijadikan strategi defense utama, tetapi zone defense masih dapat digunakan sebagai senjata dalam sebuah pertandingan. Kadang-kadang, dalam sebuah pertandingan, pelatih dapat menggunakan zone defense dalam situasi tertentu, misalnya saat throw in atau setelah melakukan free throw, selain itu zone defense dapat diterapkan ketika man-to-man defense yang diterapkan tidak berjalan efektif.

      Pelatih dapat menggunakan zone defense ketika:
      • Ingin mengubah ritme pertandingan.
      • Ketika perbandingan kemampuan teknik dan fisik yang terlalu mencolok antar pemain kita dan pemain lawan, sehingga sering terjadi mismatch.
      • Ketika tim kita sulit membendung serangan lawan dari low post maupun high post.
      • Ketika tim kita tidak bisa mencegah permainan pick and roll yang diterapkan oleh lawan.
      Jadi memilih momen yang tepat dalam menerapkan zone defense merupakan hal yang sangat penting. Jika dipikir bahwa zone defense yang diterapkan dapat merepotkan lawan, maka sebaiknya zone defense tersebut tidak diubah, meskipun lawan mampu mencetak angka, berikan waktu kepada pemain untuk memahami pergerakan lawan terlebih dahulu sehingga pemain kita dapat melakukan antisipasi secara tepat.