22 December 2008

Zone Offense

Zone defense memberikan permasalahan tersendiri untuk offense. Strategy yang berhasil diterapkan untuk melawan man-to-man defense sering kali tidak bisa dijalankan ketika melawan zone defense. Strategi zone offense harus digunakan menghadapi zone defense. Terdapat dua jenis zone offense yang digunakan, yaitu "zone 1" dan "zone 2". Kedua zone offense tersebut dirancang untuk melawan zone defense dengan dua pemain defensive di depan ("zone 1"), dan zone defense dengan satu pemain defensive di depan ("zone 2").

Petunjuk umum menyerang zone defense

  1. Gunakan serangan cepat

    Gerakkan bola ke depan dan lakukan fast-break secepat mungkin, sebelum zone defense lawan terbentuk.

  2. Lakukan defense full-court press

    Defense full-court press menyebabkan pertandingan menjadi bertempo cepat dan lebih terbuka, sehingga lebih mudah diserang dengan fast-break. Pertandingan dengan tempo lambat akan membuat zone defense lawan menjadi efektif sehingga sulit untuk ditaklukkan.

  3. Analisa jenis zone defense lawan

    Ketahui jenis zone defense yang sedang diterapkan oleh lawan, apakah 2-3, 1-2-2, dll. Kemudian lakukan zone offense yang sesuai untuk digunakan. Jika zone defense lawan menggunakan dua pemain defensive di depan (misalnya, 2-3 atau 2-1-2), maka gunakan zone offense dengan satu pemain guard berperan sebagia point guard, dengan tujuan untuk memecah konsentrasi dua pemain defensive yang berada di depan. Contoh strategi zone offense yang dapat digunakan adalah: 1-3-1, 1-2-2, "3-out, 2-in", atau 1-4 (lihat Gambar 1).

Gambar 1 Dua pemain defensive di depan

Gambar 2 Satu pemain defensive di depan

Sebaliknya, jika zone defense lawan menggunakan satu pemain defensive di depan (misalnya, 1-3-1 atau 1-2-2), maka gunakan zone offense dengan dua guard yang diposisikan di sekitar area wing sehingga mengapit pemain defensive yang berada di depan. Contoh strategi zone offense yang apat digunakan adalah: 2-1-2, 2-3, 2-2-1, atau "4-out, 1-in" (lihat Gambar 2).

Terus amati apakah defense yang digunakan lawan berubah, dan bersiaplah untuk mengubah strategi offense yang diterapkan. Beberapa tim sering mengubah-ubah jenis defense yang digunakan, dan oleh karena itu sebaiknya time-out dapat digunakan untuk menyesuaikan strategi zone offense.

  1. Sabar

    Selalu bersabar ketika melakukan offense. Pastikan pemain yang mempunyai kemampuan shooting terbaik memperoleh kesempatan terbuka untuk melakukan shooting. Ketika melawan zone defense, shooting dari luar lebih mudah dilakukan, meskipun tidak ada pergerakan dari pemain. Tetapi, sebaiknya sebisa mungkin serangan dilakukan sampai jantung pertahanan lawan. Aturan yang dapat diterapkan adalah sebelum melakukan shooting dari luar, salah seorang pemain low post atau high post harus pernah menguasai bola terlebih dahulu (kecuali sedang dalam transition offense).

  2. Offensive rebound

    Selalu berusaha untuk mendapatkan offensive rebound karena sering kali penugasan box-out dalam zone defense tidak jelas, dan peluang melakukan shooting dengan persentase yang lebih baik dapat diperoleh melalui offensive rebound.

  3. Jaga jarak antar pemain

    Longgarkan zone defense dengan passing ke area wing atau corner, dan lakukan skip pass ke area yang berlawanan. Para pemain sebaiknya tidak berkumpul di suatu area, dan harus mengisi celah-celah yang terdapat pada zone defense yang sedang diterapkan lawan (lihat Gambar 3). Lakukan "overload" dengan menempatkan beberapa pemain offensive tambahan di salah satu sisi lapangan sehingga melebihi jumlah pemain yang bisa dijaga oleh pemain defensive.

Gambar 3 Celah-celah pada zone defense

  1. Serang melalui celah-celah, tetapi hindari dribble yang tidak perlu

    Dribble yang tidak perlu dapat menyebabkan zone defense lawan dapat kembali teratur. Akan tetapi, pemain yang berada di area point dan wing dapat melakukan penetrasi melalui celah-celah pada zone defense lawan (lihat Gambar 3), dan memberikan umpan matang ke pemain low post atau high post. Alternatif lainnya adalah dengan melakukan "penetrate and pitch back". Ketika seorang pemain melakukan penetrasi, pemain lain di area perimeter berotasi mengisi posisi yang ditinggalkan oleh pemain yang melakukan penetrasi. Selanjutnya, setelah penetrasi yang dilakukan dapat "menarik" pemain defensive yang ada di luar untuk masuk ke dalam, maka pemain yang melakukan penetrasi dapat berhenti, pivot, dan melakukan passing kembali ke arah dari mana dia berasal, yang akan menciptakan kesempatan terbuka untuk melakukan shooting three-point.

  2. Usahakan menyerang dari dalam

    Serangan dari dalam dapat menghasilkan kesempatan shooting dengan persentase yang lebih baik. Seorang pemain boleh melakukan shooting dari luar atau three-point, tetapi jangan selalu bergantung pada shooting dari jarak jauh setiap kali melakukan serangan. Harus ditemukan cara untuk melakukan serangan sampai jantung pertahanan lawan. Jika berhasil melakukan serangan sampai ke dalam, maka akan menyebabkan permasalahan tersendiri bagi zone defense yang dapat menghasilkan situasi foul trouble, dan kesempatan yang lebih terbuka untuk melakukan shooting dari luar karena pemain lawan lebih berkonsentrasi untuk memperkuat pertahanan di dalam.

  3. Passing cepat

    Skip pass dari area corner ke area wing dari sisi yang berlawanan, atau sebaliknya dapat digunakan untuk mengacaukan pertahanan lawan. Pemain seharusnya juga melakukan beberapa gerakan fake, misalnya, seorang pemain dapat melakukan fake shot atau fake pass yang menyebabkan zone defense bergerak ke salah satu arah, kemudian dilanjutkan dengan passing ke arah yang berlawanan. Lakukan gerakan reversal beberapa kali sehingga para pemain defensive keluar dari posisi yang seharusnya.

  4. Terapkan screen

    Screen dapat diterapkan, baik di dalam maupun di luar. Para pemain sebaiknya melakukan gerakan cut ke ruang terbuka, dan mencoba menyerang dari weak-side, atau "back-door". Back screen yang dilakukan terhadap pemain defensive di area low post di sisi weak-side sering memberikan keuntungan jika diikuti dengan skip pass dari area corner ke area wing, atau sebaliknya. Jika pemain defensive low post dapat mengejar bola, maka passing ke dalam biasanya dapat dilakukan.

  5. Perimeter dalam posisi triple-threat

    Pastikan para pemain dalam posisi "tripe-threat" ketika menerima passing, siap untuk melakukan shooting, passing, atau penetrasi. Jangan biasakan langsung melakukan dribble setiap kali menerima passing. Kecuali terdapat celah untuk dilakukan penetrasi, para pemain harus menerima passing dalam posisi triple threat.

  6. Strategi terakhir

    Jika tim sedang memimpin pertandingan dan lawan mengubah jenis strategi defense yang diterapkan, yang membuat kita tidak percaya diri dapat menaklukkan zone defense yang sedang diterapkan oleh lawan, maka kita dapat "menolak" untuk melawannya. Strategi offense yang seharusnya diterapkan adalah "4-corners" delay offense. Karena kita sedang memimpin pertandingan, maka tim lawan pada akhirnya pemain defensive akan keluar dan mengubah kembali jenis defense-nya (mungkin menjadi man-to-man). Tentu saja, strategi ini tidak akan bekerja jika waktu yang tersisa masih banyak. Dan juga, jika gaya bermain tim kita adalah fast-break, maka melakukan strategi delay offense akan sangat merugikan.

Benar atau Salah #1


1.

Tanya

:

Ketika sedang melakukan shooting, dan bola berhasil masuk, A2 dilanggar oleh lawan. Technical foul juga dikenakan untuk pelatih tim B. Free throw A2 untuk foul awal (bukan technical foul) berhasil dilakukan. Sebelum bola menjadi "hidup" setelah free throw pertama pada kasus technical foul oleh pelatih tim B, time-out diminta oleh tim A. Apakah time-out tersebut dibolehkan?

Jawab

:

Ya, artikel 27.4.1

2.

Tanya

:

A1 melepaskan shooting, ketika bola sedang mengarah naik tersentuh oleh pemain B1. Setelah kontak oleh B1 dan bola sedang mengarah turun, tetapi belum menyentuh ring basket, bola tersentuh oleh A3 dan berhasil masuk ring basket. Apakah skornya dihitung?

Jawab

:

Tidak, artikel 41.2.1

3.

Tanya

:

A2 mendribble bola ketika B2 dalam posisi bertahan yang legal berada di jalur A2. Kemudian B2 bergerak menyamping untuk mempertahankan posisinya terhadap A2. A2 mengalami kontak dengan badan B2 ketika B2 sedang bergerak tanpa kedua kaki menyentuh lantai. Apakah pemain B2 dikenai foul?

Jawab

:

Tidak, artikel 44.6.4, 44.6.5

4.

Tanya

:

Ketika A2 sedang mendribble bola, A4 dan B4 dikenai double foul. Foul oleh B4 dianggap sebagai diskualifikasi. Apakah permainan dilanjutkan dengan tim A melakukan throw-in?

Jawab

:

Ya, artikel 45.2.2

5.

Tanya

:

A1 sedang memegang bola untuk melakukan throw-in ketika A3 melakukan foul terhadap B3. Foul tersebut merupakan yang kelima kalinya dilakukan oleh tim A pada periode tersebut. Apakah tim B seharusnya dihadiahi free throw?

Jawab

:

Tidak, artikel 55.2.2

6.

Tanya

:

Pelatih tim A dibolehkan untuk melakukan time-out. Selama time-out, B2 melapor ke petugas meja untuk melakukan pergantian pemain. Apakah B2 harus menunggu izin dari wasit terlebih dahulu supaya pergantian pemain dapat dilakukan?

Jawab

:

Tidak, artikel 28.2.6

7.

Tanya

:

Ketika bola sedang berada di udara (ketika sedang dilakukan shooting), B3 menyentuh papan basket sehingga menyebabkan vibrasi atau getaran. Vibrasi tersebut nampaknya menyebabkan shooting yang dilakukan menjadi gagal. Apakah B3 seharusnya dikenai technical foul?

Jawab

:

Tidak, artikel 41.3

8.

Tanya

:

A1 melakukan foul kelimanya. Sebelum foul dilaporkan ke petugas meja, A1 juga melakukan technical foul. Apakah hukuman technical yang telah dilakukan adalah satu kali free throw, kemudian diikuti dengan penguasaan bola oleh tim B?

Jawab

:

Tidak, artikel 13.1 dan 51.2

9.

Tanya

:

Pemain A2, A3, dan A4 telibat dalam situasi perkelahian dan akhirnya didiskualifikasi. Apakah seharusnya pelatih tim A juga terkena diskualifikasi?

Jawab

:

Tidak, artikel 47

10.

Tanya

:

Setelah tim B berhasil memasukkan bola, tim A dibolehkan untuk melakukan time-out. Ketika permainan dilanjutkan, A3 menguasi bola di luar lapangan dan bersiap-siap melakukan throw-in dari baseline. A3 melakukan passing ke A4 yang juga berada di luar lapangan dari sisi baseline yang sama. Kemudia A4 melakukan throw-in ke A5 yang berada di dalam lapangan. Apakah hal tersebut legal?

Jawab

:

Ya, artikel 26.2.2

16 December 2008

Zone Defense 1-2-2 dan 3-2

Zone Defense 1-2-2

Kelebihan

Zone defense 1-2-2 mempunyai keuntungan dapat memberikan tekanan pada pemain lawan di luar daerah three-point, memungkinkan terjadinya beberapa situasi trap, sangat efektif terhadap lawan yang mempunyai kemampuan shooting jarak jauh yang bagus (kebalikan dari zone defense 2-3 yang lebih efektif terhadap lawan yang mempunyai big man yang handal).

Kekurangan

Kelemahan utama adalah berada pada area high post, dan defense jenis ini dapat diserang dari area corner. Pelajari gambar-gambar di bawah untuk memahami pergerakan dari zone defense 1-2-2.

Gambar 2 Di area wing

Gambar 3 Trap area wing

Gambar 4 Di area corner

Gambar 5 Trap area corner

Bola di area wing

Lihat Gambar 2. Pemain bertahan di area wing menjaga pemain lawan yang menguasai bola, dan X1 turun sampai sekitar garis free-throw untuk melindungi area high post, dan membantu mencegah terhadap gerakan drive yang dilakukan lawan.

Trap di area wing

Lihat Gambar 3. Jika ingin mencoba melakukan trap di area wing, gunakan X1 dan pemain bertahan di area wing untuk melakukan trap. Wing yang lain ganti bertugas untuk melindungi area high post. Meskipun trap pada area wing mempunyai resiko terhadap defense yang sedang diterapkan, tetapi trap kadang sangat efektif dilakukan jika kemampuan ball handling lawan kurang bagus, atau dapat juga diterapkan pada situasi dead ball, di mana lawan sudah tidak dapat lagi melakukan dribble. Selain itu, trap juga dapat dilakukan jika tim kita sedang dalam kondisi tertinggal dan perlu memberikan tekanan tambahan terhadap lawan.

Kebanyakan tim akan mencoba menyerang zone defense ini melalui area corner. Oleh karena itu, para pemain defensive harus dapat bergerak cepat untuk mencegah setiap passing dari area corner yang mengarah ke area low post.

Bola berada di area corner, jangan melakukan trap, cegah passing dari area corner ke area wing.

Lihat Gambar 4. X4 akan keluar untuk menjaga area corner, dan X5 harus dengan cepat bergerak untuk menjaga area low post yang ditinggalkan X4. Pemain wing yang berada di area weak-side (X3) akan sedikit turun sampai area block untuk menjaga area weak-side. X2 bertugas untuk mencegah passing reversal dari area corner ke area wing.

Trap pada area corner

Lihat Gambar 5. Trap dapat dilakukan di area corner jika X2 dapat turun ke sana dengan cepat. Sekali lagi, X4 akan keluar menjaga area corner, dan wing di area ball-side (X2) akan bergerak cepat untuk menciptakan trap bersama X4. X5 harus dengan cepat untuk menjaga area low post yang ditinggalkan X4. X1 akan mengisi ruang antara area elbow dan garis three-point. Lagi-lagi, pemain wing yang berada di area weak-side akan bergerak sedikit ke sekitar garis free-throw dan menjaga area high post dan weak-side.

Menjaga area high post

High post menjadi area yang selalu menjadi masalah untuk defense ini. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kelemahan adalah sebagai berikut:

  1. Ketika bola berada di area wing, dan trap sedang tidak dilakukan, X1 akan berada sedikit turun ke area high post untuk mencegah semua passing ke area tersebut. Lihat Gambar 6.
  2. Ketika bola berada di area wing, dan trap sedang dilakukan, maka pemain di area wing yang berlawanan harus menjaga area high post. Lihat Gambar 7.
  3. Ketika bola di-passing ke area point, jika passing berasal dari suatu area wing, maka pemain yang menjaga area wing yang lain harus menjaga area high post (jika di sana ada pemain high post lawan). Lihat Gambar 8 dan 9.
  4. Jika masih terjadi kesulitan dalam menjaga area high post, dan jika pemain point guard lawan tidak mempunyai kemampuan shooting yang bagus, maka defense dapat diubah menjadi zone defense 3-2.

Gambar 6 Menjaga area high post (a)

Gambar 7 Menjaga area high post (b)

Gambar 8 Menjaga area high post (c)

Gambar 9 Menjaga area high post (d)

Zone Defense 3-2

Dengan zone defense 3-2, pemain bertahan di area point (X1) turun sampai garis free-throw. Sebagai konsekuensinya, posisi pemain bertahan di area wing menjadi sedikit lebih lebar. Zone defense ini dapat membantu menjaga area high post, tetapi akan memberikan pemain point guard lawan melakukan shooting jarak jauh.

Dengan defense zonde 3-2, penjagaan area wing dapat diperlakukan sama dengan zone defense 1-2-2 dalam Gambar 2. Trap juga dapat dilakukan di area wing oleh pemain bertahan di area wing dan area point, sedangkan pemain bertahan di sisi yang berlawanan bertugas untuk menjaga area high post (Gambar 11).

Area corner dapat dilindungi oleh salah satu pemain bertahan di area low post (X4) dan pemain low post lainnya (X5) untuk menjaga area low post yang ditinggal keluar, sama dengan zone defense 1-2-2 (Gambar 4 dan 5). Pilihan lain, selain pemain X5, pemain X1 juga dapat membantu untuk menjaga area low post (Gambar 12). Dalam hal ini, pemain bertahan weak-side (X3) akan bergerak ke area elbow.

Gambar 10 Trap area wing

Gambar 11 Menjaga area corner

12 December 2008

Barrack Obama

Barrack Hussein Obama, Jr. (lahir tanggal 4 Agustus, 1961) adalah presiden terpilih Amerika Serikat. Dia juga Senator yunior dari Illinois. Sebagai tambahan, dia juga seorang pemain basket yang cukup bagus, menurut koran New York Times. Dengan postur 6'2", Obama mampu menggunakan kemampuan fisik dan pengetahuannya tentang pertandingan untuk memberikan kontribusi di lapangan. Obama mulai bermain basket sejak masih kanak-kanak. Dia masuk dalam tim di sekolahnya. Julukannya adalah "Barry O'Bomber". Sebagai mahasiswa Hukum di Harvard, dia mempelajari bermain di bawah tekanan. Dia juga bermain untuk tim mahasiswa Hukum.

Basket telah membentuk hidupnya. Basket menjadi pelariannya dari dunia, sebagai tempat di mana dia dinilai dari apa yang dapat dia lakukan dan bagaimana dia melakukannya, daripada siapa ayahnya. Lebih penting lagi, basket menjadi batu loncatan yang menuntun dia menuju jalan pernikahan.

Obama bertemu Michelle Robinson, sekarang menjadi Nyonya Obama. Seorang wanita yang bijak, dia mengajak kakakya, Craig Robinson, untuk bermain streetball dengan Obama di lapangan. Nona Robinson saat itu ingin mengetahui kemampuan sahabat barunya itu. Craig Robinson mempunyai keahlian dalam bermain bola basket, dia masih berada dalam daftar pencetak skor terbanyak di Princeton University dan sekarang ini dia adalah pelatih basket di Oregon State University.

Obama mempunyai kesempatan untuk bermain di klub kesetahan terbaik di Amerika. Tetapi ketika dia berada di tempat tinggalnya di Chicago, dia juga bermain di lapangan setempat yang ada di Hyde Park, dekat dengan University of Chicago. Di sana, mungkin kamu akan dapat bermain dengan pemenang penghargaan Nobel masa depan, atau dengan remaja dari daerah tersebut, atau bahkan Presiden AS masa depan.

Jika kamu berkesempatan bermain melawan Obama, ini adalah ciri-ciri permainan Senator yang harus kamu pelajari:

  • Dia adalah pemain kidal, sering melakukan fake ke kanan dan akan meneruskan gerakan ke kiri.
  • Cepat, percaya diri.
  • Ketika Obama mampu melesakkan beberapa shooting, dia akan akan mulai mengacungkan jari menunjuk pada lawannya.
  • Mau mengakui ketika dia melakukan pelanggaran.
  • Ketika dia tidak sedang bermain dengan beberapa lawannya (termasuk kakak iparnya), dia tetap bermain dengan cerdas dan tidak indiviual.

Koran Times menginterview mantan bintang NBA, Rickey Green, yang pernah bermain dengan Obama. Pendapatnya, "Dia di atas rata-rata, dia mempunyai kemampuan shooting dengan tangan kiri yang lumayan dan memiliki pengetahuan tentang pertandingan basket".

10 December 2008

Chris Paul

Christopher Emmanuel Paul (lahir tanggal 6 Mei 1985 di Winston-Salem, North Carolina) adalah pemain basket profesional yang sekarang ini bermain sebagai point guard untuk tim NBA New Orleans Hornets. Dia memenangkan penghargaan NBA Rookie of the Year pada tahun 2006 dan ikut serta mengantarkan tim nasional Amerika Serikat memenangkan medali emas di Olimpiade Beijing 2008. Dia dianggap sebagai salah satu point guard terbaik saat ini meskipun umurnya masih sangat muda.

Paul merupakan pilihan ke-empat dalam putaran pertama NBA Draft 2005. Karena bencana badai Katrina, Paul tidak memainkan keseluruhan musim pertamanya di New Orleans. Hornets hanya sempat memainkan tiga pertandingannya di New Orleans dan meneruskan sisa musimnya di Oklahoma City. Paul memimpin perolehan point, assist, steal, dan menit per game dari keseluruhan rookie lainnya, oleh karena itu dia mendapatkan penghargaan NBA Rookie of the Year pada tahun 2006. Paul hampir bisa dikatakan menang mutlak untuk penghargaan, hanya seorang analis televisi untuk Utah Jazz yang memilih memberikan suaranya untuk Deron Williams. Hal ini, disertai fakta bahwa keduanya terpilih dalam draft secara berurutan dan bermain pada posisi yang sama, telah mengakibatkan rivalitas di atas lapangan di antara keduanya. Rivalitas mereka dimulai pada tanggal 1 Desember 2004 ketika Paul masih bermain untuk Wake Forest dan Williams bermain untuk Illinois bertemu dalam pertandingan NCAA. Pada pertandingan tersebut Illinois berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 91 - 73 dan pada melaju sebagai juara NCAA 2005. Williams membukukan 8 point dan 11 assist, sedangkan Paul hanya mampu mencetak 10 point.

Paul mengakhiri musim 2005/2006 dengan rata-rata 16,1 poin, 7,8 assist, dan 5,1 rebound per game. Dia juga menang mutlak dalam pemilihan NBA All Rookie First Team dan berhasil memperoleh penghargaan Rokkie of the Month untuk Western Conference setiap bulan. Dia mencatat triple-double pertamanya pada tanggal 2 April 2006 ketika bertanding melawan Toronto Raptors dengan 24 poin, 12 rebound, dan 12 assist.

Pada musim 2006/2007, Hornets masih bermarkas di Oklahoma City. Paul meningkatkan rata-rata perolehan poin dan assist menjadi 17,3 dan 8,9 per game. Rata-rata rebound-nya menjadi 4,4 per game. Hanya saja, musim ini Paul lebih sering berkutat dengan masalah cedera yang dialaminya, sehingga dia hanya sempat memainkan 64 laga pertandingan.

Pada musim 2007/2008, Hornets sudah dapat kembali menggunakan markasnya di New Orleans. Di musim ini Paul mampu menunjukkan bahwa dia adalah seorang superstar. Paul mempunyai catatan rata-rata 21,1 poin, 4 rebound, dan memimpin NBA untuk perolehan steal dan assist dengan rata-rata 2,71 an 11,6 per game. Dia terpilih oleh para pelatih NBA untuk dapat bermain dalam ajang NBA All-Star 2008 yang diadakan di kota New Orleans. Rekan satu timnya, David West, juga berhasil terpilih sebagai cadangan All-Star dan pelatih Hornets, Byron Scott, menangani All-Star dari Western Conference. Paul berhasil menyelesaikan pertandingan dengan 16 poin, 14 assist, dan 5 steal, tetapi Western Conference harus mengakui keungguluan Eastern Conference dengan skor 134 - 128.

Paul membantu Hornets mencatat rekor menang-kalah terbaik dalam sejarah klub dengan 56 menang dan 26 kalah, urutan kedua di Western Conference. Selain itu, Hornets juga mendapatkan tiket ke babak playoff pada tanggal 4 April 2008, pertama kali sejak musim 2003. Paul mengakhiri musim ini dengan memimpin perolehan assist dan steal dengan 11,6 dan 2,71 per game, dan berhasil melakukan steal di semua 80 pertandingan yang dia mainkan.

Pada pertandingan playoff pertamanya melawan Dallas Mavericks, dia mencetak 35 poin, di mana 24 diantaranya dia cetak di babak kedua, dengan 10 assist dan 4 steal. Pada game ke-dua, dia mencetak 32 poin dan mencatat rekor playoff dengan 17 assist, mengantarkan kemenangan Hornets 127 - 103 atas Dallas. Pada putaran pertama playoff tersebut, Hornets mampu mengalahkan Mavericks dengan keunggulan 5 - 1. Di game ke-lima Paul mencetak triple-double dengan 24 poin, 11 rebound, dan 15 assist.

Paul berada pada urutan ke-dua dalam voting MVP, di bawah Kobe Bryant yang mengalahkannya dengan selisih suara 306. Dia juga terpilih dalam daftar All-NBA First Team.

Paul berpartisipasi dalam olimpiade Beijing 2008 sebagai cadangan Jason Kidd, di mana Amerika Serikat menjadi tim yang tidak terkalahkan untuk memperoleh medali emas, mengalahkan juara dunia 2006, Spanyol.

09 December 2008

Perubahan Peraturan FIBA

Pertemuan FIBA Central Board, badan eksekutif tertinggi International Basketball Federation, di Beijing tanggal 26 April kemarin menghasilkan beberapa keputusan bersejarah berkaitan dengan peraturan pertandingan. Berdasarkan rekomendasi dari FIBA Technical Commission (sekelompok ahli yang menangani peraturan pertandingan), beberapa amandemen peraturan resmi pertandingan bola basket telah disetujui.

Rekomendasi tersebut berusaha untuk mempersatukan peraturan pertandingan yang sudah ada, sehingga di masa depan hanya akan ada satu peraturan untuk pertandingan bola basket di seluruh dunia. Di bawa ini adalah ringkasan perubahan peraturan-peraturan yang telah disetujui, termasuk juga amandemen bersejarah seperti perpanjangan garis three point (sejak 1984), dan perubahan bentuk area trapesium (sejak tahun 1950) menjadi persegi panjang. Semua perubahan yang disebutkan di bawah ini akan diberlakukan secara efektif mulai tanggal 1 Oktober 2008, setelah Olimpiade Beijing 2008.

Artikel 4.3 Seragam

Ketentuan bahwa T-shirt boleh dikenakan di bawah segaram pemain menjadi tidak valid lagi.

Artikel 25.2.3 Pemain yang jatuh di lantai

Pemain yang jatuh dan meluncur di lantai sambil memegang bola merupakan tindakan yang legal.

Artikel 28.1.3 Bola berada di area frontcourt

Bola dianggap berada di area frontcourt, apabila ketika selama dribble dari backcourt ke frontcourt, kedua kaki dari pemain yang sedang men-dribble dan bola bersentuhan dengan frontcourt.

Artikel 31.1.2 Bola kembali ke area backcourt

Jika seorang pemain yang melompat dari frontcourt, untuk memperebutkan kendali permainan dari lawan ketika masih berada di udara, dan mendarat di area backcourt bukan merupakan pelanggaran.

Artikel 31 Goaltending dan Interferensi

Jika seorang pemain meraih dan menyentuh bola dari bawah ring basket merupakan tindakan interferensi (bukan pelanggaran yang sederhana) dan akan dikenai konsekuensi yang relevan.

Artikel 36.1.4 Pelanggaran Unsportmanlike

Jika pemain defensive melakukan kontak dengan seorang pemain offensive dari belakang atau samping dengan maksud untuk menghentikan fastbreak, sementara tidak ada pemain defensive lain di antara pemain offensive dan ring basket, maka tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran unsportmanlike.

Aritkel 38.3.1 Technical Foul

Technical foul dapat diberikan pada seorang pemain yang secara berlebihan mengayunkan siku lengan (meskipun tanpa kontak dengan pemain lawan).


Sedangkan, amandemen peraturan yang disebutkan di bawah ini akan berlaku untuk tingkat kompetisi sebagai berikut:

  • Kompetisi Tingkat Tinggi/Tingkat 1, (kompetisi resmi FIBA, misalnya turnamen olimpiade, kejuaraan dunia, kejuaran dunia U19 dan U17, dan kejuaraan antar zona atau kontinental) , berlaku mulai tanggal 1 Oktober 2010, setelah kejuaran dunia tahun 2010.
  • Kompetisi Tingat Menengah/Tingkat2, (misalnya semua kompetisi resmi FIBA dan kompetisi tingkat tinggi pada federasi nasional), berlaku mulai tanggal 1 Oktober 2012, setelah Olimpiade London 2012.

Gambar 1 Perubahan garis free-throw

Artikel 2.2.3 Garis Free-Throw

Area three-second berbentuk persegi panjang (bukan lagi trapesium) seperti Gambar 1 di atas.

Artikel 2.2.4 Area Three-Point

Jarak garis three-point menjadi 6,75 meter (bukan 6,25 meter seperti yang ada sekarang).

Artikel 2.2.5 Sideline
Throw-In

Dua garis kecil akan ditambahkan di luar lapangan, di sisi yang berlawanan dari area meja ofisial dan bangku cadangan, dengan jarak 8,325 meter dari baseline, dengan kata lain, sejajar dengan puncak garis three-point. Pada dua menit terakhir dari pertandingan dan periode perpanjangan waktu, time-out yang diberikan pada tim yang sedang menguasai bola di area backcourt, throw-in selanjutnya akan dilakukan pada sisi yang berlawanan dari meja ofisial dari garis sideline throw-in dan bukan dari garis halfcourt seperti sekarang.

Aritkel 2.2.7 Setengah Lingakaran No-Charge

Ditambahkan tanda setengah lingkaran no-charge di bawa ring basket. Jaraknya dari titik tengah ring basket (pada lantai) adalah 1,25 meter. Offensive foul tidak diberikan jika terjadi kontak oleh pemain offensive terhadap pemain defensive yang berdiri di area setengah lingakaran no-charge.

Artikel 29 Dua Puluh Empat Detik

Jika throw-in dilakukan di area backcourt peralatan 24 detik dikembalikan ke 24 detik. Jika throw-in dilakukan di area frontcourt, peralatan 24 detik akan diperlakukan sebagai berikut:

  • Jika peralatan 24 detik menunjukkan angka 14 atau lebih ketika pertandingan dihentikan, maka angka yang tertera pada peralatan 24 detik tidak perlu dikembalikan.
  • Jika peralatan 24 detik menunjukkan angka 13 atau kurang ketika pertandingan dihentikan, maka angka yang tertera pada peralatan 24 detik diatur supaya menunjukkan angka 14 detik.

Untuk visualisasi yang lebih jelas dari perubahan peraturan-peraturan di atas, silakan mengamati Gambar 2.

Gambar 2 Diagram lapangan basket

05 December 2008

Cedera Ankle

Ketika ankle terkilir, mungkin kamu akan menangis dan segera menyadari kalau kamu sedang cedera ankle. Kedengarannya sepele, tetapi cedera jenis ini mempunyai pengaruh yang serius jika tidak diperlakukan dengan benar. Basket adalah permainan yang melibatkan perubahan arah berlari secara cepat, sebagaimana lompatan dan pendaratan yang terus-menerus. Sialnya, aktivitas ini meningkatkan kemungkinan pemain basket menderita cedera ankle. Jika hal tersebut terjadi, setiap pemain harus memahami apa yang sebaiknya dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan yang memungkinkannya untuk kembali ke lapangan pertandingan secepat mungkin.

Cedera ankle yang paling sering terjadi adalah inversion. Cedera ini disebabkan oleh pendaratan kaki seorang pemain di atas kaki pemain lain, dengan kaki pemain pertama menggulung ke sisi luar. Hal ini membuat sobek ligamen bagian luar, serat kuat yang mengikat telapak kaki dengan kaki bagian bawah. Penanganan awal terhadap cedera ankle sangat penting dan membutuhkan metode RICE, yang berarti:

  • Rest
  • Ice
  • Compression
  • Elevation

RICE dibutuhkan untuk membatasi rasa sakit, pendarahan, dan pembengkakan di sekitar sendi ankle. Pembengakan terjadi dengan lambat, pertama-tama nampak kecil, tetapi seiring berjalannya waktu, akan membesar di sekitar sendi dan membatasi pergerakan dan mengganggu proses rehabilitasi pemain. Pembengkakan yang lebih besar mangakibatkan pemain dapat absen dari lapangan basket lebih lama. Penanganan awal di lapangan seharusnya dapat untuk menentukan tingkatan cedera.

Pemain yang cedera seharusnya segera berhenti bermain dan REST. Meneruskan pergerakan ankle hanya akan meningkatkan pendarahan dan pembengkakan.

ICE harus segera dibalutkan pada area yang sakit. Es seharusnya dibalutkan tiap jam, selama 15 menit, pada empat jam pertama. Penggunaan es dilanjutkan setiap empat jam sekali sampai 24 - 48 jam ke depan.

COMPRESSION dapat meminimalisir pendarahan dan pembengkakan. Kompres dilakukan dengan menggunakan perban elatis. Jika pembengkakan mengakibatkan perban menjadi lebih erat maka harus segera dikendurkan. Teknik pembalutan perban yang digunakan adalah Lousiana seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

1

2

3

4

5

ELEVATION pada ankle sangat penting dan seharusnya lebih atas dari posisi jantung dan dilakukan sesering mungkin selama 48 jam pertama. Perlakuan ini mengurangi aliran darah ke ankle. Nasehat petugas medis dapat digunakan untuk memperkirakan seberapa parah cedera pada ligamen dan mengantisipasi terjadinya keretakan tulang.

Proses penyembuhan

Dibutuhkan program rehabilitasi menyeluruh sehingga pemain dapat kembali bermain di lapangan dengan ketangkasan seperti semula dan mencegah cedera yang lebih parah lagi. Fisioterapi merupakan bagian penting dari prosedur rehabilitasi. Fisioterapis akan memperkirakan seberapa parah cedera, dan merawat ligamen dan sendi, dengan tujuan memperoleh kembali pergerakan ankle yang normal, mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Tindakan ini mungkin melibatkan pemijatan ligamen, mobilisasi, peregangan ankle, latihan kekuatan, latihan keseimbangan, penggunaan teknik terapi elektro seperti ultrasonik, dan pengikatan atau penahanan sendi yang terluka.

Pemain dapat kembali berolahraga ketika pemain sudah dapat melompat, berlari ke depan, belakang, samping, arah angka delapan, dan mempunyai kemampuan untuk mengubah arah lari secara cepat tanpa rasa sakit. Sekali pemain kembali bermain, pengikatan atau penahanan ankle mungkin masih diperlukan sebagai pembantu keseimbangan ankle yang secara signifikan masih lemah karena cedera yang baru saja diderita. Sekali terjadi cedera ankle, maka ankle tersebut akan empat kali lebih rawan terhadap cedera yang sama. Oleh karena itu, penyokongan ankle menggunakan pengikat merupakan cara yang ideal untuk membantu pemain dapat kembali bermain basket, dan yang paling penting, mencegah cedera yang lebih parah di masa depan.

Tips

Untuk melatih kembali sel-sel yang ada pada ankle, berdiri dengan kaki yang cedera, peroleh keseimbanganmu sambil menutup kedua mata, dan pertahankan selama mungkin. Ketika sudah dapat melakukan hal tersebut, lanjutkan dengan melakukan lompatan kecil, melompat dan mendarat dengan kedua mata tertutup.

02 December 2008

Zone Defense 2-3

Zone defense 2-3 merupakan jenis zone defense yang paling sering kita lihat. Kelebihannya adalah dapat melindungi area paint dengan menempatkan beberapa big man di dalam. Kelemahannya adalah dapat dikalahkan oleh tim yang mempunyai shooting luar bagus, terdapat ruang terbuka pada area wing, point, dan high post.

Sering kali kita berpendapat bahwa zone defense 2-3 merupakan jenis defense yang dapat diterapkan oleh tim dengan kemampuan fisik kurang bagus untuk memaksa tim lawan melakukan shooting dari luar, sementara itu area paint terlindungi sehingga rebound dapat dikuasai. Pendapat tersebut benar bahwa tim dengan kemampuan fisik yang kurang bagus mungkin akan lebih sukses dengan melakukan jenis defense ini karena dapat mencegah penetrasi pemain lawan dan menguasai permainan di daerah post. Biasanya tim offensive harus lebih sabar untuk mendapatkan peluang baik melakukan shooting, dan oleh karena itu defense ini dapat dijadikan cara untuk mengendalikan tempo pertandingan. Di sisi lain, jika sebuah tim mempunyai pemain-pemain dengan kemampuan fisik yang bagus, zone 2-3 dapat lebih agresif, dengan cara melakukan trap, sehingga dapat menyebabkan turnover dan steal. Trap dapat dilakukan secara agresif pada area corner, wing, dan adakalanya di area point.

Bebera poin penting dalam zone defense 2-3 adalah sebagai berikut:

Bola di area wing

Lihat Gambar 1. Pemain defensive luar atas (X1 atau X2) menjaga area wing. Kecuali, jika tim offensive melakukan skip pass dari satu wing ke wing yang lain, di mana pemain luar bawah (X3 atau X4) pada awalnya akan berlari keluar untuk menjaga wing sampai pemain defensive luar atas datang, kemudian pemain defensive luar bawah akan kembali ke posisi low post. Hal ini juga terjadi jika tim offensive melakukan quick reversal (Gambar 2).

Gambar 1 Di area wing

Gambar 2 Quick reversal

Bola di area corner

Lihat Gambar 3. Pemain defensive luar bawah akan menjaga area corner. Dalam hal ini pemain defensive tengah (X5) dengan cepat berpindah ke area block untuk mencegah passing ke dalam. Pada situasi ini, X2 mencegah passing kembali ke area wing sementara X1 menjaga area elbow (high post). Tergantung pada kekuatan tim offensive, mungkin X2 dapat melonggarkan penjagaan di area wing untuk membantu mencegah penetrasi ke dalam oleh O4.

Lihat Gambar 4. Area corner merupakan kesempatan untuk melakukan trap, jika pemain defensive mempunyai kecepatan untuk melakukannya. Sebagai tambahan penjagaan pemain luar bawah (X4), pemain luar atas (X2) akan dengan cepat melakukan trap di area corner. X1 akan mencegah passing kembalian ke area wing dan X3 menjaga area elbow (high post). Skip pass jauh ke sisi wing yang lain juga diantisipasi oleh X3 dan X1 ganti menjaga area high post (Gambar 5).

Gambar 3 Di area corner

Gambar 4 Trap area corner



Gambar 5 Skip pass

Passing ke high post

Lihat Gambar 6. Pemain defensive X5 bertugas menjaga pemain high post (mirip dengan zone defense 2-1-2). Tetapi area paint di bawah ring basket harus tetap diawasi. Pemain defensive X3 dan X4 mungkin harus berpindah ke area paint ketika X5 bergerak ke atas.

Gambar 6 Passing ke high post

Menjaga area point

Menjaga area point selalu menjadi masalah tersendiri. Jika telah diketahui pemain offensive O2 mempunyai shooting yang bagus, maka pemain defensive X1 pertama kali bertugas menjaga area paint dan X2 bergeser ke arah O2. Dan hal yang berlawanan akan diterapkan jika O3 mempunyai kemampuan shooting yang bagus. Mungkin pertama kali diputuskan untuk menjaga area poin lebih longgar, tetapi jika pemain offensive O1 juga mempunyai kemampuan melakukan shooting, maka area point harus diberi tekanan. Jangan pernah membiarkan pemain point tim offensive melakukan penetrasi ke dalam. Oleh karena itu pemain X1 dan X2 mungkin harus bekerja ekstra keras, dan saling bekerja sama untuk menjaga area point dan kedua wing.

Mengantisipasi skip pass

Skip pass dari area corner ke area point diantisipasi oleh pemain defensive luar. Misalnya:

  1. Skip pass dari area corner ke area corner yang lain atau area wing, maka yang bertugas mengantisipasi adalah pemain defensive luar dalam (X3 atau X4).
  2. Skip pass dari area corner ke area point, maka yang bertugas mengantisipasi adalah pemain luar atas (X1 atau X2).

Para pemain sering berpikir bahwa memainkan zone defense 2-3 lebih mudah dilakukan daripada man-to-man defense, akan tetapi pada kenyataannya, untuk memainkan zone defense yang efektif, para mungkin harus bekerja ekstra keras.

01 December 2008

Zone Defense

Zone defense berbeda dengan man-to-man defense. Pada man-to-man defense, setiap pemain defensive bertugas menjaga seorang pemain offensive tertentu. Sedangkan pada zone defense, setiap pemain defensive bertanggung jawab untuk menjaga suatu area, atau "zone", dan setiap pemain offensive yang memasuki area tersebut. Pemain defensive pada zone defense berpindah posisinya sesuai dengan posisi pergerakan bola.

Zone defense sering efektif digunakan untuk menghentikan penetrasi dan pergerakan satu lawan satu. Meskipun demikian, setiap pemain harus mengembangkan kemampuannya melakukan man-to-man defense terlebih dahulu.

Zone defense memaksa tim offensive untuk melakukan shooting dari jarak jauh. Tujuan utama dari zone defense adalah:
  • Memberikan tekanan pada area ball-side (untuk memahami isitilah asing lihat artikel ("Terminologi bola basket") dari half-court, dengan tujuan untuk mengganggu shooting dan memberikan pertolongan ketika seorang pemain offensive melakukan penetrasi dengan atau tanpa bola.
  • Mencegah penetrasi sehingga memaksa tim offensive untuk hanya memainkan bola di daerah sekitar perimeter, atau jauh dari ring basket.

Kelebihan zone defense

  1. Tidak semua tim mempunyai pemain defensive yang cepat dan bagus. Atau tim offensive mempunyai beberapa pemain yang luar biasa cepat untuk bisa dijaga secara individual. Memainkan zone defense dapat membantu terjadinya mis-match. Suatu tim yang mempunyai pemain-pemain tinggi, kuat, tetapi tidak terlalu cepat, bisa menakut-nakuti lawan jika menerapkan zone defense karena semua pemain tinggi akan menumpuk di dalam area paint.
  2. Dengan menggunakan zone defense, area paint dapat dilindungi dan memaksa lawan melakukan shooting dari jarak jauh. Misalnya, zone defense 2-1-2 atau 2-3 menempatkan tiga pemain di dalam area paint dan mengundang lawan untuk melakukan shooting dari luar. Defense ini dapat digunakan sebagai cara untuk mengetahui apakah pemain lawan dapat melakukan shooting dari luar. Tidak semua tim dapat melakukan shooting dari luar secara konsisten.
  3. Defense ini dapat melindungi satu atau lebih pemain yang sudah dalam kondisi foul trouble, terutama big man.
  4. Tempo pertandingan dapat diperlambat ketika waktu pertandingan tersisa 2 menit dan tim sedang memimpin 8 sampai 10 poin. Hali ini dikarenakan dengan menggunakan zone defense, tim offensive dipaksa untuk melakukan ekstra passing sebelum melakukan shooting.
  5. Kadang-kadang ketika tim sedang kelelahan, memainkan zone untuk beberapa menit dapat menolong pemain melakukan pemulihan. Meskipun demikian para pemain harus bergerak cepat tanpa memperhatikan jenis defense yang sedang dimainkan.
  6. Dengan melakukan perubahan defense man-to-man ke zone defense yang berbeda-beda dapat membuat tim offensive kehilangan fokus.
  7. Zone defense dapat membuat organisir fast break menjadi lebih efisien.

Kekurangan zone defense

  1. Jika suatu tim sedang dalam kondisi tertinggal, dengan memainkan zone defense tidak cukup untuk memberikan tekanan pada pemain offensive, oleh karena itu pemain offensive dapat mengulur-ulur waktu. Untuk situasi seperti ini harus digunakan man-to-man defense.
  2. Jika lawan mempunya kemampuan shooting yang bagus, zone defense akan dapat dikalahkan, dalam hal ini man-to-man defense juga harus diterapkan.
  3. Pada zone defense tidak selalu jelas tugas box-out untuk melakukan rebound dan kadang-kadang pemain offensive dapat menerobos masuk untuk melakukan rebound.
  4. Jika zone defense dilakukan hampir sepanjang pertandingan, dan jarang memainkan man-to-man, para pemain mungkin menjadi lengah dan dapat menurunkan kemampuannya melakukan man-to-man defense.

Petunjuk dasar untuk semua jenis zone defense

  1. Paksa bola berada di luar. Lakukan double-team jika bola sedang berada di area paint.
  2. Antar pemain harus lebih vokal dan saling berkomunikasi.
  3. Pergerakan pemain relatif terhadap pergerakan bola.
  4. Hands-up, sehingga jalur pasing dapat dihalangi.
  5. Ketika terjadi penetrasi oleh pemain offensive, celah-celah yang ada harus segera ditutup.
  6. Kenali pemain lawan. Jaga dengan ketat pemain offensive yang mempunyai kemampuan shooting sangat bagus, dan longgarkan penjagaan pada pemain offensive yang tidak pernah melakukan shooting.
  7. Lakukan trap pada area corner.
  8. Jika sedang memimpin pertandingan, jangan berjudi dengan terlalu sering melakukan trap pada area wing dan point. Berikan tekanan pada pemain offensive yang sedang menguasai bola, lindungi area paint, dan juga paksa lawan melakukan shooting dari luar (shooting dengan persentase masuk rendah).

Gambar 1 Area Rebound

Penelitian terhadap area rebound

Berdasarkan penelitian, Gambar 1 menunjukkan sepuluh area rebound yang paling mungkin terjadi ketika suatu shooting jarak menengah meleset.

  • Persentase kemungkinan bola memantul pada area tertentu, tidak tergantung dari mana shooting dilakukan adalah:
    • Area nomor 3: 40%
    • Area nomor 4: 35%
    • Area nomor 10: 15%
    • Sisa 10% terbagi untuk area yang lain.
  • Shooting yang meleset dari area nomor 1: 55% pantulan bola mengarah ke area nomor 4.
  • Shooting yang meleset dari area nomor 2: 60% pantulan bola mengarah ke area nomor 3.
  • Shooting yang meleset dari area nomor 5: 66% pantulan bola mengarah ke area nomor 4.
  • Shooting yang meleset dari area nomor 6: 56% pantulan bola mengarah ke area nomor 3.
  • Shooting yang meleset dari area nomor 7: 54% pantulan bola mengarah ke area nomor 4.
  • Shooting yang meleset dari area nomor 8: 52% pantulan bola mengarah ke area nomor 3.