23 February 2009

Screen

Screen atau pick terjadi ketika seorang pemain offensive berusaha mem-blok seorang pemain defensive, membebaskan pemain offensive lain yang sedang dijaga sehingga didapatkan kesempatan melakukan shooting atau passing yang lebih terbuka. Melakukan screen dengan baik merupakan bagian fundamental dalam pertandingan bola basket. Screen sangat berguna jika digunakan melawan defense man-to-man, atau ketika menjalankan strategi out-of-bound, dan kadang-kadang juga dapat dilakukan ketika melawan defense zone. "Pick and roll" sampai saat ini masih merupakan taktik sederhana yang paling sulit untuk dijaga ketika dilakukan dengan benar. Pemain legendaris Utah Jazz, John Stockton dan Karl Malone, adalah master pick and roll.

Elemen penting dalam melakukan screen yang efektif:

  1. Pemain yang melakukan screen (screener) harus bersentuhan dengan pemain defensive yang akan di-blok (tetapi tidak sampai foul, menahan atau mendorong). Jika tidak sampai bersentuhan, maka pemain defensive akan dengan mudah menghindari dari screen.
  2. Buka kedua kaki lebar-lebar. Setelah posisi screen terbentuk, jangan menggerakkan lagi kedua kaki untuk menghindari pelanggaran "moving screen". Screener harus diam, tidak bergerak mengikuti pemain defensive, dan juga jangan mendorong pemain defensive. Jika pemain defensive menubruk screener karena screener tidak dalam posisi diam, maka kemungkinan akan terjadi offensive foul.
  3. Kedua lengan tangan harus tetap menempel di dada, bukan hanya untuk melindungi dari kontak fisik yang berlebihan, tetapi dengan itu wasit juga dapat melihat bahwa screener tidak melakukan dorongan menggunakan tangan, atau menahan pemain defensive.
  4. Sudut atau arah screener dan timing screen merupakan faktor yang paling penting. Screener harus dapat mengantisipasi arah yang akan dituju oleh pemain offensive lainnya, kemudian melakukan kontak dengan pemain defensive dalam sebuah posisi sehingga screener berada di jalur pemain defensive tersebut. Jika sudut yang diambil tidak benar, maka pemain defensive akan dengan mudah menghindarinya.
  5. Setelah terjadi screen, screener harus melakukan "seal" pada pemain defensive yang dikenai screen, diikuti dengan "roll" mengarah ke ring basket. Jika terjadi pertukaran pemain defensive, maka akan tercipta kesempatan melakukan passing ke screener yang terbuka.
  6. Pemain offensive yang akan memperoleh bantuan screen harus sabar menunggu screener datang. Seringkali pemain offensive membuat kesalahan dengan melakukan drive sebelum situasi screen terbentuk, oleh karena itu pemain defensive akan dengan mudah menghindari screen.
  7. Pemain offensive yang memperoleh bantuan screen harus bergerak sedekat mungkin dengan screener. Jika tidak begitu, screen dapat dihindari oleh pemain defensive.

Gambar 1 Kesalahan melakukan screen

Jenis screen:

Amati Gambar 2. Screen dapat dilakukan pada pemain offensive yang sedang menguasai bola maupun tidak.

Gambar 2 Jenis screen

  1. Front-screen

    Screener menghadap ke pemain defensive.

  2. Back-screen

    Screen dilakukan dibagian belakang (tak terlihat) pemain defensive. Biasanya screener tidak menghadap ke ring basket.

  3. Down-screen

    Screen dilakukan di area low post, dan biasanya screener menghadap ke arah ring basket.

19 February 2009

Zone-23

Zone defense 2-3 (atau 2-1-2) merupakan zone defense yang paling sering digunakan dan dirancang untuk menahan serangan dari dalam. Zone 2-1-2 mirip dengan 2-3, kecuali pemain center berposisi lebih ke atas, jadi istilah 2-1-2 dan 2-3 dapat digunakan secara bergantian. Tim dengan kemampuan shooting dari luar yang bagus akan mampu mengalahkan jenis defense dengan lebih mudah. Tetapi serangan harus tetap coba dilakukan dari dalam, terutama pada saat akhir pertandingan, atau ketika shooting dari luar tidak berjalan secara efektif.

Seringkali kita menyerang zone defense dengan cara yang umum, yaitu sabar, mengeksekusi setiap kesempatan dengan baik, membuat zone defense terus bergerak, dan mencoba serangan dari dalam. Tetapi kali ini kita akan mempelajari menjalankan set play untuk menciptakan ruang yang lebih terbuka sehingga dapat memperoleh kesempatan shooting yang lebih sempurna, baik itu shooting three-point maupun shooting dari dalam. Pada suatu sistem latihan, sebaiknya dimulai dengan mempelajari dasar-dasar zone offense, dan kemudian ditambah beberapa set play tambahan seiring waktu berjalan. Di bawah ini akan merupakan zone offense 2-3 yang mudah dimengerti sehingga dapat diterapkan pada tim di tingkat pemula.

"Zone-23"

Gambar 1 Pergerakan O5

Gambar 2 Skip pass

Gambar 3 Offensive triangle

Aturannya, zone offense ini menggunakan formasi offensive 1-3-1.

  1. O5 berlari di sepanjang baseline dari short corner satu ke short corner yang lain, dan passing ke O5 akan coba dilakukan dari wing (baik oleh O2 atau O3), biasanya dapat dilakukan setelah terjadi ball reversal. O5 tidak bertujuan untuk melakukan post up di low post, karena area ini biasanya dijaga dengan baik oleh tiga pemain defensive, sehingga setiap passing ke area ini akan mengakibatkan situasi double-team yang bisa mengakibatkan terjadinya turnover. Oleh karena itu, maka passing bola seharusnya terlebih dahulu mengarah ke high post O4, kemudian O5 mencoba menyusup ke dalam, berada di depan pemain defensive, dan menerima passing cepat dari O4 untuk diteruskan dengan lay-up (Gambar 1).
  2. Pada Gambar 1, dua pemain wing O2 dan O3 berada sedikit lebih jauh dari garis three-point jika dibanding dengan biasanya, sehingga pemain defensive X1 dan X2 tidak berada pada jalur passing pemain O1, mengakibatkan bola tidak mudah diintersep. Setelah menerima passing, O2 dan O3 boleh melakukan dribble untuk menarik perhatian pemain defensive dan kemudian dapat diteruskan dengan passing atau shooting. Jika berhasil melakukan passing ke low post, kedua pemain O2 dan O3 juga harus mengikutinya dengan bergerak ke area corner. Skip pass dapat membuat zone defense bergeser (Gambar 1), tetapi pastikan bahwa skip pass dilakukan dengan cermat, karena beberapa tim mempunyai pemain yang secara agresif mencoba melakukan steal passing tersebut (biasanya adalah pemain defensive low post yang berada di sisi weak-side). Untuk mengakalinya, bisa dilakukan tipuan skip pass ke wing, kemudia dilakukan passing lob ke pemain low post O5 yang berada di sisi weak-side.
  3. Pemain high post O4 bergerak mengikuti bola berada. Ketika bola berada di area point, O4 menempati garis free-throw. Ketika bola berada di area wing, O4 tidak bergerak ke area elbow atau low post (yang biasanya telah ditempati oleh pemain defensive), melainkan ke area sedikit di bawah elbow, yang merupakan celah antara pemain defensive high post dan low post (Gambar 2). Pemain O4 seharusnya tidak melakukan dribble yang hanya akan mengundang masalah. O4 seharusnya menerima passing, pivot, dan menghadap ke ring basket, sehingga dapat melakukan shooting atau passing tanpa menahan bola terlalu lama, dibutuhkan pengambilan keputusan yang cepat. Ketika bola berada di short corner (dikuasai oleh O5), O4 dengan cepat bergerak ke area low post untuk menerima passing dari O5 dan diteruskan dengan lay-up (Gambar 3).
  4. Bola dapat diberikan ke pemain O5 melalui passing dari O2 atau O3, atau kadang-kadang juga dari O4. Seringkali, akan lebih mudah melakukan passing dari wing ke pemain O5 setelah terjadi ball reversal dari sisi satu ke sisi yang lain, karena hal tersebut dapat menyebabkan zone defense bergeser (misalnya, O1 passing ke O3, O3 skip pass ke O2, kemudian O2 passing ke O5). O5 mungkin dapat memberikan passing cepat ke O4 yang menusuk ke dalam untuk diteruskan dengan lay-up (terutama ketika O5 dapat menarik keluar pemain defensive low post). Pilihan lain untuk O5 adalah passing ke O3 yang berada di corner pada sisi yang berlawanan. Sebagai tambahan, ketika O5 menguasai bola di area short corner, O2 dapat bergerak ke area corner yang biasanya memberikan kesempatan terbuka untuk melakukan shooting three-point (karena pemain defensive X1 biasanya tidak akan ikut bergerak ke corner).
  5. Pemain wing yang berada di weak-side selalu bergerak ke corner ketika O5 menguasai bola (Gambar 2). Ketika O4 menguasai bola (Gambar 3), pemain wing tersebut bergerak ke celah antara pemain defensive low post dan high post untuk mendapatkan kesempatan shooting jarak jauh. Selain itu, pemain wing ini juga bertanggung jawab melakukan offensive rebound.
  6. Terapkan aturan "one post-touch". Sebelum melakukan shooting jarak jauh, bola harus sudah pernah dikuasai, setidaknya sekali, oleh pemain dalam O4 atau O5. Aturan ini bermaksud untuk selalu mencoba menyerang zone defense dari dalam. Pengecualian aturan ini adalah jika dalam situasi transition offense atau jika terjadi passing "kick-out" keluar untuk shooting three-point.
  7. Setiap pemain perimeter memiliki kesempatan melakukan penetrasi, biasanya dilanjutkan dengan jump shot di celah antara pemain defensive low post dan high post. Gerakan drive hingga ke ring basket biasanya tidak mungkin dilakukan karena ada tiga pemain defensive di dalam yang biasanya berpostur tinggi.

Jika Gambar 3 diamati lebih teliti, dapat dilihat setiap kali O4 menguasai bola, terdapat beberapa offensive "triangle", atau pilihan passing di mana kita dapat memperoleh keuntungan 3 lawan 2. Passing yang cepat akan menciptakan kesempatan shooting yang cukup baik.


PS: Jika mengalami kesulitan memahami beberapa istilah, silakan baca Terminologi Bola Basket.

08 February 2009

Pemain Luar Biasa


Pemain luar biasa:
  1. Selalu melakukan defense dengan bagus, meskipun saat itu offense-nya sedang "off".
  2. Do hustles, berusaha sekuat tenaga merebut bola liar, melakukan box-out dan rebound.
  3. Mempunyai visi yang bagus, mampu mengamati keseluruhan lapangan, dan melakukan passing akurat ke teman yang mempunyai kesempatan lebih terbuka.
  4. Seorang ball-handler yang handal, melakukan turnover se-minimal mungkin.
  5. Bisa melakukan shooting dari luar.
  6. Bisa melakukan drive, "take it to the hoop". Tidak hanya bergantung pada shooting dari luar, atau kemampuan melakukan drive saja. Harus mampu melakukan keduanya dengan baik. Jika seorang pemain tidak bisa melakukan shooting dari luar, maka pemain defensive akan mencegah pemain tersebut melakukan drive. Sebaliknya, jika tidak bisa melakukan drive, pemain defensive akan melakukan penjagaan ketat yang akan mencegah pemain tersebut melakukan shooting dari luar. Tetapi, jika mampu menguasai keduanya, pemain defensive tidak bakal bisa mengunci pada kedua aspek tersebut.
  7. Selalu mencari kesempatan melakukan shooting. Tidak berhenti melakukan shooting hanya karena tidak berhasil memasukkan satu atau dua tembakan. Jika seorang pemain memulai pertandingan dengan "dingin", dia biasanya akan mulai panas dengan defense dengan baik, melakukan satu atau dua steal, dan memperoleh kesempatan lay-up mudah atau free throw. Kemudian shooting yang dilakukan akan mulai menghasilkan angka.
  8. Mampu mencetak angka lewat free throw.
  9. Selalu menghindari foul trouble.
  10. Mempunyai kekuatan mental, mampu merasakan waktu-watku kritis dalam pertandingan dan mengangkat moral teman mainnya (terutama dalam melakakukan defense). Mau melakukan "hal sepele" yang dibutuhkan untuk memenangkan pertandingan, seperti melakukan passing ke teman yang lebih terbuka, melakukan screen yang sempurna, melakukan steal, dll. Tetap fokus, tidak mudah terpancing emosinya jika teman, lawan, atau ofisial pertandingan melakukan kesalahan. Bisa melupakan kesalahan dan tetap bermain dengan penuh semangat. Memahami situasi pertandingan, dan waktu.
  11. Menginspirasi dan memimpin teman-temannya melalui perbuatan, kerja keras di setiap latihan dan pertandingan. Pemain yang luar biasa bekerja lebih keras daripada pemain lainnya. Pemain luar tidak dilahirkan begitu saja, mereka menjadi luar biasa karena kerja keras dan dedikasi.
  12. Memahami konsep "tim" dan "keluarga". Diperlukan lebih dari sekedar kemampuan untuk menjadi tim juara. Sebuah tim harus mempunyai "chemistry", mempunyai tujuan bersama, dan saling menghormai, membantu, dan menyemangati antar komponen tim.
  13. Pemain luar biasa bersifat "coachable". Mampu mendengarkan dan bekerja sama dengan pelatih. Berani mencoba hal-hal baru dan selalu bersedia ketika pelatih membutuhkan seorang pemimpin, baik di dalam maupun di luar lapangan.